Bab Dua Belas.

8 2 0
                                    

Kadang apa yang kita harapkan belum tentu dikabulkan. Apakah doa itu bergemuruh ke langit? Ataukah Yang Maha Kuasa tahu mana yang lebih baik?

🪷🫧🪩

"Hmm, mata sembab gue udah ilang nih. Bagus deh, keliatan happy
amat gue hari ini. Tapi agak menakutkan juga sih!" ucap Jiwa pada dirinya di cermin. Ia menyentuh mata panda itu dengan bangga. Lalu meringis mengingat kejadian tadi.

22.00.

Tiba-tiba tersirat di benaknya untuk membuat permohonan maaf kepada kakel itu karena sudah sangat merepotkan. Jiwa takut kehilangan Afin, jika iya mimpinya akan hancur.

Maka dengan alasan tersebut, gadis itu nekat membuat bolu di malam-malam begini.

Masukkan telur dan tepung yang sudah di ayak. Lalu mixer 15 menit hingga mengembang.

"Aduh. Berisik nih kocokannya. Mama bakal kebangun," keluhnya seraya menonton video tutorial berulang kali.

"Mixer ini ngga bisa disuruh diem. Tapi Mama bisa tuli sementara!"

Untuk menjaga nyenyaknya tidur sang Mama, Jiwa berinisiatif untuk menyumbat telinganya dengan kapas. Meski dirasa ' agak durhaka ', namun dengan begitu ia akan leluasa mengocok.

Panggang 20 menit dengan api sedang.

Jiwa menyalakan oven dan menunggu adonan tersebut mengembang menjadi bolu yang lezat. Aromanya saja sangat harum, membuatnya ingin mencomot sedikit saja. Dan terlalu lama menunggu membuat matanya jadi kantuk.

"Ngga boleh ketiduran plis! Bahaya ini bahaya."

🪷🫧🪩

SMA DARGAMADA, Sekolah Kita Tercinta, Aset Masa Depan.
Waktu istirahat telah dimulai.

Dua puluh menit yang lalu semenjak bel berbunyi, Afin berlumutan duduk mengerjakan tugas di taman. Rasanya daun-daun itu menjalar ke tubuhnya dan menjadi jelmaan hijau seperti tanaman disini. Ia mengenggam erat pena seraya mengusutkan rambut, akibat rasa frustasinya terhadap soal matematika yang begitu sulit.

Berkali-kali ia menepuk meja, tegak dari duduk dan berjalan-jalan mencari solusi. Pada akhirnya berujung turun ke perut yang keroncongan. Afin merasakan lapar, jelas belum makan dari tadi.

"Tadaaa! Nih, makan."

Entah kapannya gadis itu datang, Jiwa sudah duduk di tempat ia belajar. Afin terpelanga ketika berbalik badan dan menemukan bolu di atas buku.

"Bolu pandan kesukaan gua!"

Tiada rasa malu cowok itu langsung menyantap sesuka hati. Sedangkan Jiwa, ia hanya tersenyum lebar melihat karyanya dinikmati orang lain.

"Ini semua sebagai ucapan maaf gue semalem, ya? Semoga dimaafin," ucap Jiwa dengan tulus. Matanya berbinar-binar menatap cowok didepannya.

Afin menelan habis bolu di mulutnya sebelum menyahut, "Kan udah gua bilang gapapa. Justru makasih banget karena effort lo untuk minta maaf segede ini!" serunya sambil mengambil satu iris lagi.

Alih-alih Jiwa melirik buku-buku yang ada di depan matanya. Berserakan, penuh dengan angka-angka serta coretan frustasi Afin dalam mencari jawaban MTK.

Ia berdecak, "Kalo suhu MTK kayak lo udah nyerah, gimana nasib kami yang bego ini?" tanya Jiwa yang mendapatkan sambatan darinya.

"Kaga tau ah! Gua pusing. Dah satu jam gua nyari jawabannya tapi ga ketemu-ketemu," keluh Afin penuh frustasi.

ARLODY (Love In Virtual)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang