Bitter Lies
"Jennie.... Jennie..." Chanyeol terus menggumamkan nama itu kala Seohyun hendak melepas kemeja yang dikenakannya. Tangan Seohyun langsung turun dari kerah pakaian Chanyeol, dan wajahnya memasang ekspresi mengeras sempurna.
wajah tampan yang tengah mabuk itu tampak tersenyum tipis dengan mata setengah terbuka, "bisa-bisanya kau menyebut nama wanita lain dihadapanku! brengsek!" umpat Seohyun, ia pun langsung keluar dari dalam kamar menuju sekumpulan para sepupunya yang sama telernya seperti Chanyeol.
Seohyun berjalan dengan anggun sembari menghembuskan asap rokok keluar dari mulutnya, wanita cantik itu sangat lihai memegang rokok disela jarinya, bahkan tidak ragu menyesapnya berulang kali sembari mengacak-acak rambut panjangnya.
Seohyun mengambil botol soju baru dan meneguknya tanpa jeda sama sekali, napasnya terengah-engah, kemudian Seohyun menghubungi seseorang dengan ponselnya.
"oppa...""Se...seohyun?"
Seohyun tersenyum kecil, pipinya bersemburat merah entah karena efek soju atau panggilan disebrang sana yang kini menjawabnya.
"bagaimana kalau kita bertemu setelah syuting minggu depan?"
.
.
.Jennie membiarkan Chanyeol menidurkan kepalanya diatas pangkuannya, sudah 30 menit Chanyeol terlelap sembari dibacakan sebuah buku berbahasa jepang oleh Jennie. Sebetulnya, kesenangan Chanyeol dengan negara Jepang akan menjadi kontroversi jika ayahnya sampai mengetahui, sebab sejarah antara korea selatan dan jepang dimasa perang dulu sangatlah tidak baik, apalagi mengingat kini ayahnya adalah orang nomor satu di korea selatan. Namun, tentu saja Chanyeol melakukan dan menutupi hobinya secara sembunyi-sembunyi.
buku tipis yang hanya berjumlah 20 halaman itu telah selesai Jennie baca, ia pun menutup bukunya dan mulai merasakan bahwa dirinya benar-benar tenang berada disini, bersama Chanyeol yang menjaganya dan menyayanginya, tak hanya itu bahkan Chanyeol melakukan banyak hal untuknya. menyingkirkan Jaejoong dan menuruti permintaan Jennie untuk mengajaknya berlibur. rambut tebal milik Chanyeol itu Jennie mainkan dengan lembut, ia menyusupkan jemari lentiknya untuk menyisir helaian rambut hitam itu dengan hati-hati.
"Yeol... kau pernah terluka parah?"
"humm?" chanyeol menggumam mendengar pertanyaan itu, matanya masih terpejam nyaman saat Jennie masih memainkan rambutnya.
"kepalamu, memiliki bekas luka jahit" Jennie mengusap bekas luka jahit dibagian samping kepala Chanyeol, Chanyeol menatap gadis itu sembari tersenyum.
"ya, ayahku mengatakan aku mendapatkan luka itu saat melakukan olahraga panjat tebing, dan aku mengalami amnesia"
"kau ini benar-benar ya?!" omel Jennie pada Chanyeol.
"aku tidak ingat memiliki hobi seperti itu, tapi sepertinya aku memang selalu mencoba banyak hal dulu"
"kau mungkin melupakan seseorang saat amnesia. apa kau pernah berkencan?"
"entahlah..." Chanyeol tampak berpikir, dan Jennie sepertinya mulai penasaran dengan kejadian amnesia yang dialaminya.
"ck, sudah pasti begitu. jujurlah, kau pernah berkencan kan? atau...mungkin saat ini kau berselingkuh dariku" ucap Jennie dengan santai.
Chanyeol langsung terduduk disamping Jennie dan menegakkan tubuh jangkungnya, jujur saja hal itu membuat Jennie terkejut.
"kau bicara apa? mana mungkin aku berselingkuh darimu. lagipula, tak ada yang bisa menggantikanmu di dunia ini"
Jennie terkekeh pelan, "umm sungguh?"
Chanyeol menangkup kedua pipi Jennie dan mencubitnya gemas, "aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu"
Festival musim salju digelar secara rutin di Jepang, Chanyeol beberapa kali mengunjungi negara ini seorang diri meskipun ia sudah menikah dengan Seohyun, sebab Chanyeol merasa tidak bebas jika harus menghabiskan waktunya bersama wanita itu. sejak awal menikah dan diperkenalkan sebagai calon istrinya, entah mengapa Chanyeol tak pernah merasakan chemistry dengan wanita itu. apa mungkin amnesia juga membuat cintanya hilang begitu saja?
![](https://img.wattpad.com/cover/367001952-288-k996893.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Third
RomanceYou are the best part but at the wrongest time. Perfection beyond imperfection.