Sekolah pun selesai,
"Hans, lo duluan. Gue ada urusan" Ucap Alev cepat dan segera keluar dari kelasnya, Hans hanya mengangguk.
Alev berjalan cepat keruangan Ketos, sampai sampai menabrak beberapa siswa. Sampai disana, ia hanya melihat Rifan yang sedang berada didepan komputer.
"Kak, kak Jef mana?" Tanya Alev.
"Belakang lo" Jawab Rifan. Alev langsung menoleh kebelakang dan betul saja, orang yang dia cari ada disana.
"Napa?" Tanya Jef.
"Mau ngomong bentar aja" Jawab Alev.
"Yaudah, masuk" Ucap Jefian.
"Dibilangin bentar doang",
"Iya, apaan?",
"Lo kenal ama Shelin kapan?",
"Hmm, mungkin 2 bulan yang lalu",
"Ohh, itu doang si. Gue pergi" Alev pergi meninggalkan Jefian.
"Aneh" Batin Jefian. Tapi ia tak terlalu memperdulikannya dan masuk kedalam ruangannya.
Ia pergi keparkiran dan saat Alev ingin menaiki motornya,
"Al, lo mau temenin gue gak?" Teriak Hans, yang datang sambil berlari.
"Apaan?" Tanya Alev.
"Temenin bentar dong, mau kerumah temen gue, ambil buku doang", Alev hanya mengangguk.
Akhirnya, mereka pergi kerumah teman Hans.
Sesampai disana, Hans langsung memasuki rumah temannya. Sedangkan Alev, hanya menunggu diluar rumahnya. Dan sampai dimana, hp Alev berbunyi,
Dad
:Al, kau bisa pulang segera?
:Ada yang ingin ku bicarakan
Baiklah, aku akan segera kesana:
Tanpa ba-bi-bu, ia langsung memakai helmnya dan menaiki motornya. Tapi sebelum itu,
"Hans gue duluan, dicari ama ayah gue" Teriak Alev.
"Iyaa, ti ati" Teriak Hans. Dan Alev pun pergi dari sana.
~~~~~~
Sesampainya dirumah,
"Aku pulang" Ucap Alev dan melihat ada ayah, ibu dan kakak Jefian, tapi Jefian tidak ada disana.
"Eh, Al" Ucap ibunya dan menghampirinya didepan pintu.
"Ma, kenapa ada keluarga Jefian kesini? Dan dimana Jef?" Tanya Alev.
"Sebentar kamu akan tau, Jef......dia....adalah pokoknya. Sekarang kamu kekamar, pakai baju yang rapih. Kalau udah, turun kebawah ya" Ucap ibunya, Alev mengangguk dan segera pergi kekamarnya.
Setelah selesai, ia segera turun kebawah. Tapi, ia sempat meminum jusnya yang ada di kulkas.
Saat ingin keruang tamu, ia mendengar samar samar namanya dan nama Jefian dibicarakan. Jadi, ia memutuskan untuk mengintip dibalik tirai
"Saya kekamar mandi dulu" Ucap Jefian. Alev panik dimana ia harus bersembunyi. Akhirnya, ia memutuskan untuk berlari kearah dapur dan berpura pura memasak.
Jefian hanya melewatinya tanpa ada rasa curiga, ia sedikit lega. Tapi karena rasa penasarannya yang besar, ia mengintip lagi.
"Dulu, Jefian hampir saja punya tunangan, tapi saya batalkan"-
"Tapi saya berpikir kalau, anak anda lebih baik daripada mantan tunangan anak saya" Ucap Ayah Jefian.
Alev, otaknya ngelag. Mencerna semua perkataan tadi, sampai dimana,
"Baik, 3 bulan kedepan, kita langsungkan saja pernikahannya. Tapi, aku mau bertunangan saja dulu" Ucap Ayahnya.
Alev terheran heran, dipikirannya selalu ada pertanyaan, siapa yang akan menikah? Dan siapa yang akan bertunangan?
"Bagaimana dengan mu, Vin?" Tanya Ayah Jefian.
"Aku, setuju. Tapi saran ku, bertunangannya minggu depan saja" Ucap Marvin.
"Baiklah, kalau begi-"
"Siapa yang akan menikah?", Alev tiba tiba muncul diperbincangan tersebut.
❗Typo Warning❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Olympic
RomanceIa mengikuti sebuah Olimpiade matematika disekolahnya. Tapi setelah Olimpiade, ia dikabarkan bahwa akan menikah dengan seseorang. ⚠️Homophobic⚠️ ❗B×B❗