3G; Waktunya Akan Tahu

42 7 2
                                    

Barudak hayu atuh di vote dan komen dulu biar ceritanya berkembang.
Dukung terus ya hehe><

°°°°°°

“Naon gym teh?” tanya Gilang dengan muka yang benar-benar berekspresikam ketidaktahuannya terhadap perkataan yang asing di dengar olehnya. Ya, jarang denger istilah kek gitu. Orang hidupnya aja di kampung.

Gandra menghela napas pendek, “Semacam angkat beban gitu, Lang.”

“Hah, angkat beban? Lah hidup gue banyak beban Dra, masih di suruh angkat beban lagi. Kagak mau ah, hidup susah begini di bikin susah lagi,” gerutu Gilang.

Gandra menarik sudut bibirnya dan menjitak jidat Gilang. “Lo ini bego atau emang udah bego?”

Gebran yang semula bersedih kini bisa melihat raut mukanya yang kembali fresh senyum yang terbit di bibirnya, karena melihat kedua sahabatnya yang lucu dan konyol ini.

“Aduh, jidat paripurna gue. Lo jangan sembarangan mukul jidat orang, nanti gepeng gimana!”

Gandra terkekeh, “Ya habisnya lo sih bikin gue gedek dengernya, gym itu olahraga tau.”

“Nah, sekarang salah siapa. Lo bikin gue salah paham, maksudnya itu bilang kek dari tadi olahraga jangan bikin gue frustasi,” Gilang menghembuskan napas berat dan menyandarkan punggungnya ke belakang seraya kedua tangan ia silangkan di depan dada.

Gandra hanya cengir, “Ya maaf Lang.”

“Ya ga masalah Gandra sahabat gue yang gue cin-Tai.” Gilang pun langsung merangkul Gandra.

“Setelah ini kita mau ke mana?” tanya Gandra bingung.

Gebran menghela napas gusar, ia juga tak tahu mau ke mana setelah ini. “Kita nggak mungkin pulang gitu aja tanpa nyonya Clauren. Yang ada kita kena marah dan dapat masalah.”

“Ah jelema eta nyusahkeun kita wae,” gumam Gilang kesal. Sumpah jika dia hanya orang biasa yang melakukan ini kepadanya, Gilang akan mendorongnya ke tengah jalan.

Gandra terperangah, matanya berkilat saat Clauren dan Jordan baru saja keluar dari area kafe. Kini mereka tengah berjalan menuju mobil yang terparkir di samping dengan jarak 3 mobil yang menghalangi.

“Guys, tuh si Clauren.” sambil bergandengan tangan mesra, cewek itu tampak kelihatan senang.

Gebran mengerutkan keningnya dan menyalakan mesin mobil itu. “Ke mana pun mereka pergi, kita ikutin.”

“Setuju, soalnya gue ngeliat cowok itu kek bahaya gitu deket sama Clauren. Itu menurut firasat kata gue teh,” timpal Gilang dengan menyidik-nyidik gerak-gerik Clauren.

“Mobilnya ada di sebelah terhalangi tiga mobil, keliatan gak?”

“Ya enggak dong Bran, kecuali itu cewek teh sadar kalau kita ada di sini,” jawab Gilang. Lantas langsung menepak pundak Gebran yang seketika melamun.

“Eh eta, eta ikutin mobilnya!” usul Gilang dengan nada yang lantang, ia tidak mau kehilangan jejak cewek meresahkan ini.

Gebran menghela napas panjang dan menancapkan gas mobil secara perlahan, mengikuti samar-samar mobil di depan itu agar tidak ketahuan jika mereka mengikutinya.

3G [Gebran, Gandra, Gilang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang