'' Tiada yang lebih indah, dari dua raga yang saling menjaga, tiada bertemu namun saling menunggu, tidak berpapasan namun saling memantaskan."
- kiki -
Malam yang tidak pernah di tunggu akhir nya tiba, malam sabtu yang membuat para santri malas mengikuti pengajian, mengatakan seribu alasan. Menjadikan setoran hafalan tertunda begitu saja.
"Bismillahirrahmanirrahim!. " ucap cahaya menghembuskan nafasnya. Mengambil mushaf alquran dari rak kitab. Mencium nya lembut tanda penghormatan.berjalan pergi ke arah pintu karena najwa sudah menunggu nya.
Mereka berjalan bersama. Menginjak batako yang tersusun rapi, pesantren bersih, indah nan damai,membuat para santri lebih nyaman untuk melakukan aktivitas mereka.
Kedisiplinan, adalah sesuatu yang menjadikan para santri lebih bermotif, pintar dalam segala hal. Meletakkan ilmu ditempat yang benar, dan mengamalkan ilmu yang sudah mereka ketahui.
Sedikit lama berjalan kaki, cahaya dan najwa berada di depan balai pengajian. Rasa senang yang sedang berdiri di pihak mereka. Membuat itu sirna begitu saja. Menatap ke arah ustadz fahri yang sudah duduk siap di balai pengajian. Menunggu setoran hafalan anak didik nya. Kelas 5.
Jantung mereka seakan tak lagi berderak. Melihat sesuatu yang tak di duga. Bukan karena belum menghafal, tapi ustadz fahri naik ke atas balai terlalu awal. Membuat semua penghuni kelas lima, kaget tak terkata. Entah apa yang merasuki dirinya.
"Maaf ustadz kami telat!. " lirih najwa mengata. Ketika mereka sampai di pintu. Menundukkan pandangan secara bersamaan.
"Duduk lah! Kalian tidak terlambat!. " suara yang terdengar dingin tapi tidak dengan nada marah yang seperti biasa nya mereka dapatkan jika telat naik ke atas balai pengajian. Membuat mereka sedikit aman.
Cahaya dan najwa menunduk. Berjalan masuk ke dalam. Dan duduk di tempat mereka.
Jantung cahaya berdetak keras. Tidak berani menatap ke arah ustadz fahri. Tapi untuk membuat teman teman nya tidak tampak curiga. Ia mengangkat kan pandangan nya. Menatap ke depan. Memperlihatkan dirinya yang biasa biasa saja.
"Siapa yang sudah siap menamatkan hafalan pada malam ini?. "
"Juz ke tiga puluh?. " tanya ustadz fahri ketika semua anak didiknya sudah berada di balai pengajian.Tidak ada suara yang menyahut. Membuat ustadz fahri berdecak kesal. Memukul balai dengan rotan.membuat semua santri menunduk . Dia bersalah kerena sudah gagal mendidik anak murid nya. Tapi satu tangan putih yang terangkat. Membuat wajahnya menampakkan senyuman. Yang tidak pernah di lihat oleh para santri.
Cahaya menjadi tatapan teman teman nya.menepuk tangan atas keberanian nya menghadapi ustadz yang galak.
"Saya ustadz!. " lirih cahaya dengan menunduk. Merendahkan dirinya di depan semua mata yang melihat ke arah nya."Silahkan duduk ke depan. Untuk menyetor hafalan terakhir nya!. " titah ustadz fahri dingin. Membuat cahaya bangun dari duduk nya. Berjalan ke depan dan duduk di depan ustadz fahri sedikit lebih jauh.
"SEMUANYA BERDIRI!!!. " bentak nya kejam, membuat cahaya yang duduk di depan nya. Menunduk dengan gemetar ditambah lagi dengan jantung yang berdetak laksana reduk tatkala hujan badai.
Semua santri berdiri patuh. Menundukkan pandangan mereka. Kemudian menatap ke depan, ketika ustadz fahri menyuruh cahaya untuk langsung menyetor hafalan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]
Roman d'amourFOLLOW AKUNNYA DULU SEBELUM MEMBACA "Coba di ngintip ngintip dulu siapa tau cocok" Tapi kasih vote ya! "Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam 3 hari, bahkan kurang dari itu. " ucapan itu mengambil alih pandangan cahaya ke arah nya. "Heuh! Ji...