Part 12

491 77 175
                                    

When I See You

Lee Hayi adalah anak seorang pemilik restaurant khas korea yang saat ini tengah ikut untuk membantu bisnis kedua orangtuanya di Selandia Baru, tepatnya di kota Queenstown. Selain menuntut pendidikan di kota tersebut, Hayi juga aktif dalam beberapa pebisnis kuliner disana untuk membantu ayah dan ibunya.
"ya ampun, rajin sekali pekerja part time ku ini" ejek Hayi pada Jennie yang sudah berada di dapur dan sibuk dengan berbagai jenis bahan olahan masakan. Jennie yang sudah tiba 20 menit lalu itupun hanya bisa mencibir pujian kawannya tersebut.

"Helen izin tak masuk kerja hari ini, jadi aku terpaksa harus datang lebih awal" ujar Jennie dengan raut cemberut. sontak Hayi membulatkan sepasang mata sipitnya.

"hah? anak itu, lagi-lagi tak masuk tanpa izin padaku ckck benar benar"

"sudahlah, daripada kau mengomel bisakah kau bantu aku untuk memotong kimchi nya?hari ini menu kita adalah kimchi jigae"

sembari menunggu makanan siap disajikan, Jennie pun merapikan dekorasi restaurant dan membuka papan untuk menandakan bahwa tempat makan khas korea itu sudah siap kedatangan pelanggan, dengan adanya kerjasama antar dua negara tentu saja membuat Restaurant ini sering kali banyak kedatangan pengunjung. Baru dua menit restaurant dibuka, ia sudah mendapatkan tamu pertama, seorang pria jangkung yang tampak berwajah pucat.

"permisi?"

"ya?" Jennie tersenyum, menoleh pada pelanggan pertama dengan sangat ramah, ia menghampiri pelanggan itu sembari membawa catatan ditangannya disertai pulpen.

"ada yang bisa saya bantu, Tuan"

tamu pria itu tersenyum kecut, ia sudah merasa mual sejak bangun tidur gara-gara dicekoki alkohol oleh kedua temannya.

"apa yang disajikan di tempat ini?" tanya pria itu.

"oh, menu utama kami hari ini adalah kimchi jigae, bibimbap dan sup ayam."

"bisakah kau memberikanku sup pengar?"

"hm, tentu. ada tambahan lainnya?"

"kimchi jigae" ujar pria itu sembari memijat dahinya yang terasa pening. Jennie pun pergi ke dapur dan menyiapkan sup pengar yang sebetulnya tidak ada di menu hari ini. Ia dibantu oleh Hayi yang baru selesai menyiapkan kimchi dan bahan baku lainnya di dapur.

"kau sudah kaya raya, mengapa masih memilih bekerja disini. bukankah menjadi koki itu melelahkan?"

Jennie menatap sahabatnya itu dengan senyum tipis, kedua tangannya sibuk dengan tauge yang hendak ia rebus untuk sup pengar pesanan pelanggan.
"itu bukan milikku, lagipula aku hanya anak sambung keluarga Kim"

"tapi, ayah sambungmu sangat menyayangimu. kalau dia tahu kau bekerja disini, dia pasti akan mengamuk tahu"

"ck, rahasiakan saja. apa susahnya sih, ah supnya sudah matang...sana, sajikan"

Ini pertama kalinya untuk Jennie membuat sup pengar, ia menatap tamunya yang kini menyuap satu sendok sup yang mengepul itu untuk masuk kedalam mulut, Jennie tampak sangat cemas ketika memantau reaksi pria itu saat menikmati sup pengar buatannya.

"ah, enak sekali" ujar pria itu dengan senyum diwajahnya.

sup pengar, kimchi jigae dan semangkuk bubur labu yang disajikan secara gratis habis dihadapan tamu tersebut, wajahnya yang semula pucat kini terlihat jauh lebih segar dibandingkan saat kedatangannya ke restaurant.
Jennie sungguh puas dengan hasil masakannya.
.
.
.

"Hei, bukankah kau.... gadis di restaurant pagi tadi?"

Jennie sungguh terkejut, pria pelanggan restaurant itu tiba-tiba ada di sebuah butik tempat Jennie mengambil gaun untuk acara kelulusannya besok.

ThirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang