Thirty one

13 1 0
                                    

Beberapa hari kemudian, setelah melakukan bertunangan. Alev tak lagi tinggal bersama orang tuanya, tapi bersama Jefian.

Alev membeli sebuah rumah berwarna abu abu, pagar putih, dekat dengan rumah Hans dan sekolahnya.

Alev memasuki rumah itu, menuju kamar dan berbaring dikasur dengan posisi kaki yang bergelantungan.

(Kamar Alev dengan Jefian terpisah)

~~~~~~

Dipukul 7 malam, ia terbangun, tapi dibuat heran. Tirai tertutup, lampu dinyalakan, dirinya sudah terlapisi selimut dan bahkan bajunya sudah terganti.

"Lah? Perasaan tadi gue disana apa, kenapa gue bisa disini? Tu anak udah datang? Entahlah" Dirinya berdiri, perutnya berbunyi alias lapar.

"Ada makanan gak ya?" Ia turun kebawah.

Saat berada dilantai 1,

"Dah bangun lo?" Tanya Jefian. Alev mencarinya, tapi tidak menemukan orang itu.

"Hhh.... tangga", Seketika ia menoleh kearah tangga dan betul saja, ada dia disana.

"Menurut lo? Yang jalan sekarang jiwa gue?" Balasnya.

"Serah", Jefian turun kebawah, melewati Alev dan duduk disofa yang berada diruang santai.

"Gak ada makanan, beli sendiri", Alev bergegas kekamarnya, memakai jaketnya dan kebawah lagi.

"Gue pergi" Ucap Alev dan pergi ke garasi.

Saat disana, ia melupakan kunci motornya yang berada dikamar. Alhasil ia kembali lagi kekamarnya. Tapi, ia tidak dapat menemukan kuncinya. Dan ia harus bertanya pada orang itu.

"Lo liat kunci motor gue?" Tanya-nya.

"Gak" Singkat Jefian.

Mau tidak mau, ia berjalan kaki ke market terdekat. Padahal, kunci itu berada di Jefian. Ia mengambilnya secara diam diam dan menyembunyikannya.

Di market, saat Alev menuju ke kasir. Ia secara tidak sengaja menabrak seseorang.

"Eh gue gak- loh, kak Marvin?" Ucapnya.

"Eh Alev, ngapain?" Tanya Marvin

"Lagi belanja, Hans mana?",

"Lagi jalan ma temennya, ohh iya gimana? Udah baikan ga?",

"Ya... gitulah",

"Gue duluan ya" Ucap Marvin meninggalkan Alev.

"Iya, hati hati" Ucap Alev.

"Segini aja deh" Ucapnya lalu pergi kekasir.

"Akhirnya"-

"Mari ki- Hans?" Ucapnya saat melihat Hans berada dipinggir jalan.

"Hans!", Ia menghampirinya.

"Loh, Al, lo kok disini? Ohh, iya gue lupa, lo udah pindah ya?" Tanya Hans.

"Iya gue udah pindah",

"Eh, tugas biografi gimana?",

"Hmm, sekarang aja gak sih ngerjainnya?",

"Yaudah deh", Mereka pergi kerumah Hans.

~~~~~~

Waktu menunjukkan pukul 8.47 malam dan tugas mereka belum selesai.

"Besok aja dilanjutin, ini udah jam berapa" Ucap Alev.

"Beaok udah dikumpul, blok, mana jam pertama lagi" Balas Hans.

"Iya ya, yaudah, kerja aja dulu. Kalau pulang mah aman" Ucap Alev dan melanjutkan pekerjaan rumah itu. Sampi dimana,

"Hans kam- loh, ada Alev" Ucap Marvin yang datang dari arah kamar, Alev hanya tersenyum.

"Naik apa kesini?" Tanya Marvin.

"Naik icikiwir, naik motor aku lah" Jawab Hans.

"Ohh", Marvin mengangguk kecil.

Beberapa jam kemudian, saking banyaknya tugas itu sampai tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 1.28.

"Dikit lagi, sekarang jam- setengah dua" Ucap Alev.

"Udah, selesain dulu. Ntar gue sruh Marvin antar lo kerumah" Ucap Hans.

"Yaudah" Ucap Hans.

Setelah selesai, ia pun diantar oleh Marvin dan Hans menuju rumahnya. Sesampai didepan rumahnya, ia mengetuk pintu rumahnya berkali kali,

"Udah pulang? Gue kira udah lupa jalan pulang" Ucap Jefian setelah membuka pintu rumahnya.

❗Typo Warning❗

OlympicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang