SC. 10

330 37 4
                                    

Happy Reading..

.

.

.

.

Diruangan kosong itu Dunk terduduk dan bersandar pada dinding yang berada dibelakangnya.

Sungguh kejadian yang menguras emosi.

Dunk tak peduli pada hal apapun mengenai anak haram ayahnya itu. Tapi, anak itu sepertinya tak bisa membiarkan dia hidup dengan tenang.

Maka Dunk akan melakukan segala hal untuk melawannya balik, ia tak mau diam pasrah menunggu kehancuran hidupnya seperti dulu. Walaupun pada akhirnya dia akan mati juga, tapi setidaknya dia mati dengan nama baik yang bersih dari segala tingkah buruk yang melekat pada dirinya.

.

Terlalu fokus akan pikirannya Dunk tak menyadari seorang laki-laki menghampirinya dan menyerahkan sebotol mineral dingin, hingga bersentuhan dengan kulit pipinya.

Dunk terjengkit kecil saat merasakan sebuah benda dingin diarea kulit pipinya. Lalu, membuka mata dan lihat sosok yang ada dihadapannya kini.

"Lego memang keterlaluan, tapi mungkin dia tak sengaja melakukan itu. Aku harap phi tak terlalu memikirkanya." Ucap sosok itu, membuat Dunk semakin muak dan menatap datar sosok yang ada didepannya.

"Tak sengaja? Lebih baik kau pergi, kalau hanya ingin mengatakan hal omong kosong padaku." Ucap Dunk sinis.

"Bukan begitu, maafkan aku. Baiklah, kita jangan membahas hal ini lagi. Aku hanya ingin membuatmu kembali berpikir dengan tenang, maaf kalau perkataan ku membuatmu semakin kesal." Ucap sosok itu gugup dan menundukan wajahnya. Seperti puppy yang menunduk kan kepalanya karena dimarahi oleh sang pemilik.

"Hah.. sedang apa kau disini?" Setelah mengatur nafasnya Dunk menetralkan suara dan tatapannya. Lalu, menatap sosok dihadapannya dengan tenang.

"Aku hanya ingin menghampirimu, aku pikir kau sedang bersedih karena semua orang terus menghakimimu.  Jadi aku memutuskan untuk menghampirimu agar tak sendiri." Ucap Joong, membuat Dunk menatap sosok yang ada dihadapannya ini tak percaya.

Kata-kata 'agar kau tak sediri' membawa sebuah kejutan tersendiri dimata Dunk.

Bagaimana orang ini berpikiran hal ini sekarang?

Dikehidupan sebelumnya bahkan laki-laki ini tak mengagapnya seperti sebuah hal yang tak berarti, tapi lihatlah bagaimana dunia mengubahnya 180°.

Membawa tatapan ironi pada diri Dunk dikehidupan sebelumnya. Dunk menatap tak peduli pada sosok Joong. Ya, orang yang ada dihadapannya kini adala Joong.

"Aku rasa ini bukan urusanmu, kau bisa berperilaku seperti orang diluar sana. Kau tak perlu mempedulikan ku." Ucap Dunk tak peduli.

"Tapi aku bukan orang diluar sana yang menghakimimu, aku ada disini untuk menemanimu. Aku memang bukan siapa-siapamu, tapi tak bisakah mulai dari sekarang kita berteman?" Ucap Joong sambil menatap lurus pada kedua mata Dunk. Disana ia bisa melihat tatapan sedih, kesepian dan rapuh akan keadaan. Joong ingin mengganti tatapan itu, ia tak ingin menatap hal ini lagi dikedua mata Dunk. Katakan dia gila, tapi entah kenapa dia merasa ada hal lain didalam diri Dunk yang ingin ia lindungi.

Joong mungkin awalnya berpikir itu adalah perasaan terhadap rekan, tapi disaat ia melihat bagaimana tatapan itu redup. Joong tak ingin berdiam diri, tatapan tajam dan kuat yang Dunk berikan tadi hanyalah topeng luarnya saja. Karena, pada saat Dunk berpaling dan pergi dia melihat bagaimana mata itu bergetar dengan bibir yang terkantup rapat menggigit bagian dalam bibirnya, menjadi pemandangan yang menggetarkan relung hati Joong. Seolah-olah dia ingin marah juga pada semua orang yang menuntut Dunk atas kesalahan yang tak ia perbuat.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang