Part 08

357 74 121
                                    

Make My Will

Dihari kelulusannya yang bertepatan dengan ulangtahun Jennie, kedua orangtuanya datang memberikan kejutan berupa hadiah besar yang dibelikan langsung oleh sang ayah sambung, yakni berupa mobil mewah yang gadis itu impikan selama ini. Meski sosoknya adalah ayah sambung, namun ia begitu menyayangi Jennie dengan segenap hatinya tanpa membeda-bedakan perlakuan kepada Jennie dan kepada anak kandungnya sendiri.

Jennie baru saja pulang setelah mengendarai mobil barunya, ia kembali ke dorm yang tinggal beberapa malam lagi ia tempati, sebab ia akan pindah dari Auckland menuju Wellington diminggu ini. Saat gadis itu kembali, Jennie menemukan sebuah mobil terparkir dihalaman dormnya dan Jennie tak mengenali mobil tersebut.

"hai?" seseorang menyapa Jennie dari teras, Jennie terkejut dan tersenyum pada sosok yang menyapanya tersebut.

"Oppaaaa!" seru Jennie dengan ceria.

"hahaha, maaf ya aku terlambat datang" Jaejoong memeluk Jennie dan memberikan tepukan dipunggung gadis itu, Jennie memaafkan Jaejoong sebab Jennie tahu betul bagaimana kesibukan Jaejoong belakangan ini.

"tidak apa jika Oppa sibuk" ujar Jennie dengan lembut, mereka sangat dekat sebab Jennie sudah tinggal bersama keluarga sambungnya sejak ia berusia 3 tahun, usianya dengan Jaejoong pun berjarak 10 tahun dan selama ini Jaejoong selalu memanjakan Jennie layaknya seorang kakak laki-laki pada adik perempuannya

namun, malam itu Jaejoong berubah, ia tidak seperti biasanya. Saat Jennie memohon padanya dan meminta ampun, Jaejoong justru gelap mata. Pria itu menghajar Jennie bahkan hampir membunuh Jennie kalau saja Jennie tidak pingsan.

pagi-pagi dengan kepala yang begitu sakit, Jennie menemukan tempat tidur miliknya sangat berantakan, sekujur tubuhnya sangat sakit bahkan ada luka memar dan lebam disana, Jennie merasakan area kewanitaannya ngilu dan tampak ada darah berceceran diatas seprai yang kusut. Jennie terisak, ia menarik seluruh selimut untuk menutupi tubuhnya. Jennie tahu betul apa yang sudah Jaejoong lakukan padanya semalam.

Ternyata isakan itu membuat Jaejoong yang tertidur diatas sofa terbangun, pria itu kembali menghampiri Jennie dengan wajah suntuk dan senyum mesum.

"Oppa....kumohon...."

"ckck, tidak sia-sia aku menunggu kesempatan ini" ujar Jaejoong sembari mengangkat dagu Jennie dan menelusuri wajah lebam gadis itu.

"jangan pingsan, aku ingin melakukannya saat kau sadar" perintah Jaejoong dengan kasar, ia menarik paksa selimut milik Jennie dan kembali melakukan seks paksa itu pada adik sambungnya.

setelah kejadian, Jaejoong mengancam Jennie dengan banyak hal, jika hal tersebut sampai diketahui oleh ayahnya maka Jaejoong akan menyebarkan foto-foto telanjang Jennie ke seluruh dunia. Namun Jennie hanyalah gadis lemah, ia bukan gadis bodoh. DIhari yang sama dirinya dilecehkan oleh Jaejoong, ia melapor kepada polisi kota Auckland dan kedutaan besar Korea Selatan untuk mengurus secara hukum perbuatan kriminal yang sudah dilakukan olehnya terhadap Jennie.
atas dasar tersebut, Jaejoong mendapatkan hukuman penjara dengan bukti akurat dari hasil visum, dan dideportasi total dari Selandia baru tanpa bisa mengunjungi negara itu lagi selamanya. Namun sayangnya, hukuman Jaejoong hanya 3 tahun penjara dikarenakan ayahnya merupakan investor ternama disalah satu perusahaan raksasa di Selandia Baru, sehingga hukuman itu dirasa cukup dan akan membuat efek jera.

.
.
.

Chanyeol yang mendengar cerita tersebut begitu marah, pria itu berusaha mengatur napasnya yang terasa sesak dan membakar dada.
"apa yang ingin kau lakukan pada pria itu?"

Jennie menoleh pada Chanyeol yang berada disisinya, ia hanya dapat tersenyum payah, "entahlah dia terlalu kuat untuk menjadi lawanku"

"Heiii, kau memiliki aku.. kita bisa lakukan bersama" ujar Chanyeol seraya merengkuh tangan Jennie kedalam genggamannya. Jennie menatap tangannya yang digenggam itu dengan perasaan tak menentu.

ThirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang