Third

Part 14

Konferensi pers langsung dilakukan esok hari tepat setelah kejadian yang menyebabkan kecelakaan di lokasi syuting pun harus melibatkan Chanyeol, selama ini Chanyeol memang tidak pernah diekspose sedemikian rupa oleh media,karena Seohyun pun hiatus dari dunia hiburan setelah pensiun dari profesinya sebagai idol. Namun, kali ini Chanyeol terpaksa tampil ke publik untuk memberikan keterangan terkait keadaan Seohyun dan pertanggungjawabannya atas kerusakaan yang disebabkan oleh isterinya tersebut.

Komentar pengguna internet semakin menyanjung Chanyeol dan keluarganya karena dinilai telah menjadi suami siaga dan menolong serta bertanggungjawab penuh atas keluarganya. Meskipun Park Chanyeol adalah anak seorang presiden, tapi dia begitu ramah dan tentu saja pria yang dikenal juga sebagai suami yang mencintai dan tergila-gila pada sosok isterinya yang tak lain adalah Seohyun. Mereka adalah pasangan dari surga, wanita mana yang bisa menandingi Seohyun, dan siapa yang dapat memikat hati Chanyeol selain Seohyun.

Jennie yang tidak bisa tidur dan beristirahat terlihat sangat pucat pagi itu. Chanyeol juga berbohong akan menemuinya disini, namun sampai tengah hari pria itu tak muncul, malah memberikan kejutan lewat artikel tentang kecintaannya terhadap Seohyun. Wajah Chanyeol di kamera juga terlihat sangat suntuk, apa mungkin dia begitu mengkhawatirkan Seohyun sampai lupa mengabari Jennie yang dijanjikan akan ditemui olehnya.

Jennie memang wanita murahan. Seharusnya dia terus terang pada Chanyeol, bahwa ia telah mengetahui kalau Chanyeol adalah suami orang lain, bahkan sebelum mereka bergabung dalam proyek besar yang menjadi rebutan itu. Alasan Jennie begitu jengkel dan marah saat dipertemukan kembali dengan Chanyeol, bukan karena Jennie merasa kalah bersaing. Namun,Jennie merasa kecewa karena ia mungkin masih menyimpan perasaan terhadap cinta pertamanya yang tak berbalas itu.

.
.
.

Chanyeol memijat pelipisnya berulang kali, ia sama sekali belum beristirahat sejak kemarin dan wajahnya sudah muncul dimana-mana seharian ini. Ia begitu gugup sembari menyetir mobilnya menuju apartement milik Jennie yang belakang lebih terasa seperti rumah ternyaman bagi dirinya.

Chanyeol membawa buket bunga mawar biru dan satu kotak cokelat putih mahal kesukaan gadis itu. Chanyeol juga menyemprotkan parfum yang dibelikan oleh Jennie saat mereka berlibur ke jepang, ia juga bercermin dan memastikan jika wajahnya terlihat baik-baik saja. Chanyeol harus siap dengan segala konsekuensinya, meski begitu chanyeol bersumpah bahwa ia tidak akan melepaskan Jennie begitu saja dengan mudah. Ia akan berjuang apapun untuk Jennie, kalau-kalau Jennie tahu bahwa ia sudah memiliki isteri.

"hmm, baiklah... persiapkan dirimu Chanyeol." Chanyeol menarik napas dalam-dalam sebelum ia membuka pintu apartement milik Jennie.
Chanyeol memeriksa ruang tengah saat membuka pintu, senyumnya mereka bersiap bertemu dengan Jennie, namun gadis itu tidak ada dimanapun.
"apa dia tidur?" Chanyeol memeriksa arloji ditangannya, waktu masih menunjukkan pukul 6 petang, mana mungkin Jennie sudah beristirahat.
Chanyeol terus menelusuri ruangan tanpa memanggil Jennie dengan tujuan untuk mengejutkan gadis itu. Terakhir, Chanyeol memasuki ruang kerja Jennie dan pria itu langsung terkejut setengah mati saat menemukan Jennie tak sadarkan diri dengan tubuh tergeletak di lantai dengan mulut berbusa.

"JENNIE!!!"

Chanyeol menangis tersedu-sedu, ia terus menggenggam erat tangan kanan Jennie yang berada disisi tubuhnya. Jennie masih belum sadarkan diri setelah mendapatkan pertolongan darurat dari dokter pribadi Chanyeol.
"Yeol, ia mengonsumsi obat tidur terlalu banyak dan terjadi overdosis, beruntung kau cepat menemukannya, sehingga sebagian kandungan obat masih bisa dikeluarkan" jelas dokter dengan raut kecewa.

"Ia akan segera sadarkan diri dalam 2-3 jam"

"terimakasih,paman" ujar Chanyeol lesu.

dokter itu tersenyum dipaksakan, tampaknya dokter itu sangat mengenal Chanyeol sehingga ia bisa bicara dengan santai dan bebas.