Bab Sembilan Belas.

5 1 0
                                    

"Tuh kan bener, kita dipanggil ke BK!"

"Gw bener-bener shock & speechless! Bisa-bisanya dipanggil karena ngejulitin ponakan guru BK."

"Bu Tuti udah gila! Kok bisa tau akun gosip sih?"

"Siapa adminnya cuy?"

"Dia bilang rill dari hasil tes lah, gurunya yang ngirim tanpa mandang latar belakang lah, halah bullshit!"

"Gak peduli. Kalo emang lo berpotensi, kenapa bisa kalah?"

Jiwa melewati koridor yang penuh dengan sindiran dan bualan mengenai dirinya. Rasanya ingin membalas mulut-mulut lemes itu, tapi untuk apa? Mereka akan tetap menggonggong hingga lelah sendiri.

Di tengah jalan menuju kelas, ia bertemu tiga cewek yang menghalangi jalan.

"Haii ponakan guru BK!"

"Jiwaaa, aku fans kamu deh."

"Yuk kenalan dulu sama kita!"

"Gua Ruka, I'm a stargirl you have to know," ucapnya seraya mengunyah permen karet. Yang satu ini muncul secara tiba-tiba, Jiwa dihalangi oleh empat orang tersebut.

Gadis itu menawarkan untuk berjabat tangan. Namn Jiwa cuek bebek. Ia menganggap orang didepannya ini hanya penghalang jalan saja.

"Ih, sombong amat," celetuk Aurora, gadis berparas lembut tapi hanya di wajah saja.

Ruka langsung menarik tangannya. "It's okay. Anyway, lo gak punya temen ya sampe jalan sendiri disini? Ck, kasihan." Gadis itu berdecak dan menertawakannya.

"Sorry, gue ngga punya waktu. Permisi."

Jiwa meninggalkan rombongan itu tanpa berbasa-basi, membuat Ruka dan kawan-kawan merasa panas dan kesal dengan tingkah tersebut.

"Arogan amat! B aja kali ponakan guru BK ah," ucap Lucy.

Prillie berdeham, "Hm. Asik nih, ya gak?" Ia menyenggol Ruka yang menatap kepergian cewek itu.

"Pahit." Ruka meniup permen karetnya lalu membuangnya karena rasa manis sudah hilang. Ia melihat benda pucat tersebut dan tersenyum licik.

🪷🫧🪩

"Tante gak mau tau, gegara kamu kalah di lomba itu Tante jadi buah bibir! Kenapa harus menyeret guru BK dalam kegagalan kamu?"

Jiwa menghela nafas kasar, "Tantee, yang bikin onar kan mereka. Seharusnya Tante tanya dong sama mereka. Bukan Jiwa."

"Jangan ngelawan Jiwa!"

"Jiwa ngga bakal ngelawan kalo Jiwa salah! Menang dan kalah itu di luar kendali kita, intinya udah usaha keras aja. Padahal Jiwa udah cuek loh sama omongan mereka. Kenapa Tante bahas?"

Bu Tuti turut membentak, "Karena ini menyangkut nama baik Tante! Di sekolah ini Tante paling dihormati. Tante gak mau tau ya, kamu harus balikin lagi nama baik guru BK ini."

"Caranya?" tanya Jiwa polos.

"Perbaiki kesalahan kamu!"

"Kesalahan aku apa Tantee??"

"Kamu harus menang lomba taekwondo lagi, sebanyak-banyaknya. Juara satu."

Jiwa terkulai lemas. Semudah itu Bu Tuti berkata-kata, apakah ia tidak berpikir dulu sebelum berbicara?

"Kenapa? Menurut kamu ini susah? Ngapain ikutan taekwondo kalo gak mampu?" kata Bu Tuti bersandar di kursi berputarnya. Ia menatap gadis itu dari atas ke bawah.

ARLODY (Love In Virtual)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang