08. Lampu Ijo

172 29 0
                                    

Haloooo, ur beloved jeruk is back 😎

Anyone missed me?!

I wish we had another time~
I wish we had another place~

Sebelum baca, tekan bintang yang ada di pojok bawah dulu kuy! Biar ga jadi siders 🤩✊

Enjoy, and happy reading 🕊️



















"Boleh, lampu ijo pokoknya kalo Karin mau jadi mantuku."—Rossa.























•••••

Pemuda dengan mata sipit itu membawa langkah kakinya menuju aula Neo school, tempat di mana ibunya dan ibu Karin berada.

Ia sesekali tersenyum ketika ada adik kelas ataupun kakak kelas yang menyapanya, Jenandra harus terlihat kalem di mata adik dan kakak kelasnya.

Walaupun image dirinya ketika berada di kelas adalah jamet bersama dua teman kesayangannya, tapi jangan salah, Jenandra ini jamet premium. Sama seperti Karin.

"Buna!" Pemuda itu berseru sembari melambaikan tangannya ke arah sang buna.

Rossa tersenyum begitu melihat sosok putranya yang tengah berdiri di tengah lapangan sembari melambai padanya, ia balik melambai pada putranya.

Lantas, ia dan Irene berjalan menghampiri Jenandra. "Loh, Karin mana Jen?" tanya Irene.

"Oh, Karinnya di parkiran, Tan." sahutnya.

Irene mengangguk paham, ia lantas tersenyum pada Jenandra. "Ayo, Dek. Langsung ke tempat Karin aja. Anterin Tante Irene ke Karin." Jenandra mengangguk paham.

Pemuda itu berjalan menuju ke parkiran dimana tadi ia dan Karin duduk, "Dek,"

"Ya?" Yang dipanggil menyahut pelan tanpa menoleh ke si pemanggil.

"Jaketnya mana? Perasaan pas berangkat Adek pake jaket?" Rossa akhirnya sadar apa yang berbeda dari putranya. Tak ada jaket hitam yang membalut tubuh putranya.

"Oooh, hoodie Jenandra dipake sama Karin."

"Loh? Kok bisa sama Karin?" Kini Irene lah yang melontarkan pertanyaan.

Anak itu terkekeh kecil, "Iya Tante, ceritanya panjang, nanti Tante Irene bisa tanya langsung aja sama Karin."

Irene lagi-lagi hanya mengangguk, namun dalam otaknya bertanya-tanya mengapa hoodie Jenandra bisa dipakai oleh Karin?

Ketiganya kini sudah sampai di parkiran, Irene lantas menghampiri putrinya. "Rin? Kok jaketnya Jenandra kamu pake buat nutupin pantat kamu?"

"Anu, Ma. Karin lupa kalo udah masuk tanggalnya."

Irene menghela napasnya, "Ya ampun, terus tadi gimana? Kan kamu gak bawa itu." Irene menatap putrinya khawatir.

"Jenandra yang beliin ke minimarket, Ma." Gadis itu mengangkat plastik putih berisi camilan yang belum ia makan, menunjukkannya pada sang mama.

"Nih, Jenandra yang beliin. Katanya biar mood Karin jadi baik." ucap gadis itu lagi.

Rossa melirik putranya yang tengah menatap lugu ke arah Irene dan Karin, Rossa tak bisa untuk tak merasa gemas pada putra bungsunya ini.

HEY, LOOK AT ME!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang