Bab Dua Puluh Sembilan.

7 1 0
                                    

"Apa dasar lo ngelakuin ini semua?" tanya Afin selesainya Joddy bercerita.

"Buat nyenengin lo."

Afin terbungkam. Lelaki itu langsung memeluk Joddy seerat mungkin. "Jod, makasih ya. Lo baik banget."

"Apa sih Fin! Alay, gue baru ngelakuin hal kecil aja lu langsung gini. Makanya belajar ngerayu orang! Belajar teros, mana bisa!"

Rendi terkekeh. Ia ikut dalam rangkulan ketiga temannya ini.

Di bangku teratas ada Bu Tuti dan Mama Layla. Jiwa bisa melihatnya dari balik layar. Ia tersenyum menatap Mama-nya dan melambaikan tangan.

Pertandingan segera dimulai.

Jiwa berkulit merah sama seperti pertandingan sebelumnya. Sangat menyala bak api yang siap membakar gairah dan semangat untuk kemenangan.

Ia memberi salam, sebelum Sabeum memisahkan keduanya.

Jiwa memasang sikap kuda-kuda, ia menatap tajam lawannya. Tak butuh waktu yang lama, si Biru langsung menyerangnya. Tentu reaksi ini mengagetkan, namun Jiwa tidak lengah.

Lebih baik cepat menyerang, begitupun ia cepat mengelak.

Jiwa bertahan, dalam satu tendangannya ia membuat si lawan terjatuh.

"DARGAMADA?"

"YES, WE ARE SUCCESS!"

"HUUUUUUUUUUU! MENYALA JIWA!"

"JIWAKU MENYALA-NYALA! GASSKEUN ABANGKUH."

Jiwa terengah-engah. Ia menatap bangga para pendukungnya di atas sana. Hari ini pendukungnya lebih banyak dari kemarin, meskipun masih ada orang-orang yang meragukannya.

Tapi ini belum berakhir, masih ada satu babak lagi untuk mendapatkan tropi besar itu sebagai juara pertama.

Jiwa naik ke atas dan melewatkan rombongan kawannya. Ia mendekati Bu Tuti dan Mama Layla.

"Selamat sayang, kamu hebat!"

"Gapapa kalah di sini, kan tetep dapat juara dua," kata Bu Tuti.

Jiwa memberontak, "Ngga Tante. Aku harus berusaha biar gimana caranya dapet juara satu dan dapetin tropi gede itu."

"Jangan gitu sayang, jangan takabur dulu. Semoga kamu juara satu, tapi kalau tidak jangan berkecil hati ya."

Ia menarik nafas dalam-dalam seraya mengucapkan basmalah. Gadis itu memejamkan matanya dan menganggukkan kepala. "Iya mah."

Jiwa beranjak ke bangku kawanannya. Disana ia mendapatkan banyak pujian.

"Betul kan kata gue? Dikit lagi peluang buat Dargamada menang!" sahut Joddy pada rombongan yang ia bawa.

"Jiwa, aku mau ngucapin selamat dulu ke kamu. Mau menang apa gak, selamat ya!" kata Maya seraya memeluknya.

"Makasih Kak."

Pertandingan final untuk merebutkan juara satu akan segera dimulai.

"Jiwa, sana tanding!"

"Bentar, Bianca kemana kok reporter ngga keliatan???"

"Ke WC," jawab Rendi singkat.

"Heh bro! Jiwa mau tanding lagi tuh, ucapin apa kek," senggol Joddy pada Afin yang diam.

"Semangat."

Hanya satu kata yang Afin ucapkan, namun Jiwa bisa melihat kebanggaan yang tak bisa dilontarkan melalui kata-kata dari matanya.

Ia tersenyum dan kembali ke pusat stadion.

🤍🤍🤍

Sebelum ujian akhir melanda, Aziz bersama keluarganya pergi berlibur ke pantai. Cowok itu duduk di pesisiran dengan memasang kursi dan peneduh seraya menikmati cuaca panas hari ini. Ia hampir lelap dalam pejamnya, namun tiba-tiba asistennya datang menghampiri.

ARLODY (Love In Virtual)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang