Barudak seperti biasa jangan lupa vote dan komentarnya agar cerita ini berkembang okeh.
°°°°°°
Setelah mendengar perkataan dari Kinan barusan yang menembus indra pendengarannya, Clauren mendengus kesal dan memilih untuk pergi dari ruang tamu menuju kamarnya. Clauren tak mau menghabiskan waktunya hanya untuk melihat barang kuno yang menurutnya tak berharga dan tak ada artinya.
“Dasar nyonya paling kaya,” gumam Gilang tak suka.
Setelah Jayatra, istrinya, dan Kinan sudah memilih barang yang diinginkan dan setuju untuk membelinya. Tuan besar memberikan amplop yang didalamnya uang yang sudah di hitung sesuai barang yang dibeli. Tong Bao senantiasa menerimanya dengan senyuman sumringah, betapa senangnya hati ketika menerima uang tersebut dengan lapang dada. Tong Bao akhirnya bisa menikmati hidup nikmat di dunia. Otw belanja ke mall sekeluarga gak tuh.
Berapa isi uangnya? Ya, tidak tahu jelas-jelas Tong Bao belum membuka isi amplop itu, tapi terlihat tebal diluar dan dan itu pun ditambah lebih oleh Jayatra sebagai ongkos pulang Tong Bao ke Bandung lagi sekitar Rp500.000 ribu yang langsung di terima oleh orangnya. Gimana gak full senyum coba.
“Haiya telima kasih lo, sudah mau membeli balang-balang antik di toko oe. Semoga jadi langganan telus a, jangan mindel ke olang lain lo,” ucapnya sambil bercanda. Lantas hal itu membuat Jayatra tertawa kecil.
“Bisa aja kamu, kita sudah langganan dari dulu bukan. Buktinya saya belum pernah membeli barang antik di toko orang lain,” balas Jayatra.
Sudah saatnya Tong Bao harus pulang lagi ke Bandung karena banyak pekerjaan lainnya yang harus ia lakukan. Tong Bao pun langsung berdiri dengan rasa sopan. Jayatra, istrinya dan Kinan pun sama-sama berdiri.
“Kalo begitu saya halus pulang sekalang a, banyak yang halus oe keljakan lagi jualan ini. Mali pelmisi.”
“Kalian bertiga, antar Tong Bao sampai depan!” perintah Jayatra.
“Biar Ahmad yang antar Tong Bao pulang ke Bandung.” sahut Kinan yang merasa kasihan kepada Tong Bao yang sudah tua seperti itu harus pulang sendirian.
Tong Bao terkekeh dan menolaknya secara sopan, “Tak usah lo, oe mau kelumah sodala dulu. Nanti bisa sodala oe yang antal pulang ke Bandung sekalian main kelumah.”
“De ...” saat Kinan akan berbicara lagi, Tong Bao malah memotongnya. “Deket dali sini lo lumah sodala oe, jadi jangan khawatil.”
Kinan hanya tersenyum, dan memalingkan muka, “Siapa yang khawatir,” gumam Kinan menggaruk sikut tangan yang tak gatal. Sebelum Tong Bao pergi, Kinan pun barusan sempat mendapatkan godaan genit dari atong Cina botak itu hingga membuat risih dan ilfeel.
°°°°°°
Di gerbang rumah yang besar, para ketiga bodyguard mengantar Tong Bao untuk berpamitan. Tong Bao pun tak akan lupa kedua orang yang sudah memecahkan dua barang antiknya penghasil pundi-pundi rupiah. Kedua mata sipitnya memperhatikan Gebran dan Gandra yang dari tadi terus saja menghindarkan pandangan mata.
“Lu dua olang jangan sampai lupa bayal ganti lugi yang udah telpecahkan sama lu olang a, kalau sampai tidak membayalnya, maka polisi akan menangkap kalian lo!” kata Tong Bao mengancam Gebran dan Gandra sebelum pergi.
Gebran dan Gandra hanya mengangguk menyetujui ucapan dari kong Cina itu.
“Iya kong nanti juga pasti kita bayar kok,” Gebran menyahuti dengan rasa malasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3G [Gebran, Gandra, Gilang]
HumorGenre: comedy, teenfiction, humor, no-roman, kekeluargaan Penasaran langsung aja baca🖤 Tentang sebuah persahabatan, kekeluargaan, yang membutuhkan uang untuk kehidupan mereka sehari-hari. Tapi takdir tak ada yang tahu, mereka semua seolah-olah men...