Talitha duduk disamping syakira yang kini nampak serius menonton kartun kesukaannya. Gadis itu memang sudah merasa tidak enak. Yah ini waktu tamu bulanan nya dan ia tahu apa yang harus dia lakukan agar jika nyeri haid melanda dia bisa mengatasinya. Dirinya ingat bahwa ini bukan kamar kos atau kamar pribadinya jadi sebelum kesini didalam tas kecilnya ia sudah menyiapkan pembalut sewaktu waktu dibutuhkan.
Suara knop pintu toilet terbuka menampilkan rayyan yang terbalut kimono alias ballroom. Dirinya sempat heran apakah laki-laki itu lupa tidak membawa pakaiannya ke toilet
"Baju aku mana"ucap rayyan membuka suara. Thalita terenyak kaget sedikit heran dengan pertanyaan rayyan
"Hah"ucap talitha bengong menaikan halisnya sebentar lalu cepat cepat beranjak
"Gus ngga bawa baju ke toilet memang tadi?" Tanya talitha sembari membuka lemari rayyan dan mengambil koko juga sarung yang tergantung dan dalaman tanpa gengsi. Talitha tipikal gadis yang memang apa adanya
Rayyan mengeleng lalu mengambil baju itu segera ke kamar mandi untuk menganti bajunya
Sementara syakira yang menyaksikan turun dan mematikan siaran televisinya dan berkata pada sang onty
"Kira mau ikut ammi jamaah onty, bilang ammi tungguin kira bawa mukena dulu" ucap bocah 3 tahun itu yang membuat thalitha lagi lagi dibuat kaget
Syakira keponakannya itu sudah fasih berbicara dan sangat kental akan didikan beragama. Gadis itu juga nampak mandiri ke luar kamar bergegas membawa mukena
Knop pintu kamar mandi terbuka kembali, nampak rayyan yang tengah merapihkan sarung dan berjalan ke arah meja rias mengambil sisir miliknya.
Rayyan memang laki-laki yang idaman oleh orang tuanya untuk dijadikan menantu. Laki-laki 2 tahun diatas nya itu juga terbilang pandai karena sudah menyelesaikan S1 di negeri seberang sana.
"Kamu gak siap siap salat?"tanya rayyan yang menatap talitha di cermin. Talitha menjawab seadanya sudah dikatakan kan talitha orang nya yaa gini
"Lagi libur gak salat"jawab talitha singkat yang diangguki rayyan
Talitha juga tersadar akan bubur kacang yang belum di makan laki-laki itu didepan meja televisi miliknya
"Gus ini bubur kacangnya"ucap talitha yang membuat rayyan balik menatapnya
"Aku kan udah bilang suruh kamu makan, kamu sejak sampai disini belum makan kan?"tanya rayyan yang membuat talitha mengeleng
"Lagi ngga mod gus kalau awal haid gini makan apapun" ucap talitha jujur biarkan saja talitha dikira tidak memfilter tapi memang adanya kan
Rayyan menghela nafas mencoba mengerti laki laki itu menyimpan sisirnya dimeja rias sembari menatap talitha yang kini merebahkan kepala dan kakinya di sofa kamar mereka
Hingga suara cempreng membuka pintu kamar mereka yah keduanya sudah menebak siapa pelakunya, siapa lagi jikalau syakira
"Ammiii kira ikut jamaah sama ammi ke mesjid hehehe"cengiran khas bocah tersebut
Rayyan mengangguk sekilas lalu mengambil parfum miliknya menyemprotkan secukupnya
"Onty gak siap siap salat?"tanya syakira yang dibalas gelengan oleh tata
"Onty lagi libur ga salat" ucap talitha yang diangguki syakira
"Oh iyaa kata ummi karna haid yaa nanti kira juga pasti gitu kalau udah gede" ucap gadis itu lalu beranjak membuka pintu
"Saya tinggal dulu yaa, assalamualaikum" ucap rayyan diangguki talitha
"Waalaikumsalam"
----
Pukul 20.00 WIB
Talitha terbangun dengan memeluk guling yang gadis itu ambil dari kasur kamar rayyan ralat maksudnya kamar mereka. Gadis itu mengedarkan pandangan seraya berpikir apakah rayyan belum kembali dari mesjid. Namun matanya melihat sejadah yang laki-laki itu bawa sudah ada di pinggir kasur.Apakah rayyan sudah pulang?Gadis itu terperajat belum lagi dirinya juga baru menyadari terdapat bantal dan sarung pantai bermotif kuda menyelimutinya
Hingga suara knop pintu terbuka menampilkan rayyan yang membawa kresek putih di tangan kiri dan nampan berisi air juga makan malam di tangan kanannya. Lagi lagi talitha reflek berdiri dan mendekat kearah suaminya yang belum genap 1 minggu itu
" gus, kenapa makan malamnya dibawa kesini? " tanya talitha sembari mengambil nampan membantu rayyan
Rayyan menutup pintu mengikuti talitha yang duduk di sofa, laki-laki berkata
"Tadi aku pulang ga tega bangunin kamu apalagi aku kira kamu takutnya lgi nyeri haid, jadi aku bawakan kamu makan malam"ucap rayyan menatap nampan di meja sofa nya itu
"Aku juga tadi sempet ke super market pondok, saya belikan kamu jamu nyeri haid sama pembalut. Kalau soal pembalut aku cuman minta saran mba kasirnya, siapa tahu kamu perlu"ucap rayyan lagi yang membuat mulut talitha menganga
Rayyan? Membeli pembalut?hei dirinya saja jika menitipkan benda tersebut kepada sang ayah jika ke supermarket akan ditolak mentah mentah oleh ayahnya. Bahkan ayahnya lebih mau memberikan uang lebih agar membeli ke supermarket online di antar ojek online, jangan tanya kenapa karna kata nya sang ayah pernah mengalami hal tidak mengenakan menyangkut benda bernama pembalut
Pipi talitha serasa merah. Malu jelas, ia juga membuka kresek disana bukan hanya ada pembalut dan jamu yang dimaksud rayyan disana juga terdapat kopi dan makanan ringan juga susu indomilk coklat
"Makasii gus, tata beresin dulu yaa" ucap talitha beranjak namun di cegat oleh rayyan
"Makan dulu,"ucap rayyan menekan. Laki-laki tahu bahwa talita memang belum makan sejak siang tadi.
Talitha mengangguk lalu mengambil minum disana. Gadis itu menatap sekilas rayyan yang kini memperhatikan notebook nya entah pekerjaan apa yang gus itu sibuk kan.
Dalam hati terkecilnya talitha sedikit nyaman berada didekat laki laki ini walau menyangkut cinta. Talitha tidak munafik Itu masih sepenuhnya milik raka
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Yang Terakhir?
SpiritualThalita Hanna Ranisa gadis cantik yang masih kuliah semester 4 ini tiba-tiba dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang Gus yang sebelumnya tak pernah terpikir di otak kecilnya Ini bukan soal talitha yang tidak menghargai bahkan membenci rayyan cal...