SC. 17

322 37 8
                                    

Happy Reading...

.

.

.

.

.

.

"Tunggu." Ucap Joong, menghadang langkah mereka. Membuat perempuan yang bersama Dunk serta Dunk sendiri menghentikan langkahnya.

Dunk menatap tak percaya sosok didepannya.

Sedang apa Joong disini?- pikirnnya.

"Joong, sedang apa kau disini?" Tanya Dunk sambil mengernyitkan alisnya. Lalu, mengusap bahu sang ibu yang kelihatannya kaget setelah dicegat tiba-tiba oleh Joong.

"Menemuimu." Jawab Joong, sambil menatap nyala pada tangan Dunk yg mengusap bahu perempuan itu.

" Menemuiku? Kalau itu soal pekerjaan, kita bisa membicarakannya lain kali. Aku harus per-.."

"Aku tak dalam keadaan baik untuk diskusi, kita berbicara sekarang. Aku tak punya waktu lain kali." Potong Joong, ia tak ingin mendengar kata-kata kencan dari mulut Dunk.

Joong hanya ingin cepat menarik Dunk dari perempuan yang ada disampingnya. Membawa Dunk sejauh mungkin untuk dirinya sendiri.

Dunk menatap sosok didepannya dengan tatapan herannya.

Kenapa Joong ada disini dan apa yang ingin dibicarakan oleh pria ini? Sampai harus mencegatnya ditengah jalan seperti ini.

Joong tadinya memang mengendarai sepeda motornya untuk kembali, tapi karena terlalu banyak overthinking. Akhirnya Joong memutuskan untuk kembali dan mencegat Dunk bersama perempuan yang Joong ketahui adalah teman kencannya. Sialan! Joong tak bisa menerima ini.

Joong dengan cepat menarik tangan Dunk ke sisinya, lalu membungkuk kearah perempuan yang ada didepannya.

"Maafkan saya, karena saya tak bisa membiarkan Dunk jalan bersama anda. Walaupun saya tau hubungan anda berdua, saya tak akan menyerah begitu saja. Jadi, saya hanya ingin memberitahukan untuk bersaing secara sehat dengan anda. Saya menyukai Phi Dunk dan saya akan berusaha mendapatkannya, walaupun itu harus bersaing dengan anda." Ucap Joong, menegakkan tubuhnya. Lalu, menatap sosok perempuan didepannya dengan tatapan berani menantang.

Membuat sosok perempuan yang menyandang gelar Nyonya Boonprasert itu menatap geli pada sosok didepannya. Tawa pelan mengalun begitu saja dari Mrs. Boonprasert, ia lalu menatap menggoda pada putranya.

Sedangkan Dunk yang mendengarkan perkataan Joong tak ayal mengusap wajahnya malu.

Apa yang dibicarakan pria bodoh ini pada ibunya!

Ibunya!

Catat itu sekali lagi!

Bagaimana bisa.. oh man! So Fucking seriously!

Joong yang melihat gelagat perempuan didepannya dan reaksi Dunk'pun. Mengerutkan alisnya yang tebal.

Apa yang mereka lakukan kenapa perempuan itu tertawa dan menggoda Dunk, sedangkan Dunk sendiri ia mengusap wajahnya seperti orang frustasi.

"So seriously Joong Archen, apa yang baru saja kau katakan!" Ucap Dunk kesal.

Joong menatap Dunk dan meraih tangannya.

"Phi aku tau kau mungkin sudah tau, kalau aku menyukaimu. Walaupun tanpa ku ucapkan, kau mungkin tau dari segala sikap yang ku apresiasikan untukmu. Aku memang bukan pria romantis, tapi aku berkata jujur. Aku menyukaimu dan aku tak ingin kalah sebelum menyatakan perasaanku, dari perempuan yang tiba-tiba bisa mencuri perhatianmu. Aku tak bisa membiarkannya! Aku belum berusaha, maka dari itu aku meminta izin dari perempuan itu untuk bersaing secara adil." Pinta Joong, membuat Dunk semakin memutar matanya malas.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang