15.

229 49 1
                                    

'' Hijrah mu! Tidak sekedar memperpanjang jilbabmu, sadarilah jika lisan masih menyakiti, sikap masih tak di benahi, pergaulan tetap bersama laki laki, diri masih saja berpacaran ala islam, bahkan foto masih bertebaran, percayalah, hijrah mu, masih butuh hijrah lagi. "

- kiki -

Usai jam pengajian, mereka semua kembali ke dalam bilik, ada yang memasuki musholla untuk beribadah dan ada juga yang langsung tidur karena sangat lelah. Begitu juga dengan cahaya yang melanjutkan aktifitas nya seperti biasa untuk merajaah hafalan.

"Cie! Cie! Ada yang lagi di pdkt nie..!. " canda najwa pada cahaya yang sedang mengambil wudhu nya. Membuat cahaya diam tanpa menyahut . Melanjutkan basuhan wudhu nya.

najwa memanyunkan bibir nya. Menyentuh nyentuh air di dalam kulah dengan tangan nya. Merasa kesal karena ucapan nya terabaikan.

"Dasar!. " sahut cahaya setelah selesai mencuci kaki nya, mengambil hijabnya untuk dia pakai. Membuat najwa menatap ke arah nya.

"Ayo!. " ajak cahaya pada najwa yang hanya diam.

"Udah ngga usah ngambek!. " ketus cahaya sambil menarik tangan najwa yang hanya berdiri seperti patung. Memanyunkan bibir nya.

"Kamu sih ah!. "

"Kan aku lagi wudhu." sahut cahaya sembari merangkul bahu najwa. Berjalan keluar dari kamar wudhu.

"Emang nya kalau ustadz fahri lamar kamu, kamu mau?. " pertanyaan itu membuat cahaya menoleh ke arah sahabat nya. Mengernyitkan kening nya. Tanda ia tidak mengerti dengan pertanyaan najwa.

"Kenapa nanya gitu?. " tanya cahaya singkat. Sambil melepaskan rangkulan nya. Masuk ke dalam bilik nya yang lumayan mewah.

"Kan ustadz fahri orang nya dingin, galak, keras, kejam, ngga punya hati nurani lah pokoknya!. " sahut najwa sambil menutup pintu. Menguncinya dari dalam. Membuat cahaya menoleh ke arah nya.

"Mungkin aslinya dia tidak seperti itu!. " sahut cahaya Sembari mengambil mushaf. Naik ke atas ranjang dan menaruhnya di atas bantal.

"Berarti kamu mau dong!. " tebak najwa. Membuat cahaya terkekeh pelan sembari membuka al-Quran. Najwa Menatap ke arah cahaya, menunggu jawaban dari nya.

"Ada ada saja kakak ini!. " jengkel cahaya, dan setelah itu ia fokus pada mushaf nya. Melantunkan dengan irama pada umum biasanya.

"Tunangan kamu trus gimana? " tanya najwa lagi tapi tidak ada sahutan. Kerena cahaya sedang mengaji. Menghormati ayat allah. Membuat najwa memanyunkan bibirnya kembali. Mengambil buku novel untuk membacanya. Karena tidak ada pilihan lain baginya selain membaca novel disaat ia sedang menstruasi.

°°°

Hanya beberapa jam beristirahat, suara azan dengan irama nahwan terdengar begitu indah. Membuat cahaya yang sudah siap dengan mukenah dan sajadah yang ada di bahu nya.tersenyum tatkala mendengarkan itu. Dia kenal suara itu milik siapa.

Kaki nya melangkah keluar. Meninggalkan najwa sendirian. Dan mendapati keramaian ketika sudah hampir sampai di depan mesjid tempat beribadah pada santri.

Mulutnya mengucapakan doa. Mengaminkan nya dengan kedua tangan yang ia usapkan di muka. Berjalan masuk kedalam mesjid dengan bahagia. Tidak di sangka umi sudah berada di sana. Memanggil cahaya untuk berdiri di samping dirinya.

Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang