L I N D A

Kilas Balik

Pada acara yang terceritakan di bab sebelah. Dengan waktu kedatangan aku dan Linda yang sudah malam, apakah tidak menimbulkan kecurigaan dan pertanyaan pada keluarga kami?
Sudah aku persiapkan semua jawabanya.

Sederhana saja.
Setelah dari kost Budi, kami langsung ke SP satu jam, dan ke mall Grand City (GC) satu jam. Padahal kami berdua tanpa ke GC. Cuman Linda sebelumnya sudah izin ke Budi kalau mampir ke mall.

Bagaimana jawaban ku ke istri?
Santai saja sama dan nggak ada bedanya dengan Linda. Kami berdua sudah kompak karena keluarga pasti saling terhubung.

Oh iya perlu juga aku ceritakan. Sikap berharap Linda kapada aku dari yang dulu hingga sekarang tu beda banget.

Di buku yang pertama berjudul KEPONAKAN KU TERSAYANG.
Linda sangat berharap perhatian dari aku entah itu segi perasaan maupun materi.
Semenjak aku dan Linda memiliki Kiki, yang berubah pada diri Linda dari segi materi nya, kalau perasaanya masih tetap.
Seperti kami mengontrak kamar kost, biaya kami tanggung berdua selama 12 bulan.
Makan makan, kami berdua bergantian membayarnya.
Dan yang terakhir waktu ke Budi, bahan bakar mobil ku di tanggung olehnya. Kamar wik wik nya aku hehehe.

Jadi ya ...... aku merasakan, aku dan dia masih saling membutuhkan. Ya itu berkat kehadiran Kiki yang sudah menjadi hak nya.

Baiklah aku beralih membahas Fara ya. Sejak aku di perkenalkan Fara oleh Linda, secara 'kesenangan' aku belum mendapatkan apa apa. Awalnya memang aku yang merangsek.
Tapi setelah sikap dia yang kekeh dan pernah memarahi aku, aku sudah bisa menjaga jarak. Tak apalah aku sudah mengorbankan waktu dan materi buat dia.
Eh ternyata gantian dia merangsek aku terus.

Penilaian ku terhadap Fara itu anaknya memang baik alias tidak neko neko. Terbukti Linda berteman dekat dengan nya. Tak mungkinlah Linda tidak bisa menilai seseorang dengan tujuan untuk di jadikan sahabat.

Dari sisi fisik. Jujur aku belum pernah melihat rambutnya kecuali wajahnya, karena selama itu ia selalu memakai hijab.
Kalau wajahnya sih bersih dan manis.
Kulitnya pun bersih kuning langsat.
Tubuhnya agak pendek dari tubuh Linda. Yaaa tingginya sekitar se hidung ku.
Bentuk bodi serta pantatnya langsing seperti aku, walapun dia sudah punya anak satu namun tubuhnya tidak mekar.
Yang terlihat sangat menonjol sekali itu ...... payudaranya bolo!!

Hemmm aku awalnya sempat menggelengkan kepala bolo. Habisnya ..... walaupun tertutup hijab panjang se dada kalau mata lelaki keranjangnya lebar pastilah bisa mendeteksinya.
Bentuk payudaranya nampak dari luar tidaklah melorot. Entah karena alami atau kualitas Bh nya hahaha.
Tapi beneran aku respect banget dah!!

Sebenarnya postur tubuh dari langsing dan gedenya payudara Fara itu mirip baaaanget seperti di sampul dari buku ini.
Beneran. Bukan nya gambar untuk Linda ..... gimana sih editor ini (ma'af) hahahaha.
Dari situlah aku kepincut oleh Fara. Tapi yaaa sayang aku tidak berhasil untuk merayu dan merasakan tubuhnya.
Mungkin itu yang terbaik dari Tuhan untuk Fara.

Taaapi. Sudah dua kali ketika aku membonceng Fara, punggung ku di tempeli payudara. Gitu saja sudah bikin kontol ku ngaceng dan meler.

Untuk acara ku dengan Fara di hari Rabu bagaimana ya?

Aku sudah mempunyai rencana bagaimana supaya Fara ini sebagai wanita yang bisa kepincut oleh aku, yang bisa memberi aku kesenangan, dan kedepan nya selalu ada kelancaran.
Tapi sorry ya dalam bab ini belum bisa aku beberkan hehehe.

Kalau rencana ku itu belum membawa hasil apapun. Dari konsekuensi waktu dan segala usaha sudah terbuang percuma, aku siap menjauh alias jual mahal sekali. Ngapain aku mau di manfaatin berkali kali kalau dia ogah. Kebacut itu namanya.

Waktu itu tinggal satu hari menuju ke hari H. Ada dua rencana yang telah aku rancang dan aku susun mana yang lebih dahulu untuk aku lakukan, karena keduanya sangat krusial.
Kalau kedua rencana ku gagal, Fara sungguh luar biasa bentengnya.
Kalau rencana pertama gagal tapi yang kedua sukses, Fara memiliki celah.
Tapi kalau rencana pertama sudah sukses, aku yang hebat hahay ......