5.

297 60 5
                                    

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

هَلْ جَزَآءُ الْاِ حْسَا نِ اِلَّا الْاِ حْسَا نُ 
"Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)."
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 60)

.
.
.
.
.

Kaki mulai melangkah menahan rasa sakit yang cahaya rasakan. Menebar senyuman ke arah Uma ketika ia bertemu di tengah rumah. Cahaya terus melangkah hingga ia sampai di tempat tujuan.

Di sana sudah ada aklima yang sedang mencuci sayur sayuran yang terlihat masih sangat segar. Melanjutkan berjalan hingga sampai di depan kulkas.

Cahaya membuka kan freezer, mengambil beberapa bahan dari dalam nya. Membawanya ke tempat aklima berada. Membuat aklima memperhatikan cara cahaya berjalan yang sedikit berbeda.

"Ekhem...!. " ucap aklima sembari tersenyum jahil ke arah cahaya yang berdiri di samping nya. Tapi sayang, cahaya tidak menyahut nya sama sekali. Membuat aklima kembali membuka mulut.

"Kenapa dengan kakinya?. " tanya nya. Menatap serius ke arah cahaya.
"Ngga napa napa! Cuma jatuh di kamar mandi tadi!. " jawab cahaya datar . Memberi  tau kakak nya yang tidak polos.

"Jatuh di kamar di mandi , heuh!. " jawaban yang di berikan cahaya membuat aklima mengulangi ucapan adiknya. Lalu tersenyum sinis.

"Kakak mu tidak bodoh sayang!. "Sambung aklima berkata. Membuat cahaya menatap ke arah nya.

" maksud kakak!. "

"Habis ehem kan?. " tanya aklima jahil. Membuat cahaya menatap ke arah lain.
"Ngga!. " jawab nya datar setelah itu.

"Jangan bohong deh!. "

"Serius engga!. ".

" jangan bohongi kakak mu ini! Aku tau kalian semalam ngapain!. "Sahut aklima dengan sedikit tersenyum. Mencari cara agar adiknya mengatakan yang sebenar.

" kakak kenapa sih?. "

"Ngga napa napa!. "
"Ngaku aja kalian semalam ngapain, suaranya sampe luar loh!. " ucapan aklima yang satu ini membuat mata cahaya membulat dengan besar. Menatap acuh tak acuh ke arah aklima yang tersenyum ke arah nya.

"Kakak yang bener aja!. " tanya cahaya dengan nada khawatir. Berjalan mendekati kakak nya.
"Iya!. " jawab aklima singkat dengan nada menyakinkan.

"Ngga suka ngga suka, tapi udah sama sama tidur telanjang !. " tambah aklima mengatakan, membuat cahaya memukul geram lengan kakaknya.
"Kakak bisa ngga si ngomong jangan keras keras!." lirih cahaya. Menatap malu ke arah kakak nya.

"Ngga bisa! Kakak mau kasih tau sama Uma!. "

"Kasih tau aja, seluruh penjuru bumi ini kakak kasih tau, aku kasih izin!. " sahut cahaya yang berdecak kesal karena kakak nya.

"Sudah! Aku hanya bercanda!. "
"Ayo masak, takut telat nanti!. " sahut aklima. merangkul bahu cahaya.

"Enak banget pasti kan, punya ustadz fahri kekar!. "Bisik aklima pada telinga cahaya, membuat bulu cahaya naik tak tau panjang nya seberapa.

Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang