SC. 1

681 42 6
                                    

Happy Reading..

.

.

.

Dunk membuka matanya, saat ini dia ada diruang rias. Ia mengusap wajahnya, tanpa sadar satu tetes air mata berkumpul dipelupuk matanya.

Apakah ia sudah ada diakhirat?

Terakhir kali ia melihat wajahnya cantik diberita. Itupun tampilan lamanya sebelum ia menjadi buruk rupa, tapi kini ia bisa kembali melihat wajahnya yg sempurna tanpa cacat sedikitpun. Apakah ini hukuman untuknya, karena sikap angkuhnya. Tuhan menghukumnya agar ia terus mendambakan wajah sempurnanya.

Ia memang pantas dihukum, karena sikap angkuh, sombong dan seenaknya itulah yang membuat ia pantas diberikan hukuman oleh Tuhan.

Tapi, apabila dia diberi kesempatan. Dunk berjanji, ia akan berbuat baik dan mengubah sikap buruknya.

Bruk

Seseorang membuka pintu itu dengan keras, dan menampakkan sosok perempuan yang membawa barang penuh dikedua tangannya dan terjatuh. Dunk melihat semua hal itu dengan jelas dan ia tau betul siapa perempuan itu. Asistennya, Janhae.

Perempuan itu dengan cepat membereskan kekacauan yang ia buat dan menatap Dunk takut-takut. Dunk yang awalnya diam'pun berjalan untuk membantu Janhae, tapi asistennya itu malah menghentikan pergerakan tangannya dan meminta maaf pada Dunk, sampai bersujud-sujud.

"Maaf, maafkan aku Nong Dunk. Maafkan aku, aku akan mengganti semuanya. Aku akan mengganti barang yang rusak." Mohon Janhae. Dunk yang menerima perlakuan seperti itupun terbelalak kaget, adegan ini...

Bukankah adegan ini terjadi beberapa tahun lalu, disaat Janhae terjatuh karena tak berhati-hati saat membuka pintu ruang rias. Ia tersandung kakinya sendiri saat membuka pintu, menyebabkan pintu terbuka keras dengan tubuh yang jatuh terjungkal kedepan. Membuat barang-barang branded Dunk terjatuh dan ada yang rusak. Dulu, Dunk sangat marah besar dan bahkan hampir menendang Janhae saat melihat beberapa barang brendednya rusak.

Semuanya memang salah Janhae, tapi tingkahnya dulu benar-benar keterlaluan. Para staylish pun hanya melihat kejadian itu dengan mata terbuka, mereka berasumsi bahwa rumor tentang Dunk memang benar, dan dari sini jugalah rumor tentang sikap buruknya semakin menyebar dikalangan stylish.

Dunk menatap Janhae yang kini masih terduduk memohon padanya.

Dunk merasa tak tega dan merasa bersalah, ia memegang bahu Janhae. Lalu, membawanya berdiri. Tapi, gadis itu hanya bisa diam dan sesekali meringis. Dunk melihat pergelangan kaki Janhae. Terdapat luka memar disana, lagi-lagi Dunk meringis dan merasa bersalah.

"Phi Janhae, apa kakimu sakit? Lebih baik kita kedokter." Ucap Dunk, menghentikan ringisan Janhae yang kini menatap Dunk tak percaya. Benarkah ini Dunk orang yang ia kenal- pikir Janhae.

"Phi.."

"Phi Janhae, apa kau tak apa-apa?" Tanya Dunk, yang melihat Janhae yang hànya diam menatapnya termangu. Dunk tau Janhae pasti sangat syok melihat perubahan sikapnya dan Dunk menjadi semakin menyesal. Sejahat itukah dia dulu pada orang-orang terdekatnya.

"K-kakiku.." ucap Janhae kaku.

"Kalau begitu aku akan memberitahu Phuwin nanti kalau Phi terluka dan perlu pengobatan." Ucap Dunk, mendudukkan Janhae disalah satu kursi didekatnya. Lalu, Dunk meminta tolong pada beberapa stylish yang ada disana untuk mengantar Janhae kerumah sakit.

Perbuatan baik Dunk membuat sebagian orang yang ada disana menatapnya. Apakah itu hanya rumor? buktinya kini Dunk terlihat sangat baik didepan mereka. Sangat baik malahan, karena kini Dunklah yang membereskan kekacauan yang dibuat oleh Asistennya itu.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang