SC. 7

286 39 6
                                    

Happy Reading...

.

.

.

.

Pada akhirnya Joong duduk bersebelahan dengan Dunk. Phuwin didepan dengan Janhae dan barang-barang bawaan mereka disimpan dibelakang bagasi mobil.

Saat sampai disana, keadaan sudah ramai oleh sebagian besar kru yang sudah datang.

Joong dan Dunk disambut meriah oleh produser diikuti oleh sutradara Jenny dan sebagian besar kru juga menyambut mereka.

"Mari kita sambut tokoh utama series kita." Ucap produser itu sambil merangkul bahu Joong dan Dunk diikuti dengan beberapa orang kru yang mengangkat gelas mereka menyambut kedatangan Joong dan Dunk.

"Nikmati minuman kalian, pesan sesuatu yang kalian suka." Ucap Produser itu sebelum pergi meninggalkan sang bintang utama.
Joong dan Dunk hanya mengangguk dan menerima sambutan itu dengan senang.

Mereka pesta barbeque dimeja masing-masing, kadang-kadang Joong menaruh daging yang ia panggagang di piring Dunk.

"Cukup, kau juga harus makan." Ucap Dunk lalu menaruh kembali daging yang Joong panggang di piring Joong.

Joong yang merasa diperhatikanpun dengan lahap makan daging yg Dunk simpan diatas piringnya. Padahal Dunk hanya tak ingin Joong terus-terusan menaruh daging dipiringnya. Ia tak ingin menambah berat badan hanya gara-gara ini.

.

Malam semakin larut, beberapa orang telah pulang dalam keadaan mabuk. Begitu juga dengan Phuwin dan Joong, sedangkan Janhae dan Dunk hanya merutuki kelakuan mereka berdua. Dunk menyuruh Janhae membawa Phuwin sedangkan Dunk membawa Joong, demi tuhan ia tak mungkin menyuruh Janhae membawa Joong yang badannya saja mungkin dua kali lipat dibandingkan tubuh Janhae. Membawa Phuwin saja Janhae sudah kepayahan apalagi membawa Joong.

Setelah menaruh Phuwin dan Joong di kursi belakang. Dunk mengendarai mobil mereka ke apartment Phuwin yang terletak berdekatan dengan tempat mereka mengadakan perayaan. Dunk membantu Janhae untuk membawa Phuwin. Sedangkan Joong masih didalam parkiran, setelah mengantar Phuwin dan Janhae yang memang memiliki tempat tinggal bersebelahan. Dunk memutuskan untuk kembali pulang, dia menggelengkan kepalanya melihat keadaan Phuwin dan Joong. Sebenarnya siapa yg artist disini? Phuwinkah atau Dunk? yang malah terbalik menjadi artist yang menjaga manager. Lalu Joong, kenapa dia mabuk kalau tak bersama managernya? Membuat Dunk kesusahan saja. Untung Janhae ia cegah untuk tak mabuk, kalau tidak matilah dia membawa tiga orang mabuk.

.

Dunk mengantar Joong ke dormnya, dari mana dia tau alamatnya?

Jangan ragukan ingatan Dunk tentang Joong, bahkan sampai ukuran sepatu saja Dunk tau.

Ya, kalian tak lupa bukan seberapa gilanya dia dikehidupannya dulu.

Ting

Tong

Dunk memapah Joong sampai ke pintu apartment yang merupakan Dorm bagi boyband SkyLight. Hingga, saat pintu itu terbuka. Munculah sesosok makhluk manis memakai bando tikus abu-abu membuka pintu.

"Phi Joong.. astaga PHI DUNK..." Jerit sosok itu penuh kebahagiaan, tak memperdulikan keadaan Joong. Sosok itu malah menatap Dunk dengan tatapan memuja.

"Siapa Fou- Joong.. oh silahkan masuk, maaf.." ucap sosok dibelakang pemuda manis itu. Lalu, membantu Dunk memapah Joong kekamarnya, diekori oleh pemuda manis tadi.

Saat Dunk masuk ia melihat beberapa orang yang Dunk yakini adalah member SkyLight. Menatap kearahnya dengan rasa penasaran apa lagi saat mereka melihat Joong yang mabuk dipapah oleh Dunk dan temannya yg lain.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang