The Point of View
Seohyun adalah mantan seorang idol generasi kedua, parasnya yang cantik dan tutur katanya yang begitu lemah lembut membuat Seohyun menjadi visual dan juga idol dengan gelar nation pride. Semua orang ingin berteman dengan Seohyun pada saat ia menjadi idol. Bahkan para pencari berita selalu memburu Seohyun untuk mencari skandal gadis itu. Meski demikian, tak satupun paparazi berhasil mendapatkan skandal, mereka selalu saja menemukan kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh Bae Seohyun.
Namun kabar mengejutkan datang, ketika karier seohyun di dunia hiburan mulai padam setelah 15 tahun berkarier, ia dipersunting seorang pengusaha muda bernama Park Chanyeol. Perjalanan mulus hidup seohyun semakin bertambah dengan menikahi Park Chanyeol, sebab pria itu adalah seorang anak presiden yang tampan dan begitu sukses di usianya yang masih muda, belum genap berumur 30 tahun tetapi ia sudah masuk pada jajaran pengusaha paling berpengaruh di asia versi majalah forbes.
Bae Seohyun menikah dengan Park Chanyeol, dan jarak usia mereka hanya selisih satu tahun saja. Rumah tangga mereka pun bisa dibilang begitu harmonis, beberapa kali seohyun diundang sebagai narasumber acara televisi maupun radio, bahkan ia ditawari mengikuti program reality show jika nanti sudah memiliki anak. Sudah tiga tahun ia dan Chanyeol menikah, tapi sampai hari ini belum dikaruniai.
Park Chanyeol adalah seorang pria berusia 31 tahun, ketika usianya menginjak 27 tahun Chanyeol dinobatkan sebagai pengusaha paling berpengaruh versi forbes selama 4 kali berturut-turut. Dan pada usianya yang ke 28, Chanyeol memutuskan untuk menikahi Bae Seohyun. Ia pun adalah salah satu pria populer dikalangannya, meskipun berbisnis merupakan warisan keluarga, akan tetapi Chanyeol berhasil menghapus stigma tersebut. Ia mungkin memiliki keuntungan karena terlahir dari keluarga kaya raya, tetapi Chanyeol selalu berusaha keras seorang diri, semasa kulianya diluar negeri chanyeol tidak menerima uang saku dari kedua orangtuanya dan kembali dengan strategi bisnis yang lebih baik dibandingkan ayah dan kedua kakaknya.
“Kamu ini, selalu saja menaruh handuk basah diatas tempat tidur” pagi-pagi Seohyun sudah mengomel pada suaminya, Chanyeol hanya dapat tertawa gemas karena isteri cantiknya ini mengomel.
“maaf, aku selalu lupa untuk menaruhnya dengan benar, sayang” dikecupnya pipi merona seohyun dengan mesra, sembari memeluk wanita itu dari belakang. Tubuh jangkung Chanyeol merengkuh seohyun yang begitu pas dalam pelukannya.
Mereka berjalan masih dengan posisi Chanyeol yang merangkulnya mesra, berjalan menuju ruang makan dimana banyak pelayan sedang mempersiapkan sarapan.
“hari ini aku tidak bisa makan malam bersamamu.”
“apa? Mengapa begitu? Ini hari penting kita, 3 tahun pernikahan” protes Seohyun.
Chanyeol memejamkan matanya dengan kecewa, “ya ampun. Hampir saja aku lupa…” Chanyeol berbicara demikian sembari merogoh sesuatu dari saku celananya, dan mengeluarkannya kehadapan seohyun.
“untukmu sayangku”
Satu set perhiasan berlian yang terlihat mewah dan begitu cantik, sepasang mata seohyun berkaca-kaca, wanita itu menutup bibirnya yang tersenyum.
Chanyeol berlutut dihadapannya, “aku pegal sekali, mau kupasangkan sekarang?”
“tentu” jawab Seohyun, gadis itu mengangkat rambut panjangnya agar tidak menutupi leher, kemudian Chanyeol memasangkan kalung berliontin berlian itu pada leher isterinya. Kemudian mengecup mesra pundak Seohyun yang mulus.
“aku usahakan malam ini kita bertemu, tapi aku tidak bisa berjanji, hari ini ada urusan penting di kantor. Aku akan melakukan presentasi untuk perebutan tender proyek besar” jelas Chanyeol pada Seohyun.
“kau pasti berhasil…” Seohyun merengkuh tangan Chanyeol pada genggamannya dan tersenyum memberi dukungan.
“terimakasi, sayang”
.
.
.
Jennie Kim, gadis yang betul-betul sombong, bossy dan selalu ingin diperlakukan seperti ratu oleh siapapun. Ia adalah seorang rookie dalam urusan bisnis, ia adalah puteri tunggal keluarga konglomerat yang sangat terkenal di negara-negara asia timur. Kepulangannya dari tiongkok sebulan lalu untuk urusan pekerjaan membuat Jennie disambut baik di korea. Bagaimana mungkin ia tidak menjadi kebanggaan, sektor bisnis keluarganya mampu mengalahkan kesuksesan brand besar tiongkok di negaranya sendiri. Semuanya berkat pengaruh Jennie Kim.
Hari ini adalah hari terberat untuk Jennie, sebab gadis itu diharuskan untuk bersaing memperebutkan sebuah tender dengan perusahaan iklan besar lainnya. Ia sungguh tidak mau melakukan ini.
Jennie membaca profil saingannya disebuah majalah, dahinya beberapa kali berkerut dan mempertanyakan darimana pria itu berasal, bagaimana mungkin ada manusia semuda itu bisa masuk kedalam jajaran pengusaha berpengaruh, sia-sia sudah harapan Jennie untuk jadi orang pertama, alih-alih wanita muda ternama. Jennie seharusnya dapat mengalahkan semua orang tanpa terkecuali.
“nona, kita sudah tiba” seorang asisten pribadi kemudian mengabarkan posisi mereka yang hendak melakukan rapat tender yang dimaksud.
Jennie memasuki ruangan hotel, semua mata menyambutnya tanpa berkedip. Daripada seorang pengusaha, Jennie terlihat seperti model berjalan. Pakaian yang dikenakannya dari ujung kaki hingga ujung kepala merupakan barang branded limited edition yang begitu cocok dipadukan dengan parasnya yang begitu cantik, rambutnya panjang berwarna hitam diselipkan sebuah jepitan mewah berkilau disisi wajahnya.
Jennie tersenyum tenang, duduk bersebrangan dengan seorang pria yang sejak tadi menatapnya tak suka.
“nona, dihadapan anda adalah Park Chanyeol. Pesaing anda dari LY corp” bisik asisten pribadi Jennie.
“ya, aku sudah tahu.” Balas Jennie sambil menutup buku dengan angkuh sembari mengarahkan senyum palsu kepada Chanyeol yang masih menatapnya.
“tuan, Jennie kim, kelemahannya adalah…”
Chanyeol tersenyum mengejek kearah Jennie, bisikan dari sekretaris pribadinya membuat Chanyeol begitu geli, “mana mungkin dia tidak punya kelemahan? Aku akan mencarinya sampai titik darah penghabisan. Aku harus pulang dan makan malam bersama isteriku”
“baik, tuan.”
Jennie dan Chanyeol bertarung hebat, memaparkan presentasi mereka masing-masing, beberapa kali mereka saling mengejek secara tersirat namun tentu saja mereka saling membalas dengan elegan. Sampai hasil rapat ditutup dan mendapatkan keputusan final.
Jennie membanting tas tangan chanel miliknya ke belakang mobil tanpa rasa menyesal sedikitpun, wajahnya benar benar kusut dan pucat. Bahkan tawaran minum ia tepis kasar, Jennie betul-betul merasa terhina. Gadis ambisius itu harus kalah dipertarungan pertamanya.
“brengsek!” umpat Jennie dengan jengkel.
“nona, anda bisa duduk dibelakang” ujar sopir pribadi kepada Jennie, Jennie malah duduk dikursi pengemudi.
Jennie menatap jengkel kepada sopir itu yang dibalas dengan kepala menunduk malu.
“aku tidak akan pulang dulu, dan tidak akan kembali ke kantor. Tolong siapkan jadwal untukku dua hari lagi”
Jennie melajukan mobil mewahnya dengan kecepatan yang tinggi, membuat asisten pribadinya langsung mengirimkan pengawal untuk mengikuti Jennie diam-diam.
Sementara itu Park Chanyeol sudah meminum belasan gelas wine dan sudah menghabiskan nyaris dua botol wine mahal yang dipesannya pada bartender. Ia begitu kecewa dan marah, Chanyeol yang ambisius dan selalu bekerja sempurna mendadak diharuskan bekerja sama dengan saingannya sendiri dalam proyek besar ini, proyek impian disepanjang kariernya harus tercoreng dengan tersandingnya nama Jennie Kim disamping namanya.
Ya, pada akhirnya Jennie dan Chanyeol akan bekerjasama mengelola proyek besar tersebut, dikarenakan klien begitu bingung untuk memilih salah satunya.
.
.
.
“undangan golf?” kedua alis Jennie bertaut, dihari liburnya dari pekerjaan ia mendapatkan undangan bermain golf oleh clientnya.
“hari ini pukul 8 pagi, nona”
“siapa saja yang mendapatkan undangan ini?”
“anda dan….”
“Park Chanyeol sialan itu?”
“ekhm, betul nona”
Jennie bangun dari matras pilatesnya, kemudian tersenyum penuh percaya diri, “siapkan mobil dan stick golfku. Kita lihat, sejauh mana dia bisa bersaing”
Jennie memoles stick golf miliknya, pakaiannya terlihat sangat cantik dan modis, gadis itu memang tidak pernah gagal dalam berpenampilan seperti ini. Ia pun menjadi pusat perhatian oleh orang-orang di arena golf, terutama oleh laki-laki hidung belang yang kebanyakan berada disana, termasuk cliennya. Sampai, Chanyeol menghampiri gadis itu dengan maksud mengakrabkan diri dan mencari tahu kelemahan -kelemahan Jennie Kim.
“jadi, kau adalah Jennie?”
Jennie pura-pura tak melihat Chanyeol dan masih fokus berlatih dengan ayunannya, “kau pasti berasal dari korea utara jika tidak mengenaliku”
Chanyeol mendecih kecil, ia tutupi dengan senyum jengkelnya, “ya, benar. Kalau bukan karena wanita, aku yakin kau sudah tersingkir dalam proyek ini”
“maksudmu?” Jennie menoleh dengan raut wajah jengkel, Chanyeol berhasil memancing emosinya.
“lupakan, apa tidak sebaiknya kau sedikit memanjangkan rokmu?” Chanyeol melingkarkan jaket miliknya dipinggang ramping Jennie dan mengikatnya dengan kuat, sehingga rok milik Jennie terkubur dalam balutan jaket besar milik Chanyeol.
Jennie menelan ludahnya dengan kasar, ia baru menyadari bahwa sejak tadi orang-orang mungkin memerhatikan keseksiannya.
“bukan urusanmu!” Jennie melepas jaket tersebut dan melemparnya ke dada bidang milik Chanyeol, sambil berjalan meninggalkan pria itu. Chanyeol hanya tersenyum angkuh melihat gadis sombong itu tampak jengkel.
“lihatlah, sepasang mata liciknya itu.ckckc” komentar Chanyeol ketika melihat Jennie pergi dari hadapannya.
Chanyeol kembali ke rumah setelah seharian dicemooh oleh Jennie Kim, gadis itu betul-betul ular berbisa yang menghalalkan segala cara, kalau bukan karena ia seorang wanita dan seorang anak pewaris tidak mungkin ia bisa bergabung dengan para pengusaha elite senior seperti tadi. Chanyeol sampai-sampai diabaikan begitu saja karena dia adalah seorang pria.
Chanyeol membanting tasnya ke sudut kamar, membuat Seohyun yang mengekorinya betul-betul terkejut dengan perilaku Chanyeol yang mendadak seperti ini, seperti bukan Chanyeol yang biasanya.
“sayang? Kau baik-baik saja?” Seohyun meraih bahu kekar suaminya dan memijatnya lembut. Chanyeol hanya dapat memaksakan senyumnya, ia tak mau membuat Seohyun kecewa.
“sedikit stress.”
“apa? Apa yang membuatmu seperti ini? Kau mau relaksasi? Aku bisa siapkan mandi aromaterapi”
“tak perlu” Chanyeol mengesampingkan rasa kesalnya terhadap Jennie, ia menatap isteri cantiknya dengan napas lega, dan seohyun tersenyum menenangkan.
“beruntung aku memilikimu disini” ujar Chanyeol dengan lembut, sorot matanya pun terlihat sayu.
“benarkah? Aku juga, beruntung memilikimu sebagai suamiku”
Lalu, Chanyeol menjatuhkan kecupan dibibir ranum milik Seohyun, tapi, tiba-tiba saja saat Seohyun membalas ciumannya, Chanyeol segera mematahkan ciuman tersebut, ia begitu lelah dan pikirannya sudah mulai tidak beres.
“kupikir, lebih baik aku mandi dulu” ujar Chanyeol dengan gugup. Seohyun tersenyum manis, “baiklah, aku akan menyiapkan pakaian tidurmu”
Chanyeol memasuki kamar mandi dan memasukkan dirinya ke dalam bathtub yang sudah diisi air hangat dan juga wewangian dari lilin aromaterapi yang disiapkan oleh seohyun dan pelayan.
“ada apa dengan gadis itu?”
“mengapa dia sangat menyebalkan?”
Bukannya bersantai, Chanyeol malah semakin jengkel saat mengingat kejadian pagi hingga siang tadi bersama Jennie Kim, si gadis licik yang berusaha ia singkirkan dari daftar pesaingnnya. Setiap ia memejamkan mata, Chanyeol malah melihat seringai licik jennie memenuhi pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Third
RomanceYou are the best part but at the wrongest time. Perfection beyond imperfection.