Sampai dirumah, Alev langsung mengganti bajunya dan beristirahat. Ia tidak sempat mengobati lengannya akbiat rasa kantuk yang berat.
Jefian sedang belajar dikamarnya tiba tiba ia kepikiran dengan perkataannya tadi.
"Al, kamu cantik"-
"Mengapa aku mengatakannya? Entahlah, reflek palingan" Batinnya.
Jefian melihat Alev yang sedang tertidur pulsa diatas kasur. Saat Alev ingin merubah posisinya, lukanya mengenai selimut dan membuat dirinya terbangun kesakitan.
"Al, kau sudah mengobati lukamu?" Tanya Jefian. Alev menggeleng.
"Hhh... itu akan membuat luka mu bisa infeksi" Jefian berdiri mengambil kotak obat yang berada dikamar itu dan duduk disamping Alev.
"Tahan, kurasa ini lumayan sakit" Jefian mulai mengobatinya dari luka yang kecil. Alev menahan rasa sakit itu dengan tenang, tidak ada drama.
Saat luka yang panjang diobati, terlihat wajah Alev yang tidak baik baik saja, ia menampilkan senyum kikuknya.
"Sedikit lagi dan, ok.... selesai ju...ga, dibawah dagu mu juga ada?" Tanya Jefian. Alev memegang dagunya dan seketika ia merasakan perih.
"Entahlah, tapi mungkin ada"-
"Tapi, tak perlu repot repot, aku akan mengobati diriku sendiri. Belajarlah kembali, ohh... dan juga tolong ambilin cermin kecil dilaci mejaku", Tanpa ba-bi-bu, Jefian menuruti permintaannya.
"Jika kau membutuhkan bantuan, panggil aku" Ucap Jefian memberikan cermin itu.
"Iyaa, dah" Ucap Alev.
~~~~~~
Beberapa hari kemudian, Ayah Jefian sudah datang dari luar kota. Dan pastinya Jefian sudah tidak tinggal dirumah Alev lagi.
"Al, gue udah mau pulang, ayah gue dah balik" Ucap Jefian membawa tasnya.
"Yaudah" Ucap Alev dan mereka menuju kedepan rumah.
"Thanks ya, gue udah numpang dirumah lo beberapa hari" Ucap Jefian.
"Sans aja" -
"Jaga kesehatan lo, lusa kita ke Sun HighSchool"
"Lo juga, kalau gitu gue pergi ya",
"Ya hati hati" Jefian pergi dari rumah itu dan melambaikan tangan pada Alev, Alev pun membalasnya.
"Bjirlah, gue sendiri lagi dirumah. Bosen njir" Ucap Alev.
"Enaknya ngapain ya?" Tanya Alev.
"Al!" Teriak seseorang. Alev menoleh ke sumber suara, ternyata itu Hans yang berada didepan pagar rumahnya.
"Napa?" Teriak Alev, menghampiri Hans.
"Mau temenin gue gak?" Tanya Hans.
"Kemana emang?" Tanya Alev.
"Gramedia",
"Hmm, boleh. Tunggu bentar, lo masuk aja dulu" Alev membuka pagar dan membiarkan Hans masuk kedalam rumahnya.
"Rumah lo sepi amat, orang tua lo mana?" Tanya Hans.
"Lagi keluar kota" Jawab Hans.
"Ohh. Eh btw, lusa kita ke Sun HighSchool kan?" Tanya Hans.
"Iya"-
"Ayo" Ucap Alev dan pergi ke gramedia terdekat.
~~~~~~
Mereka mulai mencari buku yang dicari. Setelah selesai, mereka pergi ke kafe disebuah mall dan duduk disamping jendela.
Pesanan telah datang, Hans memakannya dan Alev hanya meneruskan membaca buku yang baru saja ia beli.
"Al, gue liat liat, lo makin dekat aja sama tuh ketos. Sebetulnya lo ama dia ada hubungan apa?" Tanya Hans.
"Teman, ayah gue temanan dengan ayahnya" Jawab Alev singkat.
"Tapi, kok dia sering kerumah lo?" Tanya Hans lagi.
"Hhh... dia numpang dirumah gue, ayahnya lagi ada urusan diluar kota, jadi dia dititipin" Jawab Alev.
"Ohh" Ucap Hans sambil mengangguk.
Hp Hans berbunyi, sebuah pesan masuk. Hans melihat hpnya dan buru buru merapikan barangnya.
"Al, gue pergi bentar aja ya, ada urusan. Bye" Hans meninggalkan Alev yang hanya mengangguk.
❗Typo Warning❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Olympic
RomanceIa mengikuti sebuah Olimpiade matematika disekolahnya. Tapi setelah Olimpiade, ia dikabarkan bahwa akan menikah dengan seseorang. ⚠️Homophobic⚠️ ❗B×B❗