12. Sikap Keterlaluan

907 95 1
                                    

Entah ini untuk malam yang kebeberapa kalinya Arumi mendapati tidak ada Reigan tertidur di sampingnya ketika ia tidak sengaja terbangun di dini hari.

Arumi mungkin akan memaklumi kalau Reigan melakukannya hanya sekali dua kali. Namun ini, sudah sering sekali pria itu menghilang dari sebelahnya, tiga atau empat kali dalam seminggu, bahkan yang paling parah menurutnya adalah satu minggu berturut-turut.

Arumi sampai merasa bahwa Reigan sedang menantangnya.

Pria itu pasti mengira Arumi tidur dengan nyenyak, sehingga merasa bisa melakukan apa pun sesuka hati. Namun jelas Reigan tidak bisa, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga.

Maksudnya, kalau Reigan sering melakukan hal itu, Arumi jelas pasti akan mengetahui dengan sendirinya bagaimanapun caranya. Sebab tidak mungkin pria itu pergi diam-diam nyaris setiap malam, tetapi Arumi tidak merasakan sesuatu yang aneh sedikit pun. Meski sedang tertidur nyenyak, jika setiap malam Reigan melakukannya, sedikitnya Arumi pasti merasakan pergerakan yang aneh dari tempat yang sedang dirinya tiduri.

Tidak hanya berlaku untuk Arumi, siapa pun pasti langsung menyadari akan sesuatu yang aneh kalau kejadiannya berulang kali dan di setiap jam yang sama.

Arumi bahkan akan menganggap dirinya sendiri bodoh dan berotak kosong kalau sampai tidak mengetahui hal ini lebih cepat. Padahal jelas-jelas setiap malam dirinya selalu ditinggal tidur sendiri karena pria yang biasa tidur di sampingnya itu diam-diam pergi dari kamar mereka.

Awalnya memang Arumi terbangun karena ingin ke kamar mandi, tetapi setelah tiga kali berturut-turut mendapati Reigan tidak berada di sampingnya setiap ia tidak sengaja terbangun, Arumi mulai dengan sengaja bangun setiap malam untuk memeriksa apakah pria itu melakukannya lagi atau tidak, dan dia melakukannya.

Selalu.

Diam-diam keluar dari kamar mereka pada pukul satu atau setengah dua pagi yang mana biasanya pada jam-jam itu Arumi tengah tertidur pulas.

Jangan tanya ke mana Reigan pergi, karena jelas pria itu pergi ke kamar sebelah. Ia tidak akan merasa seputus asa ini kalau suaminya pergi ke toilet atau hanya ke lantai bawah.

Arumi tidak bermaksud membiarkan Reigan semakin menjadi-jadi dengan tidak langsung menegur dan berperilaku seolah-olah tidak mengetahui perilaku keterlaluannya.

Arumi hanya berpikir setiap suaminya menghilang, pria itu pasti tidak akan melakukannya lagi besok malam, dan benar saja, besok malamnya Reigan tidur pulas di sampingnya.

Namun itu tidak berlaku permanen, setelah malam pria itu secara utuh tidur bersamanya, besoknya pria itu kembali pergi diam-diam.

Saat Arumi kembali berniat ingin menegur, pria itu justru tidur semalaman di sampingnya.

Polanya tidak menentu, tidak bisa Arumi prediksikan sama sekali. Terkadang sekali secara utuh tidur bersamanya, sekali diam-diam pergi. Dua kali tidur bersamanya, dua kali pindah, dua kali tidur bersamanya tiga kali pindah.

Seperti itu terus hingga Arumi yang ingin menegur selalu berpikir ribuan kali, seperti ... suaminya malam ini pasti tidur bersamanya, malam nanti suaminya tidak akan melakukannya lagi, hanya malam ini saja suaminya melakukan hal itu. Hingga akhirnya satu bulan berlalu dan Reigan masih lanjut melakukan kegiatannya itu.

Arumi tidak bermaksud ingin menyetreskan diri sendiri, tidak bermaksud ingin tenggelam dalam kesalah pahaman yang tentu membuat dirinya sendiri pun sakit kepala. Arumi hanya takut ketika menegur, Reigan justru tidak terima, ketika ia menegur justru terjadi pertengkaran di antara mereka.

Arumi tidak ingin semua itu terjadi.

Arumi tidak ingin membuat Reigan malu dengan mengetahui fakta bahwa Arumi mengetahui kelakuan pria itu setiap malam. Namun tampaknya Reigan tidak memiliki pikiran yang sama, pria itu tidak takut Arumi marah atas sikap keterlaluannya dengan terus melakukan hal itu dan tidak merasa malu sama sekali ketika melakukannya.

We Are CheatersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang