"Langit adalah bukti bahwa keindahan bisa ditemukan bahkan di tempat yang paling sederhana sekalipun."
- Syafira Anastasia"Benar, Langit memberikan kita ruang untuk bermimpi. Jangan pernah takut untuk menggapai mimpi-mimpi yang tinggi, karena di sanalah kita tumbuh."
- Rava Rayyan Altair- Happy reading -
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Part sebelumnya....
Syafira menghela nafas berat. " Ini udah malam pulang ya, nanti papa kamu nyariin. " Suruh amanda syafira dengan lembut.
" Tapi aku masih kangen sama mama. " Cemberut syafira menatap amanda sedih.
Amanda mencubit kedua pipi syafira. " Nurut ya sama mama. " Ucap amanda dengan sangat lembut.
***
Syafira keluar dari ruangan mamanya.
Dokter yang tadi juga sedang menunggu dia di depan ruangan.
" Udah?. " Tanya dokter itu.
Syafira mengangguk. " Makasih kak. " Ucap syafira tulus.
Dokter itu tersenyum. " Sama-sama. "
" Kamu mau pulang?." Tanya dokter itu.
Syafira mengangguk. " Biar kakak anter ya."
" Gak usah kak, aku bawa motor sendiri." Tolak syafira dengan halus.
Raut wajah dokter itu tampak khawatir. " Bener, udah malem loh."
Syafira tersenyum menyakinkan. " Iya gak papa. "
Dokter itu mengangguk pasrah. " Yaudah hati-hati, kalo udah sampe rumah kabarin biar kakak gak khawatir. "
Syafira menggangguk. " Siap. " Ucap syafira sambil menghormat.
Syafira berjalan menuju motornya yang ia parkiran.
Syafira menjalankan motornya dengan tenang, menikmati semilar angin malam yang sangat menyejukkan.
Syafira berhenti sebentar di sebuah taman, memarkirkan motornya lalu berjalan ke arah kursi yang ada di taman.
Syafira mendongkok melihat ke atas, sinar rembulan menyinari malam dan di temani bintang-bintang yang sangat indah, syafira selalu kagum akan ciptaan Tuhannya.
Hingga tak menyadari ada seseorang yang duduk di sebelahnya.
" Udah malem. " Ucap seseorang yang duduk di sebelah syafira.
Syafira sadar menoleh ke arah sebelahnya, menaikan satu alisnya.
" Udah malem, gak baik perempuan masih di luar rumah. " Ucapnya lagi.
" Tau kok. " Jawab syafira.
Orang itu menyiritkan keningnya, sulit sekali memikirkan jalan pikir perempuan ini.
" Terus ngapain masih di sini?." Tanya orang itu.
Syafira mengangkat bahunya. " Pengen aja."
" Oh ya, kita belum kenalan secara resmi, nama gue Rava Rayyan Altair, panggil aja rava." Ucap rava menjulurkan tangannya.
Syafira melirik tangan rava lalu membalas jabatannya. " Syafira Anastasia, fira. "
Rava tersenyum tipis, melihat syafira begitu menarik perhatian sejak pertama kali bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVSYA
Teen Fiction[ ⚠ Don't copy my story ⚠ ] *** " Ihh kakak bohongin aku ya?!." Dekus syafira, ia sudah panik tadi. " Jadi aku kamu ya?." Goda rava. Syafira menutup mulutnya. " Eh nggak ya?!." " Tapi gue lebih suka, aku kamu boleh ya." Ucap rava lembut. *** " Sya...