"Jefian", Pengawal itu terkejut bukan main saat mendengar namanya, wajahnya seperti sedang menutupi sesuatu.
"Ada apa dengan wajahmu?" Tanya Alev.
"Tidak ada, kalau begitu saya pergi dulu, tuan" pengawal itu membungkuk dan pergi darisana sambil berjalan cepat.
"Ada apa dengannya? Seperti ada yang dia sembunyikan" Batin Alev.
Karena tak mau ambil pusing, ia masuk dan menemukan Jefian yang sedang memakan cookies diruang santai.
"Apa yang kau lakukan? Makan dengan santai, kau tidak lihat jam berapa sekarang?" Tanya Alev.
"Apa ada kamar mandi yang lain selain dikamar mu?" Tanya Jefian.
"Samping ruangan kerja ayahku",
"Baiklah, aku akan mandi disana" Jefian berdiri dan pergi kearah ruangan kerja ayah Alev.
Alev pun pergi kekamarnya dan mandi dikamar mandi disana. Saat selesai mandi, dia mencari bajunya, tersadar bahwa dirinya lupa mengambil baju dilemari. Bahkan ia hanya membawa handuk.
Ia sedikit membuka pintu, mengecek sekeliling dan tidak menemukan Jefian disana. Dengan cepat ia melilit handuknya dan keluar dari sana untuk mengunci pintu kamarnya. Tapi, tiba tiba,
"Apa yang kau lakukan?" Tanya seseorang yang berada dibelakangnya. Alev membalikkan badannya perlahan dan mendapati Jefian yang berada dihadapannya.
Alev hanya bisa tersenyum kikuk, saat melihat Jefian. Dengan perlahan, ia berjalan menyamping untuk kekamar mandi lagi. Saat sudah berada didepan pintu kamar mandi, ia langsung berlari masuk kedalam dan mengunci pintunya.
"Anjing, kenapa ada dia disini! Perasaan pas gue cek kagak ada orang dah. Sumpah ini gimana ya? Lama lama gue gak bakal pergi njing. Akh sialan!" Batinnya.
Beberapa menit kemudian, karena sudah merasa aman dia memberanikan dirinya untuk mengintip. Baru saja ia ingin membukanya, pintu itu diketuk oleh seseorang yang ada diluar.
"Al, ngapain masih disitu? Ini udah jam berapa njir" Ucap Jefian.
"Lo keluar dulu njing, gue cuma make handuk" Ucap Alev.
"Gue tunggu dibawah, jam 9 lo sudah harus siap" Ucap Jefian dan keluar dari kamar.
Alev yang mendengar itu, langsung bergegas mengunci pintu dan memakai bajunya. Setelah selesai, ia bergegas menuju kebawah. Alev melihat Jefian duduk disofa dan memakan cookies itu lagi, tanpa Jefian sadari Alev sudah berdiri dibelakangnya.
"Al!" Teriak Jefian.
"Apa?" Gumam Alev.
"Anjing! Sialan lo, gue kira lo masih dikamar"-
"Yaudah ayo" Ucap Jefian.
Mereka pun pergi kegarasi dan menemukan 1 mobil sedan berwarna hitam. Bukannya menaiki, malah tatap tatapan. Seakan akan bertanya, siapa yang akan mengemudi.
"Gue aja" Ucap Alev.
"Emang lo bisa?" Tanya Jefian.
"Gak tau" Ucap Alev dan menampilkan senyum kikuknya.
"Yaelah, gue bisa, cuma ya gitu" Ucap Jefian.
"Kalau naik motor bisa gak sih?" Tanya Alev.
"Lo gila?" Tanya Jefian.
"Gak tau, mungkin gue udah gak waras"-
"Terus ini gim-" Ucapan Alev terpotong, akibat hpnya bergetar menandakan ada pesan yang masuk.
Dad
:Lev, saya lupa ngasih tau kamu, kalau udah mau pergi jangan pakai mobil sedan. Kamu kehalaman aja, disitu ada sport car warna hitam.
:Kuncinya disecurity
Ok:
Alev pergi kehalaman rumahnya dan menemukan sport car yang dimaksud.
"Oyy, Jef" Teriak Alev.
"Apaan?" Tanya Jefian. Ia menghampiri suara yang ia dengarkan tadi dan mendapati sebuah sport car yang berwarna hitam.
"Gue ambil kuncinya dulu" Alev pergi kepos security untuk mengambil kunci mobil itu.
Setelah mendapatkan, Alev langsung bergegas masuk kemobil dan mengambil ahli kemudi, sedangkan Jefian berada disampingnya.
❗Typo Warning❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Olympic
RomanceIa mengikuti sebuah Olimpiade matematika disekolahnya. Tapi setelah Olimpiade, ia dikabarkan bahwa akan menikah dengan seseorang. ⚠️Homophobic⚠️ ❗B×B❗