Still Waiting
Hidangan appetizer sudah tersaji dimeja makan yang kini sudah ditempati oleh Sana dan Chanyeol, sementara itu Jennie dan sutradara Oh Jiho masih belum muncul di ruangan yang sudah dipesan.
Tak lama, Jennie muncul dengan wajah tegang dan tampak ekspresi dingin gadis itu membuat semua orang segan termasuk Chanyeol. Chanyeol yang tadinya ingin bertingkah dihadapan Jennie mengurungkan niatnya, sebab Jennie sepertinya sedang mode sangat serius."kemana pak Oh Jiho? apakah dia masih lama?" tanya Jennie pada Sana.
"5 menit lagi dia akan sampai" ujar Sana dengan santun, Chanyeol pun merasa keanehan yang terjadi pada Jennie, ia menggeser duduknya sedikit lebih dekat kearah Jennie.
"Apa yang terjadi?" tanya Chanyeol lembut.
"tak ada" balas Jennie dengan singkat tanpa mengalihkan perhatiannya pada Chanyeol. Chanyeol menghela napasnya, kemudian pintu dibuka oleh pelayan dan muncullah Sutradara Oh yang dimaksud.
Ternyata, "Ya Tuhannnn... bukankah kau, Jennie?!"
semua mata terperangah melihat Oh Jiho hanya menuju Jennie seorang, pria itu tampak sangat bahagia bisa bertemu dengan Jennie yang berada di ruangan tersebut. Jennie membulatkan sepasang mata kucingnya ketika Oh Jiho berjalan kearahnya dan memeluknya begitu erat.
Chanyeol melotot tak santai sambil berdiri tegap disamping Jennie.
"Zico? kau ternyata Oh Jiho?!" tanya Jennie dengan terkejut.
"hahaha, ya benar! Zico adalah nama gaulku saat dijepang, sedangkan Oh Jiho adalah nama asliku yang kugunakan saat ini"
"Hei, tak menyangka bisa bertemu disini?!" ujar Zico dengan sangat penuh keceriaan dan kebahagiaan, seakan dunia miliknya dan Jennie sedangkan Chanyeol dan Sana hanya kebetulan berada disana.Chanyeol menghela napasnya dengan kasar, sepanjang acara makan siang itu Jennie benar-benar dikuasai oleh Zico tanpa membiarkan yang lain terlibat didalamnya.
"restaurant yang bagus sekali, ini makanlah yang banyak, kau jadi kurus" peringat Zico sembari menggeser lebih banyak makanan kearah Jennie.
"ya ampun, tidak perlu." balas Jennie dengan sungkan, meskipun ia dan Zico pernah belajar di sekolah yang sama akan tetapi Jennie merasa canggung saja karena sudah lama tidak bertemu. Namun sepertinya zico memiliki kecenderungan ingin lebih akrab dengan Jennie.
"Ekhm, jadi.... bagaimana dengan konsep yang akan anda tawarkan pada proyek iklan ini?" Chanyeol tiba-tiba saja masuk obrolan seraya melonggarkan dua kancing kemeja bagian atasnya,karena udara tiba-tiba terasa panas disekitarnya.
"oh bukankah ini makan siang untuk perkenalan saja ya? bukan untuk membahas mengenai proyek pekerjaan?"
Chanyeol mengepalkan tinjunya dengan jengkel, bisa-bisanya Zico mengejeknya seperti ini.
"Zico, maaf...jika tidak keberatan, aku tak bisa berlama-lama berada disini. aku memiliki urusan pribadi"
Chanyeol dan Zico bersama-sama menoleh kearah Jennie dengan terkejut, gadis itu baru mencicipi sedikit hidangan appetizer saja.
"apa? bagaimana bisa begitu?!" Chanyeol justru bertanya mendahului Zico yang baru saja hendak membuka mulutnya.
Jennie mengabaikan Chanyeol, ia tersenyum pada Zico dengan ramah, "ini kartu nama milikku, hubungi aku saja jika ada keperluan untuk diskusi"
Jennie meninggalkan ruang makan tersebut, dan Chanyeol langsung menyusul gadis itu dengan mempercepat langkahnya, saat Jennie hendak memasuki mobilnya Chanyeol menjegal gadis itu.
"aku minta maaf!" ucap Chanyeol dengan napas agak tersengal-sengal.
Jennie mengangkat wajahnya, "mengapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Third
RomanceYou are the best part but at the wrongest time. Perfection beyond imperfection.