“Jadikanlah gaya hidupmu bukan memberikan yang baik, akan tetapi memberikan yang terbaik.”
—— Mutiara Hikmah Buya Yahya ke-124Sudah tiga hari ustadz fahri berada di rumah sakit, dan karena keadaan nya sudah mulai membaik dokter Danish mengijinkan pria itu untuk pulang.
Semua mata para santri menggambarkan rasa sedih, iba melihat apa yang sedang terjadi para guru mereka ketika ustadz fahri sedang di bawa Ikbal untuk masuk ke dalam rumah.
Tidak ada yang tega melihat ustadz fahri yang seperti demikian, mereka semua rindu ketegasan diri nya, karena dengan itu mereka menjadi bisa.
"Cahaya, sabar ya sayang." gumam najwa yang berada di barisan paling depan saat penyambutan ustadz fahri pulang dari rumah sakit.
"Bolehkah aku berterima kasih ke sekian kali nya pada mu?" tanya ustadz fahri pada cahaya yang duduk di depan nya di atas kasur setelah Ikbal berjalan keluar dari kamar mereka.
Pria itu duduk bersandar di sandaran kasur, dan hingga sejauh ini cahaya belum pernah mendengarkan keluhan tentang rasa sakit yang sedang menimpa ustadz fahri, pria itu hanya berdiri pada takdir terbaik nya.
Mungkin ini adalah yang terbaik buat saya. Hanya itu, hanya itu yang ustadz fahri katakan kepada setiap saat orang yang mengunjungi nya ke rumah sakit , baik dari pabrik nya, fakultas dan pesantren.
"Tidak perlu, aku tidak pantas mendapatkan ucapan itu, karena perbuatan ku belum membuat ku taat kepada mu." sahut cahaya, gadis itu menggenggam erat kedua tangan suami nya.
"Izin kan aku untuk berbakti kepada mu, aku ingin masuk ke syurga bersama mu." tutur cahaya, yang di balas senyuman oleh ustadz fahri.
Mereka berpelukan, saling mengatakan apa yang mereka rasakan lewat pelukan, bertukar pikiran di sana. Membuat semua masalah yang sedang menimpa mereka hilang seketika.
🎶🎶🎶
"Cahaya?" najwa memanggil cahaya yang sedang berada di taman belakang sendirian, gadis itu sedang duduk membisu bahkan terbawa kedalam lamunan nya.
Sengaja najwa tidak memegang pundak cahaya, karena gadis itu tidak ingin teman nya terkejut sebab kedatangan nya.
Cahaya menoleh dan langsung memeluk najwa ketika itu, seolah olah gadis itu tau bahwa najwa datang untuk memenangkan diri nya.
"Sabar ya sayang, allah punya rencana yang baik untuk keluarga kalian."ucap najwa pelan, mengelus punggung cahaya dengan lembut. Gadis itu mengangguk, mengiyakan ucapan najwa.
" makasih ya kak, udah ada buat aku."
"There is no such thing as thank you in friendship."
Cahaya tersenyum ketika mendengar ucapan najwa, gadis itu melepaskan pelukan nya lantas memperlihatkan senyuman nya pada najwa, seolah olah gadis itu baik baik saja.
"Kapan ni lahiran nya, udah ngga sabar ni punya ponakan." potong najwa yang tidak ingin membawa cahaya lebih larut dalam kesedihan nya, gadis itu memegang lembut perut cahaya yang membuncit, membuat si empunya tersenyum ke arah tangan najwa.
"Satu bulan lagi, khalati." jawab cahaya dengan manja, maksud khalati adalah tante.
"Cepat ya keluar nya, udah ngga sabar bener ni khalati buat gendongin kamu." sahut najwa lagi yang masih menatap ke arah Perut cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Al-Ghifari [Nikah Tapi Mondok] [ON GOING]
Storie d'amoreFOLLOW AKUNNYA DULU SEBELUM MEMBACA "Coba di ngintip ngintip dulu siapa tau cocok" Tapi kasih vote ya! "Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dalam 3 hari, bahkan kurang dari itu. " ucapan itu mengambil alih pandangan cahaya ke arah nya. "Heuh! Ji...