25.

147 23 0
                                    

  مَنْ رَاَيْتـَهُ مُجِيْباً عنْ كُلِّ ماَ سُـءِـلَ وَمُعَبَِّراً عَنْ كُلِّ مَا شـَهِدَ وَذاكِراً كُلَّ ماَ علمَ فاَسْتَدِلَّ بذَٰ لكَ عن وجُودُ جَهلِهِ

"Barangsiapa yang selalu menjawab segala pertanyaan, dan menceritakan segala sesuatu yang telah dilihat(mata hatinya), dan menyebut segala apa yang ia ingat [ketahui], maka ketahuilah bahwa yang demikian itu adalah tanda kebodohan orang itu.''

_ibnu ataillah_

   Hari yang cerah, menggambarkan senyuman di setiap wajah manusia yang sedang melakukan aktivitas mereka, terutama ustadz fahri yang kini dengan tulus mendapatkan cinta dari sosok cahaya asyafarhana.

Beribu ucapan syukur tersampaikan ketika cinta telah di balas dengan cinta, menjadikan dua insan saling mencintai, layak nya mubtada dan khabar, yang mana mereka tidak akan sempurna, jika salah satu nya tidak ada.

"Kita akan pergi kemana sekarang?" ustadz fahri bertanya pendapat pada istri nya yang sedang mengambil ponsel dari tas hitam kecil yang di tenteng di tangan kanan nya.

"Engkau yang lebih tau tempat di Aceh, jadi aku serahkan semua nya pada ustadz!" jawab cahaya, menatap manis ke arah ustadz fahri yang sudah siap untuk menjalan kan mobil nya, berjalan keluar dari lokasi rumah muzayyana.

"Baiklah! Kita akan pergi ke mesjid raya Baiturrahman, karena mumpung waktu shalat dhuhur sudah tiba!" ucap ustadz fahri memberi tau, dan cahaya hanya menganggukkan kepalanya dengan senyuman. Lalu ustadz fahri menjalankan motornya, keluar dari lokasi rumah menuju jalan raya.

Tidak terlalu jauh perjalan, hanya 10 menit, ustadz fahri memarkirkan mobil nya di pinggiran jalan, dan ia sengaja tidak memarkirkan nya di parkiran bawah tanah, atau yang lebih dikenal dengan basement. Karena itu hanya akan membuang buang waktu mereka.

Cahaya turun dari mobil, setelah ustadz fahri membuka kan pintu mobil untuk nya, dan baru saja kaki yang berbalut sepatu sport putih itu mengajak tanah. Ustadz fahri langsung menggenggam erat tangan cahaya, untuk menyebrangi jalan memasuki kawasan mesjid raya Baiturrahman.

Ustadz fahri mengangkat kan tangan nya, ketika ia sedang menyebrangi jalan, dengan tangan cahaya yanga berada didalam genggaman tangan kiri nya. Menulusuri jalan bersama.

Senyuman manis terbit di wajah cantik cahaya, ketika kaki nya sudah mulai menginjak tempat suci, terlihat indah sangat Damai, menyejukkan dan menenangkan hati yang seketika gelisah.

"Masya allah!" cahaya terkagum kagum dengan apa yang ia lihat, payung payung besar yang menghalangi sinar matahari, dengan lantai yang berbalut keramik, menjadikan seseorang seperti sedang berada di tanah suci Madinah.

"Kenapa?" tanya ustadz fahri singkat, menatap tenang ke arah istri nya.

"Terasa di madinah!" ujar nya, membalas tatapan suami nya. Membuat ustadz fahri melepaskan genggaman tangan nya lalu membawa cahaya ke dalam pelukan nya.

"Insya allah! Jika aku mempunyai waktu luang, aku akan membawa mu kesana!" kata ustadz fahri dengan nafas berat nya, karena dia tau, apa yang sedang tersirat di dalam hati istri nya.

"Janji!"

"Janji!" sahut ustadz fahri dengan kaki yang terus melangkah.

Baru sejenak berjalan, ustadz fahri menghentikan langkah kaki nya lalu jongkok di depan cahaya, membuat cahaya keheranan dengan tingkah nya.

"Kenapa?" lirih nya dengan lembut.

"Harus lepas sepatu sayang!" jawab ustadz fahri tampa menoleh ke arah cahaya, sibuk dengan tangan nya yang melepaskan tali pengikat sepatu, dan menarik kaki cahaya dari sepatu dengan  perlahan, lantas membuat cahaya tersenyum bahagia, bahkan penjaga pintu gerbang sekalipun.

Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang