Sepulang sekolah,
"Al, gue mau kerumah lo, bisa ga?" Tanya Hans. Alev mengangguk.
"Yaudah" Ucapnya.
"Mau ngapain?" Tanya Alev.
"Gak tau, gabut doang" Jawab Hans.
"Ohh, yaudah", mereka pergi kerumah Alev.
"Maa! Bukain!" Teriak Alev dari luar rumahnya.
"Iya, tunggu. Udah pulang? Eh, ada Hans. Masuk aja, anggap rumah sendiri ya" Ucap Ibunya, mempersilahkan Alev dan Hans masuk kedalam rumah.
"Duduklah, kamu mau makan apa? Biar tante bikinin" Tanya Ibu Alev.
"Gak usah tan, gak usah repot repot. Ohh iya, ini ada cookies dari mama", Hans memberikan setoples cookies.
"Aa, makasih ya! Kamu tumben kesini?" Tanya Ibu Alev.
"Gabut doang sih tan, hehe" Jawab Hans.
"Ini anaknya gak dipeduliin?" Tanya Alev yang daritadi cuma memandang 2 orang didepannya.
"Kamu siapa ya? Saya gak kenal kamu" Ucap Ibunya.
"Gitu lagi, gini amat ya keluarga gue" Ucap Alev, berjalan menuju kamarnya.
"Tan, Alev kenapa ya? Dia disekolah dikelas mulu, kalau di ajak bicar gak ngejawab. Dia punya masalah ya?" Tanya Hans.
"Hhh.... semenjak itu, dia sering berdiam diri dikamarnya" Ucap ibunya sambil memandang Alev.
"Emangnya kenapa tan?" Tanya Hans penasaran.
"Si Alev, dia mau bertunang-" Ucapan ibunya terptong gegara tersadar apa yang dia ucapkan.
"HAA?" Tanya Hans terkejut.
"Jangan ribut, tante akan kasih tau kamu semuanya, tapi janji gak ngasih tau orang? Okey?",
"Iya tan, apaan?"
"Alev mau bertunangan ama Jefian minggu depan", Hans sangat terkejut.
"Tan, serius gak sih tan. Si Jefian? Betulan dia tan? Gak main main kan tan?",
"Iyaaa, buat apa tante bohong ama kamu. Gak ada gumanya juga",
"Trus, nikahnya kapan?",
"3 bulan kedepan",
"Ouh, o...keyy. Syok dikit gapapa kan, tan?",
"Iya, tapi ingat kata tante" ,
"Siap tan!",
"Al, si Jef katanya mau datang kesini" Ucap mamanya. Alev hanya mengangguk sambil meminum jusnya.
"Al, lo mau nikah ya?" Mendengar ucapan Hans seketika ia menyemburkan jus yang ada dimulutnya.
"Udah, gak usah lebay kali. Dia udah tau kalau kamu mau nikah ama Jef" Ucap ibunya.
"Iya, gue mau tanya ama lo, Hans. Lo udah nikah kan?" Tanya-nya sambil tertawa.
"Lo tau darimana?" Tanya Hans.
"Emang iya? Udah nikah lo?" Tanya-nya.
"Iya, ama Marvin, kakaknya Jefian" Ucap ibunya.
"Kapan?" Tanya-nya.
"Udah 2 bulan yang lalu" Jawab Hans. Alev tambah terkejut.
"Alev!" Teriak Jefian dari luar.
Alev membuka-kan pintu.
"WOY" Teriak Alev. Lengannya ditarik paksa dan Jefian masuk kedalam rumah.
"Berisik" Ucap Jefian.
"Maaf nak, mama gak bisa nolong kamu" Ibunya hanya memandang kasihan pada Alev.
"Lepasin" Alev memberontak dan tidak direspon oleh Jefian
"Lo napa sih, gue bilang lepasin lepasin. Lo masuk masuk kerumah ini kek orang gak waras, main tarik tarik aja" Ucap Alev.
"Lo kalau disuruh diam, DIAM!" Teriak Jefian, seketika rumah itu hening.
"Lo suruh gue diam? Itu kan mau lo?" Tanya Alev.
"Lo cukup diam aja, gak usah sok nangis segala gitu" Ucap Jefian, mendorong Alev paksa sampai terjatuh.
"Alev!" Teriak ibunya, menghampiri dirinya.
"GARA GARA LO GUE PUTUS AMA CEWEK GUE ANJING" Teriak Jefian. Alev berdiri dan menarik kerah baju Jefian.
"Mau putus ama cewek lo, gue tetap gak peduli ya, anjing. Gue dibully disekolah gegara lo, BRENGSEK" Ucap Alev dan memukul wajah Jefian.
❗Typo Warning❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Olympic
RomanceIa mengikuti sebuah Olimpiade matematika disekolahnya. Tapi setelah Olimpiade, ia dikabarkan bahwa akan menikah dengan seseorang. ⚠️Homophobic⚠️ ❗B×B❗