Part 8

38 3 0
                                    

Hari kamis
Tak terasa hari ini akhir minggu, katakan matilah talitha karena besok dirinya jadwal pulang. Sempat terbesit untuk pulang ke rumah orang tua nya, namun hal tersebut cepat cepat ia batalkan karena yang ada dirinya akan kena omel ayah dan ibu apalagi hampir 5 hari dirinya tidak bertemu suami nya itu

Thalitha, gadis itu nampak duduk di perpustakan menelungkup wajah sambil sesekali menatap polio miliknya, tugas menulis tangan itu tinggal setengahnya, dirinya pula tengah menunggu arasya yang katanya sedang meminta tanda tangan pembimbing akademik untuk keperluan di rumahnya

Hingga suara seseorang yang sangat familiar membuat gadis itu mendoak yaah itu adalah cakra, masih ingat laki-laki yang menelpon talitha pada saat ke gep rayyan?

"Halo taa, rajin amat loh udah nugas"ucap cakra duduk dihadapan talitha. Talitha menatap cakra sebentar lalu mengangkat bahunya tak peduli

"Lebih cepat lebih santuy kan gue, karena udan ngerjain"jawab gadis itu sekena yang diangguki cakra

Mereka mempunyai segala persamaan orang tua yang sangat alim mungkin dikata dekat dengan agama, anak pertama, sangat nyambung untuk berbicara seputar apapun bahkan merosting orang dengan candaan yang satu frekuensi

"Nih, oleh-oleh kemarin"ucap cakra memberikan satu kresek putih berisi snack makanan

"Ihh gue kan becanda, lagian ngerepotin aja" ucap talitha yang membuat cakra menatap malas

"Tapi bagi gue itu tu ga becanda serius udh ambil aja 1 snack lg loh kasi ke arasya juga nih"ucap cakra yang membuat talitha mengangguk

"Yaudah nanti gue kasih, btw gmana cak sama cewe yg kata loh menarik perhatian itu" tanya talitha yang membuat cakra menatap tidak yakin

"Gue takut aja kalau dapet saingan temen sendiri" ucap cakra yang membuat talitha mencondongkan kepalanya

"Maksud loh? Ada yg suka cewe itu gitu selain loh"tanya talitha yang diangguki sedikit ragu oleh cakra

Talitha menatap laki-laki prihatin, cakra ini ganteng bahkan cewek cewek dari jurusan lain pun banyak mengenalnya dan mengidolakannya, lihat saja mereka yang duduk berhadapan di perpustakan saat ini pun sesekali dicuri pandang oleh beberapa perempuan

"Yaudah yg penting loh usaha dulu cak, btw gue mau nanya nih nanya doang seandainya loh masih inget seseorang yang dulu dan loh saat ini sedang menjalin hubungan loh mau gimana?" Tanya talitha yang membuat cakra mengerti pembahasan gadis itu

"Menurut gue yaa loh fokus aja sama yg sekarang, loh harus bener2 lupain masa lalu itu. Tapi jangan jadikan masa depan pelampiasan buat lupain dia. Akan jahat sih kesan nya" ucap cakra lalu kembali berbicara

"Raka kan? Loh masi inget laki-laki itu, terus siapa yg sekarang lagi deket sama loh?" Tanya cakra selidik, cakra tahu jikalau talitha bukan pribadi yang cepat jatuh cinta paling sesekali mengakui ganteng pandai atau point point lainnya

"Ihh ngga kok, gue lg berandai andai aja gitu kalau gue kaya gitu gmana" ucap talitha yang membuat cakra mengangkat halis tak percaya

Hingga suara notip telpon terdengar berdering membuat talitha menghela nafasnya

"Bentar ibu gue nelepon"ucap talitha yang diangguki cakra

Via tlpn
......
Hah, kok bisa bu?
......
Iyaa tapi tata masih ada urusan di kampus
........
Iyaa tata pasti kesana tapi ini,
.......
Ck oke oke tata kesana, sebentar wassalamualaikum

Cakra yang mendengar percakapan talitha sedikit tertarik, dari nada bicara gadis itu terdengar kaget, kesal bahkan badmod

"Kenapa?"tanya cakra yang membuat talitha menatap kesal

"Ibu nyuruh gue nyusulin dia,,"ucap talitha sembari membereskan polio tugasnya

Hingga arasya yang datang membuka pintu perpustakan menatap talitha yang sudah berdiri meneteng tote bag miliknya

"Loh, loh mau kemana?, kita belum tahu pasti loh ini zoom atau luring" ucap arasya yang membuat talitha tambah kesal setengah mati

"Gue harus nyusul ibu ar, nanti kalau luring gue bakal send surat izin"ucap talitha lalu mengambil 1 snack untuk arasya

"Ini dari cakra, cak gue duluan yaa bye assalamualaikum"ucap gadis itu sembari membuka aplikasi ojek online

Cakra menatap punggung talitha semakin aneh, ada apa sebenarnya dengan gadis itu bertanya seputar laki-laki lain yang sejatinya bukan raka lalu tiba-tiba dengan entengnya meninggalkan kelas. Ada yang tidak beres pikir otaknya

Sementara arasya yang melihat talitha terburu-buru menatap kasian, pasti ada hubungannya dengan rayyan terlebih talitha selama 5 hari tidak menemui laki-laki itu.

------

Suara pentopel yang beradu dengan lantai terdengar di lorong rumah sakit. Rumah sakit Putri Bunda rumah sakit ibu dan anak. Setelah mendapatkan telepon plus sedikit omelan dari ibu talitha di penuhi dari banyak pertanyaan apalagi sang ibu mengshare location alamat rumah sakit, siapa yang sakit? Pikirnya

"Kamu gimana si syakira itu lagi dirawat, dia nanyain terus umma nya, kamu sebagai pengganti umma nya datang dong tadi ibu jenguk mereka liat rayyan kesusahan loh bujuk syakira"

Itu lah ceramah dari sang ibu yang membuat talitha semakin dilanda penasaran. Pengganti umma maksudnya gus rayan sudah mempunyai putri atau talitha mengelengkan kepala lalu menatap benda pipih ditangannya.

Gadis itu juga mengecek ruangan rawat yang di infokan oleh ibunya, hingga matanya langsung menelisik 2 perempuan bersarung yang tengah duduk didepan ruang rawat. Talitha berjalan mendekat kedua orang itu yang mengenal talitha dari kejauhan berdiri sambil tertunduk

"Ning talitha, assalamualaikum ning" ucap kedua gadis itu yang membuat talitha menatap canggung, malu sebenarnya talitha namun paksaan ibu nya dan rasa penasaran akan maksud ucapan sang ibu membuat gadis itu mau uji nyali kesini

"Ning pasti mau jenguk ning syakira yaa, ning syakira baru aja tertidur ning, tadi sehabis makan bubur 1 sendok, ning syakira aga susah makan nya ning" jelas seorang santriwati yang memakai sarung hitam corak hijau

Talitha semakin dilanda kebingungan, siapa ning kecil syakira putra gus rayyan dari perempuan lain begitu

"Ning, mau masuk? Kebetulan gus rayyan tadi pamit ke mesjid" ucap santriwati yang memakai sarung hitam merah

Talitha belum juga berkata kata dirinya sibuk menerka hingga ia membuka suara

"Saya mau masuk kedalam, terima kasih sudah menjaganya" ucap talitha yang diangguki senang oleh kedua santriwati itu

Taliha berjalan bergerak membuka knop pintu, nampak seorang balita 3 tahun terjaga dari tidurnya. Siapa balita perempuan ini rasanya ada sedikit rasa tak menentu jika memakai kenyaatannya rayyan sudah memiliki putri

"Ammii" ucap balita kecil itu tersenyum sedangkan talitha berdiri kaku
hingga suara seseorang yang tidak bertemu dengannya 5 hari terdengar

"Hannah,, syakira jangan turun sayang" ucap rayyan yang beranjak mendekat kearah talitha

Sayang, hei rayyan begitu lembut memperlakukan balita 3 tahun itu, entahlah rasanya talitha baru melihat sisi yang informal laki-laki. Talitha masih memandang rayyan dengan pandangan penuh pertanyaan.

Kamu Yang Terakhir?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang