Bab Delapan Belas.

11 1 0
                                    

"Jiwa, lo gamau suka gitu sama orang?"

Pertanyaan yang dilanturkan Bianca tiba-tiba, membuat pena yang tercurahkan Jiwa berhenti.

"Ngga ada angin, ngga ada hujan, kenapa lo tiba-tiba ngomong gitu?"

"Gapapa, soalnya gue liat lo kosong gitu. Gapernah apa lo ngecrushin seseorang?" kata Bianca seraya menopang tangannya di meja.

Jiwa berderu nafas kasar. "Ngapain gitu? Ngga ada faedahnya."

Bianca memulai perdebatan. "Perlu lah! Kayak gue nih, sebelum ketemu Rendi lo tau kan gue gimana? Nah, after-nya? Gue bahagia kan?"

Jiwa melemparkan pena-nya, ia membantah, "Iya, lo beruntung Bi bisa ketemu cowok kayak itu! Lah, gimana kalo ketemu orang yang salah? Buang-buang waktu!"

"Jangan egois! Gue yakin lo mau nikmatin centil era ini." tepis Bianca.

Jiwa mengusuti rambutnya layaknya frustasi. "Ngga! Ngapain sih lo bahas yang ngga penting, kan lebih seru ngambis belajar, me time, kemana-mana and everytime so free? Kea gitu bikin penyakit deh."

"Kata siapa? Emangnya gue nyuruh lo pacaran? Gak lah sekedar crush doang! Lagian, belum tentu yang lo suka juga suka balik 'kan?" kata Bianca sambil merapihkan kembali helai demi sehelai rambut lurus Jiwa. Ia terlihat seperti memengaruhi sahabatnya ini.

Jiwa melamun dan memikirkan kembali kata-kata Bianca. Ada benarnya juga, apa salahnya menikmati centil era? Menyukai seseorang tanpa berharap rasa suka balik? Kita masih muda dan bebas untuk menyukai siapa saja, selagi itu positif.

"Crushing someone people??? Gue rasa gue tahu siapa yang bakal gue crush-in..." katanya dengan senyuman yang membuat pipi merona.

🪷🫧🪩

"Assalamualaikum, ada ponakan guru BK gak-"

Murid yang nongol di pintu kelas tersebut sontak tertarik dan menghilang. Membuat kelas X MIPA 3 yang tengah jamkos bertanya-tanya. Mereka melirik ke arah Jiwa.

Anak itu kaget melihat temannya membungkam mulutnya. Ia berkata, "Mmmm-mmmm!"

"Lu ngapain bjir bilang gitu? Namanya Jiwa!"

Biru melepaskan bungkamannya, membiarkan temannya itu bernafas lega. "Salahnya apa! Kan emang dia ponakan guru BK."

"Dah diem!" Biru mengambil alih. Cowok itu kembali ke kelas dan melakukan tugasnya.

"Yang namanya Jiwa Marrisa Pharsalia, dipanggil ke ruang BK."

"Gue." Dengan arogan, Jiwa menyahut dan berdiri dari bangkunya. Namun Bianca hendak melarang, "Jangan!"

"Ngga papa. Gue yakin," ucapnya lalu melepaskan genggaman Bianca.

"Cih, arogan bener ponakan guru BK."

🪷🫧🪩

Tweet tersebut telah di re-tweet lima puluh ribu kali semenjak diposting dan sudah trending. Ada dua tawa puas di balik postingan tersebut, Sherly dan Aziz si pembuat onar.

"See? Tanpa kita ngotorin tangan pun, dia langsung celaka!"

"Guru BK sesayang itu ya sama ponakan, gak kebayang gimana kalo anaknya sekolah disini," ejek Aziz kemudian berdecih najis.

ARLODY (Love In Virtual)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang