3: Ghost

101 13 2
                                    

———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———

2005.

Aku ingat saat itu tubuhku begitu remuk karena jatuh di atas halaman sekolah yang keras. Aku menatap ke arah tubuhku sendiri yang terbaring. Lalu, aku mendongak ke atas. Dia menangis sambil menutup mulutnya bahkan hingga terduduk di atas atap. Dia, seorang gadis yang mengaku malaikatku dan mengenalku lebih dari apapun.

Aku mengikuti dirinya. Saat dia menaiki ambulance sambil menangisi diriku yang terbaring di atas ranjang. Kemudian saat aku di operasi, dia menungguiku sambil terduduk di atas lantai. Tidakkah dia mengetahui jika aku masih ada di sampingnya?

Lalu, aku juga melihat dirinya yang sangat terpukul saat mengetahui diriku telah mati. Namun, tiba-tiba dia menghilang, lagi. Aku menjadi roh yang tidak tahu akan pergi kemana hingga terkadang hantu-hantu lain menggangguku dan menginginkan diriku untuk menjadi pengikut mereka.

Aku berlarian luntang-lanting hingga ketakutan. Sampai akhirnya tanpa sadar aku kembali ke depan gerbang sekolah menengah pertama. Aku berusaha menormalkan nafasku padahal jantungku saja sudah tidak berdetak. Lalu aku merasakan keberadaan orang lain di depanku.

"Kau yang bunuh diri tadi, bukan?"

Sekarang aku berada di perpustakaan sekolah menengah pertamaku. Aku menatap ke sekitar. Meski ruangannya gelap aku bisa melihat ke arah sekitar dengan jelas. Hanya ada rak-rak dengan buku-buku yang begitu tebal. Aku menoleh ke belakang, pria itu menyalakan lampu temaram untuk menyinari ruangan. Aku menatapnya bingung.

"Sebenarnya kenapa kau membawaku kemari?" Aku bertanya.

Pria itu menatapku dengan tatapan yang membuatku sedikit terintimidasi. Lalu, dia bersandar pada meja dan melipat kedua tangannya.

"Kau harus menjaga perpustakaan ini."

"Permisi?"

"Singkatnya kau akan menjadi hantu penunggu perpustakaan ini." Dia menjelaskan.

Aku mengernyitkan dahi. Sejujurnya aku begitu bingung. Setelah mati pun aku tidak melihat adanya malaikat maut yang akan membawaku. Itu aneh. Apakah karena aku bunuh diri hingga malaikat maut pun marah padaku?

"Kau cuma hantu yang akan kehilangan tujuan. Aku memberimu tujuan lain dengan menunggu perpustakaan ini. Jangan sampai perpustakaan ini diganggu oleh mahluk-mahluk lain yang tidak diundang."

Aku menatapnya bingung. "Namun, kenapa harus aku? Kenapa aku harus melakukan permintaanmu itu?" Aku berujar dengan nada tidak terima. Aku baru saja mati tadi dan sekarang aku harus menjadi roh penunggu perpustakaan. Bahkan harus menjaganya dari mahluk-mahluk yang aku sendiri juga takut. Apa manusia ini sudah gila?

"Aku tahu kau punya tujuan."

Aku menatapnya dengan menyelidik. "Memangnya apa itu?"

"Gadis itu.."

[✓] Star Lost | Kim DokjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang