Part 11

35 2 2
                                    

Ayoo dong vote komen and share kawan kawan. Ga papa vote aja biar aku ngerasa emang cerita ini ada yang baca dan aku semangat lanjutin. Makasii semuaa salam penulis amatiran🥰

Sore harinya kali ini talitha sudah berganti pakaian dan berjalan jalan bersama syakira dengan di temani zahro. Sedari tadi sesudah tidur siang keponakan kecilnya itu merengek meminta bermain ke komplek putri. Talitha meng iyakan saja dengan mengajukan syarat sembari bermain kesana sang keponakan juga harus sembari makan sore.

Lihatlah syakira nampak sedang bermain bersama para santri putri yang sedang bermain ular tangga. Sesekali bocah itu terkekeh dan berceloteh seolah paham maksud permainan nya.

Nampak pula zahro yang sedang menyuapi syakira yang bergabung disana. Talitha sebenarnya sudah  meminta piring milik ponakannya itu namun, ditolak halus oleh zahro karena bagaimana pun talitha adalah ning nya. Padahal disini talitha menempatkan sebagai teman mungkin dengan ndalem atau para santri

Talitha juga menelisik seluruh ruangan. Nampak kamar santriwati sudah di bangun lebih besar ketimbang saat dirinya dulu pernah mondok di salahsatu pesantren. Terdapat 3 lantai kamar santri putri ini. Setiap kamar di tuliskan dengan nama nama sahabat nabi yang didalamnya sudah diisi dengan fasilitas kasur tingkat 2 dan lemari.

Pandangan talitha juga terpusat pada seorang gadis yang nampak menangis saat di suapi temannya. Iyaa tahu gadis itu sedang sakit nampak tertempel pula kain kompres di dahinya.

"Kira onty kesana dulu yaa" ucap talitha yang membuat sang keponakan mengangguk sekilas

"Saya kesana dulu yaa zahro titip sebentar syakira" ucap talitha yang diangguki oleh zahro

Sepanjang perjalanan melewati ranjang santriwati. Talitha mendapat beberapa sapaan. Yah sekarang waktunya jam makan sore maka dari itu banyak santriwati yang berjalan ke bawah tempat makan

Kaki talitha berhenti diranjang gadis yang sakit itu menampak keduanya nampak sedikit terkejut. Talitha tersenyum lalu berkata

"Assalamualaikum haloo kamu katya?" Ucap talitha membaca nama yang tertera di ranjang depan setiap kasur. Memang disini setiap ranjang memiliki nama tersendiri karena dibagi rata oleh pengurus kamarnya

"Waalaikumsalam ning, saya katya ning anu ning kasurnya nuni di atas" jawab katya yang ternyata teman gadis itu yang sedang menyuapi. Memang sudah tak aneh lagi jikalau setiap santriwati yang kebagian ranjang diatas dan santri tersebut sakit pasti mereka akan bergantian tempat tidur akan memudahkan aktifitas. Definisi gotong royong dan ikhlas itu dapat didapatkan disini

Talitha mengangguk mengerti. Lalu tangannya terulur mengambil kompresan di kepala nuni dan mengecek sebentar suhu badan gadis itu

"Kamu demamnya, badannya panas sudah minta obat penurun panas?" Tanya talitha yang membuat katya mengeleng

"Anu ning ngapuntene, nuni ndak bisa minum obat tablet ning jadi kadang harus di bubukin dulu" jelas katya yang membuat talitha mengangguk

"Kalian tunggu yaa sebentar saya ke ndalem dulu" ucap talitha turun ke bawah yahh tanpa berpamitan karena niatnya ia hanya akan membawa alat kesehatan miliknya.

7 menit kemudian, talitha berjalan menemui katya dan nuni. Keduanya juga sudah menunggu talitha yang tadi pamit sebentar. Disana juga sudah terdapat seorang ustadzah kamar mereka. Talitha tahu karena ustadzah tersebut memakai jas hijau tosca yang memang menandakan pengurus

"Assalamualaikum ning" ucap ustadzah tersenyum menyalami talitha. Talitha menjawab salam tersebut santun.

"Waalaikumsalam, ustadzah saya izin yaa memeriksa nuni kasian badannya demam"ucap talitha lembut ustadzah tersenyum terhenyak. Baru melihat bahwa terdapat seorang ning yang mau turun tangan memeriksa santrinya

Kamu Yang Terakhir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang