10. Menjadi Dia

825 77 2
                                    

Dari foto-foto yang Arumi lihat, satu hal lagi yang terbesit di kepala selain kata cantik ketika melihat Laras adalah wanita itu sangat anggun. Di setiap momen yang terlampir di foto, wanita itu pasti mengenakan dress dengan rambut yang dibiarkan jatuh terurai di punggung.

Permulaan untuk membuat Reigan jatuh cinta kepadanya, haruskah ia mengubah penampilan menjadi seperti wanita itu?

Arumi mematut diri di cermin, membolak-balikan tubuh demi melihat penampilannya saat ini yang tengah mengenakan kaos oblong dengan celana kulot kebanggan bermotif macan tutul persis. Arumi bergidik, ngeri melihat diri sendiri apalagi kini rambutnya tidak diikat dengan rapi, menambah nilai minus penampilannya. Benar-benar buruk.

Tidak hanya yang sedang dikenakan saja, hampir semua isi lemarinya juga didominasi pakaian yang sama, kaos oblong berbagai warna dan celana kulot berbagai motif. Berbeda dengan lemari pakaian Laras di kamar tadi, hampir semua didominasi baju terusan yang terdiri dari atasan dan bawahan yang menyatu tersebut.

Iya, Arumi sampai memeriksa lemari pakaiannya juga. Ia berdoa semoga tidak ada yang mengetahui sikap lancangnya tersebut.

Arumi menatap wajahnya sendiri di cermin, kemudian mengangguk mantap. Memutuskan akan mengubah penampilannya sebagai permulaan untuk menyamai Laras, dimulai dari sesepele mengenakan dress.

Arumi yakin hal itu bukan sesuatu yang berat untuknya, ia pasti bisa melakukan itu.

Arumi melirik pewaktu yang kini masih menunjukan pukul 10 pagi, masih banyak waktu sampai Reigan pulang kerja nanti sore. Arumi ingin mengubah penampilan dari detik ini juga, tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada. Ia akan membeli baju-baju tersebut, kalau bisa yang sama persis dengan yang dimiliki Laras.

Arumi langsung bersiap, hingga satu jam kemudian ia telah sampai di pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari rumah.

Fokus pada tujuannya, Arumi langsung masuk ke toko pakaian, melangkah ke lorong demi lorong yang disekati dengan berbagai jenis pakaian, seperti rok, baju, baju kaos, baju kemeja, dress, celana dan aksesoris fashion lainnya.

Di lorong yang dipenuhi dress, Arumi menggaruk kepala sendiri, bingung harus mengambil yang mana saking banyaknya dress yang tertangkap indra penglihatan. Salah satu tangannya kemudian jatuh pada dress polos berwarna marun yang terlihat kecil, tetapi Arumi tahu kalau itu bukan dress yang diperuntukan untuk anak-anak, melainkan dress orang dewasa seperti dirinya yang ketika dikenakan pasti akan membentuk lekuk tubuh.

Arumi terdiam sesaat kala sebuah pikiran secara tiba-tiba hinggap di kepala, mengenai bagaimana kalau ia mengenakan dress yang membentuk tubuhnya untuk memikat Reigan.

Semua pria menyukai perempuan seksi, Arumi yakin tidak terkecuali suaminya.

Siapa tahu ketika Reigan melihatnya mengenakan dress yang terbuka, pria itu akan langsung jatuh cinta kepadanya.

Arumi tidak bisa menahan senyum. Dengan pemikirannya itu, ia kemudian memasukan benda yang disentuhnya itu ke kantung belanjaan kosong yang sedari tadi ia tenteng.

Tidak hanya dress tersebut, Arumi memasukan empat dress lainnya. Ia kemudian membawa lima potongan pakaian yang sudah dipilihnya tersebut ke ruang mencoba. Penasaran ingin melihat apakah dress-dress tersebut cocok di tubuhnya atau tidak, atau barangkali dress yang dipilihnya kekecilan atau bahkan kebesaran.

Pertama, Arumi mencoba dress polos berwarna marun yang menarik perhatiannya. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, senyum lebar tersungging di kedua sudut bibirnya dengan mata yang berbinar. Senang melihat kini kain berbahan stretchy itu memeluk tubuhnya dengan erat, tetapi tidak cukup membuatnya merasa sesak.

We Are CheatersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang