SC. 13

292 42 6
                                    

Happy Reading..

.

.

.

.

Keesokan paginya Dunk terbangun dalam pelukan Joong, awalnya ia ingin menjerit. Tapi, ia tak mau hal itu malah membuat Joong terbangun dan mengetahui posisi mereka saat ini. Dunk menarik tangan Joong perlahan agar tak memeluk pinggangnya, tapi..

Cup

Sebuah kecupan mendarat dikeningnya sebelum Joong berpindah posisi.

Dunk sangat ingin mengumpat rasanya, tapi jantung yang berdetak lebih kencang sepertinya lebih mendominasi kewarasannnya yang kini diam terpaku.

Apa yang baru saja terjadi?

Pikiran Dunk tiba-tiba blank, sebelum dia melihat Joong yang bergerak memeluk guling yang tadinya berada dibelakang Joong.

Dunk sadar dan cepat-cepat bangun, lalu keluar dari kamar Joong dengan wajah yang memerah.

Saat ia menutup pintu kamar dan menetralisir keadaan jantungnya. Ia melihat 6 kepala lain yang tengah duduk mengelilingi meja makan di dorm itu.

"Ah.. kau sudah bangun, cepat kemari.. kita sarapan dulu. Kau tenang saja aku sudah menyuruh Phi Janhae membawa barang keperluanmu saat pemotretan kita akan berangkat dari sini. Lagian, kenapa kalian tidur pulas sekali. Aku sampai lelah mengetuk pintu kamar Joong." Kicau Phuwin, sudah biasa di pagi hari. Tapi, ia tak biasa saat mendengar bisikan Phuwin..
'aku tau ini kesempatan yang baik, maka dari itu aku tak berusaha lebih keras untuk membangunkanmu.' bisik Phuwin menggoda.

"Aku tak mengerti maksudmu." Ucap Dunk salah tingkah, lalu berjalan dan duduk disalah satu kursi meja makan.

"Eh.. manusia tak tau diri, setidaknya kau ucapkan terimakasih padaku!" Marah Phuwin, yang terlihat mencak-mencak karena kesal. Namun, dengan cepat ia luluh karena menerima bujukan dari Pond.

"Sudahlah sayang, kau tak lihat wajah Dunk sangat memerah. Mungkin saja di kamar Joong sangat panas, sampai ia terbangun. Kalau tidak mana mungkin mereka bangun." Bujuk Pond yang terdengar sangat normal di telinga Dunk. Karena, saking normalnya Dunk berpikir kalau Pond seperti ingin menunjukan pada seluruh dunia bahwa Dunk sedang malu setelah tidur dengan Joong. Halah.. benar-benar pasangan yang terbuat dari surga. Sampai-sampai Dunk ingin menghujatnya dan memakinya dengan kata-kata kasar.

"Tapi, Joong belum keluar." Sangkal Phuwin.

" Tunggu saja beberapa menit-..

Cklek

Pintu kamar Joong terbuka lagi, menampakkan seorang lelaki berbadan atletis dengan rambut yang acak-acakan keluar dari kamar.

"..nah itu dia sudah bangun." Lanjut Pond.

"Sarapan dulu tadi Phi Ohm yang sudah memesankan sarapan kita." Jelas Pond, lalu membawa Phuwin dalam pelukkan ke arah meja makan.

Joong hanya mengangguk dan mengikuti mereka.

Tanpa melihat tatapan tajam Dunk yg terarah padanya.

Joong sekuat mungkin menahan agar ia tak berteriak saat ini juga, karena demi apapun Dunk sangat manis saat ini.

"Sudah tatap-tatapannya nanti lagi. Sekarang makan lalu kita berangkat Janhae bilang dia sudah dekat." Ucap Phuwin menghentikan perang tatapan yang dilayangkan Dunk pada Joong. Sedangkan empat orang lain hanya menyimak kerusuhan yang dibuat pasangan Pond Phuwin dan JoongDunk.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang