Happy Reading..
.
.
.
.
Setelah mendapatkan penanganan dan diagnosa dari dokter, Phuwin membawa Dunk kembali ke apartmentnya.
Sepanjang jalan Dunk terus mendapatkan sesi nasihat yang panjang dari Phuwin.
Dunk hanya diam melihat kejalanan yang kini penuh gemerlap lampu mobil dan gedung-gedung tinggi disampingnya.
Dunk memikirkan sosok pria yang ia yakini adalah orang yang telah menyiramnya dengan air keras, sehingga sebagian wajahnya rusak melepuh.
Harit Sing, pria itu adalah orang yang melemparkan air keras padanya.
Awalnya ia berpikir bahwa orang yang melemparkan air keras padanya adalah seorang sesaeng atau orang yang memang tak mengenalnya dan membencinya diluar sana.
Namun, kini Dunk sadar. Bahwa kehancuran itu disebabkan atas dirinya sendiri. Perilaku Dunk pada Janhae, mungkin adalah alasan pria itu melemparkan air keras padanya. Sikapnya pada Janhae memang sangat keterlaluan, bahkan bisa dibilang sangat jahat. Kadang dia berperilaku seenaknya pada Janhae, karena ia berpikir dulu Janhae adalah orangnya. Maka dia berhak melakukan hal apapun pada miliknya. Puncaknya hingga, ia memecat Janhae dan menyingkirkan orang itu dalam hidupnya setelah ia tau bahwa Janhae hamil. Ia berpikir hanya wanita kotor yang mau ditiduri sebelum menikah. Jadi ia memutuskan untuk menyingkirkan Janhae dari hidupnya. Itulah kenapa hanya ada Phuwin yang bersamanya hingga akhir. Karena, dirinya sendirilah yang membuat hal itu terjadi.
Setelah ia memecat Janhae, maka semakin banyak pula kebencian yang ia terima. Karena, entah bagaimana tersebar berita bahwa Janhae hamil anaknya yang tak ia akui. Sejak itu juga banyak teror yang datang menghampirinya. Sampai kejadian itu terjadi, seorang pria dengan sengaja melemparkan air keras padanya. Menjadi akhir dari jalan hidupnya yang semakin kacau dan hancur.
Terlalut akan pikirannya Dunk tak menyadari bahwa Phuwin dari tadi terus memberitahunya bahwa mereka sudah sampai.
"Dunk..Dunk..
...wah benar-benar.. ai sia DUNK!" Teriak Phuwin, disebelah telinga Dunk. Membuat Dunk terjengkit dan menatap Phuwin dengan kesal.
"Apa kau benar-benar tuli, kenapa akhir-akhir ini kau sangat aneh. Baiklah aku tak akan mengganggumu untuk istirahat sampai lusa depan. Kau bisa beristirahat, ingat beristirahat jangan kemana-mana." Lagi-lagi suara burung beo Phuwin kembali terdengar seperti diulang-ulang. Dunk hanya menatap datar dan keluar dari dalam mobil begitu saja. Mengacuhkan Phuwin yang kini mengacak rambutnya frustasi melihat kelakuan artis yang ia asuh.
"..."
Brak
Suara bantingan pintu mobil menjadi hal yang paling Phuwin benci. Ia meneriaki Dunk dengan kata-kata kasar, mengatakan bahwa mobilnya baru dibeli dan sebagainya.
.
.
.
.
2 hari Dunk gunakan untuk beristirahat, ia akhirnya mengikuti perkataan Phuwin. Sebenarnya tidak sepenuhnya karena, beberapa kali dia mengunjungi beberapa tempat yang menjadi saksi bisu akan hal yang terjadi pada hidupnya, sebelum ia terlahir kembali. Ya, dia mengunjungi rumah sakit tempat ia dirawat dan beberapa tempat dimana ia mendapatkan siraman air keras.
Hal itu terasa semakin jelas terbayang dibenaknya.
Seperti melihat masa depan sendiri, barulah ia bisa memutuskan langkah apa yang akan ia ambil. Dunk harus bisa mengendalikan tubuhnya, ia tak bisa membiarkan kejadian diparkiran itu terulang kembali saat melihat Harit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Change
FanfictionFf JoongDunk Dunk actor yang kini tengah disukai oleh remaja-remaja dan orang-orang pecinta series di Thailand, banyak peran utama series hingga movie yg dimainkan oleh Dunk. Namun, semakin terkenal iya. Maka semakin terkenal juga tingkah angkuhnya...