Hari ini adalah hari yang Gava tunggu-tunggu, karena di hari Senin ini dia akan memulai aktivitasnya menjadi murid SMK. Bahkan Anak itu kini sudah rapih dengan pakaian seragam miliknya Kava, berdiri didepan cermin sambil merapihkan penampilannya agar terlihat perfect, setelah memastikan semuanya sudah pas barulah Gava mengambil tasnya dan segera berlalu keluar rumah.
"Woi Tigan." Sang empunya nama yang sedang mengobrol dengan salah satu bodyguard yang berjaga dan mendengar namanya dipanggil segera menghadap ke Tuan mudanya, "Ada yang bisa saya bantu Tuan?"
"Lo gak jadi pergi?" Tigan menggeleng pelan, "Jadi Tuan, tapi sekitar dua hari lagi." Gava yang mendengar itu hanya mengangguk.
"Oh iya, gue biasanya kesekolah naik apa?" Tanyanya.
"Motor Tuan, dan seperti biasa sudah saya siapkan di pos depan."
"Oke kalo gitu gue cabut dulu ya." Gava segera berlalu meninggalkan Tigan yang sedang tersenyum melihat kepergian Tuan mudanya itu, entah kenapa dia merasa senang dengan perubahan sikap Tuannya yang terlihat lebih ceria dan ekspresif tidak seperti biasanya yang hanya berwajah datar tanpa ekspresi.
Gava kini sudah siap dengan motornya, mengatur maps menuju sekolahannya Kava barulah dia berlalu meninggalkan mansion dengan kecepatan normal.
Sepanjang jalan Gava terus bersenandung sambil menikmati udara pagi yang begitu segar seakan tidak ada beban yang sedang dia pikul, dia jadi kembali mengingat kehidupannya dulu yang harus berperang dengan waktu karena sekolahnya dulu lumayan jauh dari tempat tinggalnya, jadi mau tidak mau Gava harus bangun lebih pagi agar tidak telat karena dia harus berangkat sekolah menggunakan angkot, tapi kali ini kehidupannya terlampau berbeda, apalagi fasilitas yang dimiliki oleh Kava yang memudahkan kehidupannya.
Setelah berkendara cukup lama akhirnya Gava sampai ditujuan, memarkirkan kendaraannya di parkiran sekolah khusus motor pelajar, melepas helmnya dan memperhatikan gedung sekolahan yang akan menjadi tempat dia menempuh pendidikan saat ini.
"Keren juga sekolahannya, tapi kayanya gue bakal jadi murid goblok disini." Gava terkekeh pelan karena merasa lucu akan menempuh pendidikan SMK yang bahkan dia tidak pernah kepikiran untuk berada disini, akhirnya dia melangkahkan kakinya menuju koridor sekolah, mencari kelasnya Kava yang tadi dia lihat di buku tulis milik Anak itu.
"11-RPL 2." Gumam Gava sepanjang perjalanan sambil mencari dimana letak kelasnya berada, saat melihat tulisan di atas pintu yang menunjukkan kelasnya akhirnya dia segera masuk.
"Yo pagi." Sapa Gava tanpa malu yang membuat beberapa murid yang sudah berada didalam kelas langsung menatap heran Anak itu, tapi Gava memilih bodoamat dengan tatapan mereka dan berjalan menghampiri salah satu murid laki-laki berkacamata yang duduk sendirian di depan sambil membaca buku.
"Lo tau gue duduk dimana?" Sang empu yang ditanya sejenak terdiam sambil membenarkan kacamatanya, menatap Gava aneh dari ujung kepala sampe ujung kaki baru setelah itu dia menunjuk bangku yang berada ditengah baris ke 3.
"Oke thank you." Gava menepuk bahu orang tersebut sebelum berlalu duduk di bangkunya.
Gava juga menelisik murid-murid yang berada didalam kelasnya ini, hampir semuanya adalah murid laki-laki dan hanya dua saja murid perempuan, lalu pandangannya tidak sengaja bersitatap dengan segerombolan Anak yang sedang bermain kartu di bangku paling belakang, merasa aneh dengan tatapan yang mereka berikan membuat Gava langsung memutus pandangannya terlebih dahulu.
"Yakali Kava punya musuh di sekolahnya." Gumamnya pelan sambil mengedikkan bahu, "Tapi kalau pun punya gue gak bakal takut sih buat ngadepin mereka, kayanya seru juga cari masalah di sekolah orang." Gava tersenyum dengan ide anehnya itu, Setelahnya Anak itu fokus bermain ponsel untuk menunggu bel masuk yang masih akan berbunyi sekitar 10 menit lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pressure
Fiksi RemajaBercerita tentang Gavalo Mahesa yang berpindah jiwa ke raga seseorang yang bernama Kavanda Faderick. Gava tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi kepada dirinya, kenapa jiwanya bisa berpindah ke raga seseorang yang bahkan dia tidak mengenalnya...