SC. 19

514 43 14
                                    

Happy Reading..

.

.

.

.

.

.

.

.

Entah bagaimana semuanya terjadi, kini Dunk malah berbaring diatas ranjangnya dengan Joong yang berada diatasnya. Membuka kancing piyamanya, lalu menyibakan kain piyamanya diantara bahu. Menyesap dan menjilati area leher hingga bahunya.

"Enghh.. J-Joong.." desah Dunk, saat ia merasa Joong menurunkan ciumannya kearea dada Dunk.

Menghisap salah satu puting Dunk, menghisapnya seperti bayi. Lalu, memilin Salah satunya dengan tangan. Membuat Dunk menggelinjang dan mengerang.

Setelah dirasa bagian atas terlepas seluruhnya, Joong kembali membuka bagian bawah Dunk. Ia membuka celana Dunk beserta dalamannya, lalu melemparkan celana itu sembarangan.

Dunk yang melihat apa yang dilakukan Joong hanya diam dia sedikit mendorong bahu Joong dengan kakinya, saat dirasa Joong mulai mendekatkan diri pada penisnya.

Tidak, dia sangat malu saat ini.

Joong yang menerima penolakkan dari Dunk medongak dan kembali menindih Dunk, memagut bibirnya sebentar, setelah itu dia kembali menatap lekat kedua mata Dunk.

"Believe me, aku akan selalu berada disampingmu setelah ini." Yakin Joong, membuat Dunk luluh dan menatap Joong dengan kepala yang mengangguk pelan.

"Ahhh.." desahan demi desahan keluar dari mulut Dunk saat dirasa sebuah daging lunak mulai mengulum area bagian bawahnya. Entah itu penis ataupun lubangnya, Joong sangat pintar mengulum dan menjilatnya.

Dunk membanting kepalanya kebantal, lalu meremas rambut Joong yang kini berada tepat diselangkangannya.

"Ahh.. cu..kuphh " lirih Dunk, membuat Joong menghentikan kegiatannya. Lalu, membuka seluruh pakaian yang ia gunakan. Melemparnya tak sabaran, lalu kembali menindih Dunk dan memagut bibirnya.

Hisapan dan suara kecapan mulai terdengar memenuhi ruangan, Joong mengusap seluruh tubuh Dunk dimulai dari bahu hingga pantat. Tak pernah terlewatkan oleh tangan besar Joong, sesekali dia meremas pantat dan memilin dada Dunk. Setelah itu ia membuka lebar kedua paha Dunk, mengambil lube untuk membaluri miliknya dan lubang Dunk.

Sebelum ia memasukkannya, Dunk menahan bahu Joong Dan menariknya untuk mendaratkan sebuah kecupan dibibir Joong.

"La-Lakukan perlahan." Gumam Dunk gugup.

Membuat Joong tersenyum dan mengecup kening serta kedua mata Dunk.

"Percaya padaku, aku akan melakukannya dengan hati-hati." Ucap Joong, membujuk Dunk agar tak terlalu khawatir. Lalu, mulai memasukan ujung penisnya pada lubang Dunk.

"E-enghh.." erengan Dunk, membuat Joong semakin bersemangat untuk memasukan penisnya dengan sekali hentakkan. Ia tak ingin membuat Dunk sakit terlalu lama, jadi dia memasukkan penisnya sekali hentakkan. Lalu, mengulum bibir Dunk menghentikan jeritan tertahan Dunk. Diselingi dengan remasan dibagian pantat Dunk, lalu saat dirasa Dunk mulai menerima penisnya. Joong menggerakan penisnya dengan perlahan yang lama kelamaan semakin cepat.

Dunk melepaskan ciuman mereka, lalu mendesah dengan bibir yang Masih belepotan dengan salivan bekas ciuman mereka. Joong tersenyum bahagia melihat keadaan Dunk saat ini. Berantakan, tapi sangat sexy. Membuat penisnya ereksi semakin besar dan gerakan yang ia berikan untuk menggempur lubang Dunk semakin kuat dan kuat.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang