39.

41 3 0
                                    

الحياة رواية جميلة عليك قراءتها حتى النهاية لا تتوقف أبدا عند سطر حزين قد تكون النهاية جميلة

Hidup ibarat sebuah novel yang indah, hendaknya engkau membacanya sampai akhir, jangan berhenti membaca pada baris yang sedih, terkadang di akhir terdapat cerita yang indah.


Tidak ada angin tidak hujan, lantas mengapa seorang ustadz fahri menyuruh istri nya untuk memasak mie udang, sama sekali tidak seperti biasanya yang selalu melarang cahaya untuk melakukan semua aktivitas.

"Cahaya sayang, buatin suamimu ini mie udang dong." Ustadz fahri bergidik geri sembari naik di atas sofa yang cahaya duduki dan langsung merebahkan kepalanya di atas paha cahaya, rasa nyaman yang tidak ada bandingan nya.

"Lah nyuruh, biasanya ngelarang." Timbal cahaya yang mengangkatkan tangan nya mengusap lembut rambut ustadz fahri yang sudah seperti anak muda zaman sekarang. Rambut acak, namun sering tertutup oleh peci hitam nya, hanya cahaya yang selalu bisa memandang rambut kandang burung itu.

"Bukan nyuruh sayang tapi minta, abi pengen."

"𝐼𝑑𝑖ℎ 𝑎𝑏𝑖." Batin cahaya berkata geli.

"Pengen aja apa pengen banget?"

"Pengen banget, ngga mau di tunda tunda." Ustadz fahri menenggelamkan wajahnya di perut cahaya manja, satu yang tidak pernah ia lupa, mencium perut istrinya.

"Ngidem dong?" Pertanyaan cahaya justru membuat ustadz fahri langsung terduduk, mata nya menerjap saat mendengar pertanyaan cahaya.

"Iih ngga juga sayang, tapi ustadz pengen."

"Intinya ngidem."

"Yang hamil itu kamu sayang bukan aku." Keluh ustadz fahri manja. Bertingkah layaknya balita.

"Aku cuma pengen aja makan mie udang buatan istri sendiri, soalnya enaknya ngga ada dua."

"Ngga, pokok nya pada inti nya ustadz ngidem."

"Emang ada tuh bapak bapak ngidem saat istri nya hamil?" Tanya ustadz fahri polos.

"Ada, dan ustadz lah salah satu nya, yaudah minggir cahaya mau buatin mie udang untuk pak dosen yang lagi ngidam." Tutur cahaya sedikit mendorong tubuh ustadz fahri dari nya, lalu berdiri ingin pergi.tapi langkahnya terhenti dengan ucapan ustadz fahri.

"Ikut."

"Ngga usah, duduk aja dalem kamar, bapak ngidem harus banyak istirhat, kalau di ajak keluar walah sewot sama semua orang lagi nanti." Desis cahaya yang langsung pergi setelah mengatakan hal itu.

Sesampai cahaya di dapur, tidak lupa ia mengambil udang dan mie instan yang menjadi bahan utama untuk dia masak, permintaan yang sederhana tapi sedikit lucu si kan, bapak ngidam.

Gadis itu sama sekali tidak keberatan mengerjakan tugas nya, dia melakukan semua nya dengan lancar, mulai dari memotong bawang, cabe , daun sop dan beberapa bahan lain nya, memasukkan  nya ke dalam minyak tanpa harus maju mundur.

"Kakak masak apa?" Tanya amelia yang sedang libur sekolah, ya biasa hari minggu, hari kebahagiaan bagi semua orang.

"Mie udang."

Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang