26.

117 25 0
                                    

  ماَقـَلَّ عَملٌ بَرَزَ من قلْبٍ زاَهِدٍ ولاكَثـُرَ عملٌ بَرَزَ من قلبٍ رَاغِبٍ

"Tidak dapat dianggap kecil/sedikit amal perbuatan yang dilakukan dengan hati yang zuhud ,dan tidak dapat dianggap banyak amal yang dilakukan oleh seseorang yang cinta dunia."

-Ibnu ataillah-

Sehari penuh dengan petualangan, kini ustadz fahri dengan cahaya sudah kembali ke pesantren tepat pada pukul delapan malam, membuat semua orang tidak melihat keberadaan mereka yang sedang berjalan masuk ke dalam rumah.

Di sana sudah tidak ada lagi Fatimah dan hasan, karena mereka baru saja pulang lima jam yang lalu, sebelum cahaya dan ustadz fahri sampai di bandara Soekarno Hatta. Menjadikan cahaya leluasa untuk tidur di bilik nya bersama dengan najwa.

"Ustadz!" panggil cahaya pada ustadz fahri yang sedang mengambil laptopnya dari nakas, menoleh ke arah cahaya berada.

"Iya sayang, ada apa?''tanya ustadz fahri dengan lembut, menghentikan pekerjaan nya.

" cahaya mau balik ke bilik! Bolehkan?"cahaya balik bertanya, membuat ustadz fahri memajukan bibir nya. Dengan raut wajah tidak bahagia.

"Lalu kenapa kita langsung tinggal bersama, kita udah sah sayang!" bantah ustadz fahri yang berjalan mendekati cahaya yang sedang duduk di pinggiran ranjang.

Cahaya terdiam, tidak tau harus mengatakan apa, sungguh! Keinginan nya juga sudah kelewatan batas. Gadis itu hanya bisa menunduk ketika ustadz fahri duduk di samping nya.

"Emmm...! Aku tidak tau harus mengizinkan nya atau tidak, tapi aku ingin melihat mu bahagia!" ketus ustadz fahri, merangkul lembut bahu istri nya.

"Dan jika itu yang membuatmu bahagia, silahkan!" tambah ustadz fahri mengatakan, membuat cahaya memandang ke arah nya.

"Engkau serius?" tanya cahaya pelan, dan ustadz fahri mengangguk mantap kepalanya.

"Cup!''
" Terima kasih!"lirih cahaya setelah mengecup sekilas bibir ustadz fahri, lalu memeluk tubuh tegap suami nya erat.

"Aku pergi ya!" ucap cahaya setelah itu, melepaskan pelukan nya, lalu pergi dengan meninggalkan bekas senyuman di mata ustadz fahri.

Bisa tidak bisa, ustadz fahri harus mengizinkan keinginan orang yang ia sayang tercapai walaupun itu menyakiti hati nya sendiri. Dan di dalam kamar tinggal ia dengan kepalanya yang menunduk, merasakan kesedihan.

Cahaya berjalan pergi dengan bahagia, cerah laksana bulan purnama, menginjak batako yang tersusun rapi, hingga akhir nya ia sampai di mana letak bilik  nya berada, dan di sana sudah ada najwa yang sedang duduk melamun di balkon, memandangi ke arah langit yang tampak cerah.

"Kakak!" panggilan cahaya membuat najwa terkejut, lantas memeluk tubuh kecil nya.

"Aku semangat merindukan mu, kau tau aku tinggal sendiri selama dua hari ini, kau sangat jahat padaku!" gerutu najwa dengan wajah masam,

"Kau selalu meninggalkanku, apakah setelah ini kau akan pergi meninggalkan ku untuk selama nya?" tambah najwa berkata kata, membuat cahaya menyumbat mulut najwa dengan tangan halus nya.

"Jangan bicara seperti itu, aku minta maaf karena telah meninggalkan mu sendiri, engkau pasti tau sendirikan bagaimana  sifat uma ku!" elak cahaya sambil melepaskan tangan nya yang menutupi mulut najwa.

"Ayo masuk ke dalam!" ajak cahaya setelah itu yang langsung menarik tangan najwa untuk masuk ke dalam bilik, karena tidak ada pengajian, tidak ada aktivitas apa apa setelah hari pengumuman santri terbaik membuat mereka senantiasa mempunyai waktu luang.

Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang