40.

40 2 0
                                    

“Cinta itu indah dan benci itu menyiksa. Imam Syafi’i berkata, ‘Mencintai seorang wanita bukanlah sebuah bencana. Akan tetapi, bencana yang sesungguhnya adalah dekat dengan orang yang tidak dicintai.”
— Inspirasi Cinta Buya Yahya ke-11

"Abang, Ikbal ngga mau." Bantah Ikbal beberapa kali, bagaimana bisa dia menerima perintah ustadz fahri yang sedang ngidam yang memerintahkan nya untuk memakai hudi pink ketika pergi ke kampus, itu hanya akan membuat diri nya malu.

"Ngga pokok nya harus pakek, harus."

"Bisa ngga si kalo ngidam itu ngga harus kaitkan gue, ngga sudi tau ngga." Sewot Ikbal yang kembali memberikan hudi pink pada ustadz fahri yang duduk di sofa ruang tengah.

"Terserah, pokok nya kamu harus pakek, abang suka."

"Anak lo cewek ya bang." Potong Ikbal sambil duduk dengan tenang di samping ustadz fahri. Menebarkan senyuman penuh belas kasihan pada pria itu.

"Cowok." Tebak ustadz fahri asal asalan, dan ini adalah suatu kemenangan bagi Ikbal, namun cowok itu salah, ustadz fahri tetap memaksa nya untuk tetap memakai hudi pink.

"Pakek."

"Abang."

"Di bilangin pakek ya pakek."

"Kakak aja yang pakek kenapa si, atau amelia."
"Amel sini!" Panggil Ikbal dengan jantung yang masih di buat dag dig dug, tidak tau cowok itu harus membawa kemana muka nya ketika bertemu dengan teman teman nya di Fakultas.

"Ngga, abang mau nya kamu yang pakek." Tegas ustadz fahri melipat tangan nya di dada.

"Oh ya Tuhan, kenapa harus hamba mu ini, kenapa?" Rengek Ikbal yang membuat ustadz fahri menarik senyuman nya.

"Banyak dosa kamu nya makanya." Timbal ustadz fahri.

"Nanti Ikbal taubat ya allah, tapi jangan beri bala Ikbal yang ini."

"Makanya jangan bilang suruh ngidam yang aneh aneh, kan kena imbas nya." Tutur cahaya yang baru datang dari arah dapur, membawa secangkir kopi.

"Huuuaaaa, kakak kemarin Ikbal cuma bercanda, ya ngga gini juga maksud nya." Ngerengek Ikbal yang turun di atas granit, mencak mencak kan kaki nya di lantai, membuat almira yang baru datang tersenyum tak karuan.

"Umiii, bilang sama abang jangan suruh pakai Ikbal baju pink yang ini pleaseee." Mohon Ikbal sekaligus memperlihatkan hudi pink pada almira, membuat wanita paruh baya itu tidak henti nya tersenyum.

"Ngga, pokok nya kamu pakai itu pergi ke fakultas."

"Ngga mau abang."

"Gaji kamu abang potong." Final ustadz fahri, jika masalah gaji Ikbal selalu kalah.

"Huuuaaaa, ngancem terus, ngancem! Abang jahat huuaaaa."

"Brisik deh lo kak, tu liat mencak mencak lagi kaki nya kayak anak teka ngga di beliin mainan aja lo." Ketus amelia yang di balas tatapan kosong oleh Ikbal.

"Malu dek malu." Timbal ustadz fahri.

"Diem ih, semua nya jahat." Alhasil Ikbal bangun dari duduk nya, menghapus kasar air matanya yang tidak keluar sama sekali, mengambil hudi pink yang di berikan ustadz fahri lalu pergi ke kedalam kamar nya.

Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang