23 - Pulang

14 2 0
                                    

- HAPPY READING -

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Syafira mendongkok melihat ke atas melihat awan yang bergerak sedikit demi sedikit mengikuti arah angin yang membawanya.

Tersenyum tipis.

Rava berjongkok di hadapan syafira, membuat syafira kaget. Rava menggenggam kedua tangan syafira. " Apapun yang terjadi kamu jangan tinggalin aku ya." Ucap rava tiba-tiba, rava rasa tiba-tiba perasaannya mendadak syafira akan meninggalkannya padahalkan ia baru kenal syafira beberapa bulan.

Syafira terdiam, jantungnya berdetak kencang. Perasaannya campur aduk antara senang dan sedih. Senang karena ada yang mengharapkanya dan sedih karena tertampar kenyataannya bahwa hidupnya tak lama lagi.

" Aku gak janji." Gumam syafira pelan, tapi masih bisa di dengar oleh rava.

Rava menatap mata syafira, entah kenapa perasaannya sedikit hancur mendengar pernyataan syafira.

Melihat mata syafira yang terpancar banyak kebohongan dan rahasia disana, rava tidak mempermasalahkan itu asalkan syafira bisa menerimanya itu sudah syukur.

" Kak, kalo seandainya aku gak ada jangan terlalu berlarut-larut ya." Cekat syafira.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan kekasihnya ini, rava bingung. Ia tak tau harus berbuat apa?.

" Kamu ngomong apaan sih?." Ucap rava bingung tidak mengerti.

Syafira tersenyum. " Nggak kok aku bercanda." Ucap syafira terkekeh pelan, tapi sebenarnya di dalam hati kecilnya ia terus mengucapkan kata maaf.

Rava mengacak pelan kepala syafira, membuat sang empu berdecak karena rambutnya menjadi berantakan. " Lain kali jangan ngomong kayak gitu, gak baik." Tutur rava lembut.

Syafira mengangguk seperti anak kecil, membuat rava tersenyum tipis mencubit pelan pipi syafira lucu.

" Kakak mau main sama aku gak?." Tanya seorang anak kecil menghampiri syafira dan rava, membawa boneka kelinci.

Rava menoleh ke arah anak kecil itu, lalu melirik syafira. Syafira mengangguk. " Mau main apa?." Tanya syafira lembut menatap anak kecil itu.

" Ini." Ucapnya mengangkat boneka kelincinya.

" Lucu, kamu dapet dari mana?." Ucap syafira menatap boneka kelincinya.

Anak kecil itu memegang erat boneka kelincinya, memeluknya. " Aku dapet dari papa sama mama aku, katanya biar aku gak kesepian." Ucap gadis kecil itu.

Syafira mengangguk-angguk. " Kamu disini ngapain, mama sama papa kamu kemana?." Tanya syafira celingak-celinguk mencari keberadaan orang tua gadis kecil ini.

" Aku di rawat disini udah lama, aku gak sengaja denger waktu mama sama papa bicara kalo aku punya penyakit kanker katanya aku gak lama lagi bakalan meninggal, tapi aku gak mau ninggalin mama papa aku. Aku sayang sama mereka, aku mau banggain mama papa dulu karena kalo aku meninggal nanti orang yang aku sayang bakalan sedih, tapi kalo aku masih bertahan pasti mama sama papa gak bakalan sedih setidaknya aku mau bertahan demi yang aku sayangi." Cerita gadis kecil itu membuat hati syafira sedih, sekiranya anak kecil itu masih umur 7/8 tahun.

Syafira mengelus lembut kepala anak kecil itu. " Kamu semangat ya jangan menyerah." Ucap syafira.

Gadis kecil itu tersenyum mengambang. " Kakak juga sakit kan, kakak juga harus semangat jangan menyerah demi orang yang kakak sayangi." Semangat gadis kecil itu menatap binar syafira.

Syafira mengangguk kecil.

" Ayo kak main." Ajak anak kecil itu memainkan bonekanya.

Syafira meladeni anak kecil itu memainkan bonekanya bersama rava, sesekali mereka tertawa lepas karena tingkah lucu anak kecil itu melupakan sejenak tentang penyakit yang di deritanya.

RAVSYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang