Selesainya acara makan malam tersebut sambil menunggu bus datang, anak-anak taekwondo ini berkeliling mencuci mata.
Sedangkan Jiwa, gadis itu bermanyun sendirian tiada teman di sisinya yang mau mengajaknya berkeliling. Hingga ia melihat Afin tengah selesai membantu berberes.
"Kak," panggil Jiwa seraya menarik lengan Afin.
Cowok itu sontak menoleh. Menemukan gadis yang agak pendek darinya.
"Kenapa?"
Jiwa menatap kedua mata yang tertutupi kacamata itu lalu memanjangkan mulut. Bete karena ia tidak peka dengan perasaannya. "Udahan beres-beresnya?"
"Hmm, udah. Ada apa emangnya?"
"Ngapain sih Kak ikut beres-beres? Emangnya Kak Afin karyawan disini?" tanya Jiwa dengan nada kesal.
Afin menjawab, "Gapapa. Ngeringanin beban orang kan bagus."
"Udah kerjaan mereka kea gitu."
Jiwa mengutik jari-jemarinya gelisah. Ia ingin mengatakan sesuatu namun malu.
"Kak..."
"Ya?" jawab Afin singkat. Ia hanya menatap matanya.
"Anu.. kata kakak di chat tadi..." ucapnya grogi.
"Iya. Terus?"
"Katanya mau nemenin. Sekarang lagi sendirian."
"Oh. Yaudah, gua temenin," kata Afin lalu duduk di sebelah gadis itu.
Jiwa berdecak kesal. Benar-benar ia dihadapkan dengan cowok sangat tidak peka. Padahal di chat tadi enteng banget ketikannya, tapi pas ketemu?? Afindra menjengkelkan!
"Yah kok duduk sih? Katanya mau nemenin jalan-jalan di chat."
"Jalan-jalan?"
"IYAAA!" kata Jiwa dengan nada tinggi.
Afin bergaruk kepala tidak gatal. Lalu spontan berdiri dan menawarkan bantuan tangannya. "Ayo?"
Gadis itu tersenyum ria. Lalu hendak membalas lengan menjulur itu.
Srett
Hatinya seperti ditarik. Afin menarik kembali tangannya lalu berjalan membelakangi Jiwa.
"Apa sih, ngeselin!" batinnya.
Sebagai yang mengajak, Jiwa tidak mau berjalan di belakangnya. Ia berusaha mengimbangi langkah besar Afin. Meski sering tertinggal, ia pun berlari kecil.
"Kaga tau mall ini ya?" tanya Afin sambil melihat-lihat kanan kiri.
"Ngga."
"Kaga hobi jalan-jalan?"
"Ngga."
"Masa? Cewe-cewe hobinya ngemall loh."
"Ngga, soalnya orang baru disini."
Afin membulatkan mulut. Ia kembali bertanya, "Lo orang baru disini, tapi keliatan kayak orang lama."
Gadis itu hanya diam seraya melihat-lihat koleksi pakaian terbaru.
"Asal dom mana?" kata Afin, ikut memegang pakaian di gantungan. Padahal ini tempat baju wanita.
Afin menoleh ke samping dan tidak menemukan Jiwa. Ia kaget karena hilangnya begitu cepat. Pantas saja pertanyaannya tidak digubris.
"Jiwa, Jiwa X MIPA 3 SMA Dargamada ekskul taekwondo! Lo dimana?" pekik Afin namun dengan nada pelan.
"Disini!" sahut seseorang di balik gantungan pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLODY (Love In Virtual)
Ficção Adolescente[ ARLAN & MELODY VERS IN REAL LIFE ] >>> Sepasang kekasih virtual yang tidak saling kenal dalam dunia nyata. Dalam status mantan sepihak, mereka masih mencari satu sama lain dan secara tidak sadar alam telah mempe...