SC. 6

428 45 5
                                    

Happy Reading..

.

.

.

.

Hari berganti bulan, 2 bulan lebih Joong dan Dunk menghabiskan waktu untuk syuting series ini.

Dalam jangka waktu itu Dunk dan Joong sering sering terlibat percakapan satu sama lain. Ya, sebesar apapun Dunk memberikan jarak diantara mereka. Tapi, semua itu tak akan berguna disaat Joong menemuinya dan meminta beberapa saran untuk kebaikan syuting mereka. Dunk yang tak ingin terlalu larut dalam perbincangan, kadang mencari alibi untuk melakukan hal lain. Hal itu semakin terlihat jelas disaat syuting mereka mengambil scene-scene terakhir.

Joong merasa Dunk mencoba menjauhinya beberapa kali, tapi Joong tak terlalu mengambil pusing hal itu. Karena, Joong berpikir mungkin saja Dunk agak malu disaat mereka melakukan skin ship apa lagi scene hari ini adalah scene ciuman mereka diatas sofa.

Ya, pikiran Joong memang sangat positif.

Berbeda dari Dunk yang kini tengah mengatur nafasnya disaat ia melihat adegan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

"Ok.. semuanya bersiap, Scene ciuman Sarawat dan Tine diatas sofa akan diambil sekarang. Ini adalah scene terakhir dari series ini." Ucap sutradara itu lalu mengarahkan beberapa kru untuk mengambil posisi dengan Joong dan Dunk yang menjadi tokoh utamanya. Saat bertatapan Dunk sudah mulai tak tenang, jantungnya mulai berdebar lebih cepat dan keras. Disusul dengan wajah mereka yang mulai berdekatan, membawa Dunk pada perasaan takut. Ya, takut jantungnya pecah karena berdebar sangat cepat. Hingga, saat bibir mereka bersentuhan disitulah perasaan berdebar itu hilang. Seperti jantungnya tiba-tiba berhenti berdetak.

Joong menyangga tubuhnya agar tak terlalu tertumpu pada Dunk.

Hingga, saat berdekatan. Joong merasa jantungnya mulai berdebar dengan cepat. Joong bertanya-tanya ada apa dengannya, kenapa jantungnya berdebar sekencang ini. Tapi, setelah ia menatap wajah cantik didepannya. Barulah Joong tau jawabannya, wajah cantik nan tegas Dunk tentu saja menjadi alasan utama penyebab jantungnya berdebar sangat cepat.

Saat bibir mereka bersentuhan pun, Joong mencoba mengendalikan peranannya dan menutup mata. Menikmati Lumatan demi lumayan yang Joong berikan pada bibir Dunk, sangat lembut dan kenyal. Benar-benar seperti sebuah candu baginya.

Para kru yang melihat hal itu berdecak kagum, betapa naturalnya akting mereka. Dunk sudah tidak diragukan lagi, sedangkan Joong? Mereka bertanya-tanya bagaimana Joong bisa senatural itu saat menatap dan mencium Dunk tanpa NG sedikitpun.

"Mph..ckk..hh.." Lumatan yang Joong berikan dibalas oleh Dunk yang kini kembali kekal sehatnya. Ya, mereka sedang syuting. Jangan sampai perasaan pribadinya menghancurkan kerja keras mereka.

Joong semakin memperdalam ciuman mereka. Hingga saat sutradara mengatakan 'Cut' pun Joong masih melumat bibir Dunk.

Dunk yang mendengar teriakan sang sutradara mencoba mendorong Joong. Tapi, dorongan lemah itu sepertinya tak cukup menyadarkan Joong.

"Mphh Joong cu-mhh kuphh.." gumam Dunk disela-sela ciuman mereka. Joong yang mendengar cicitan Dunk dibawahnyapun, tersadar dan menjauh diri dari tubuh Dunk.

"Maaf Phi, aku.."

"Tak apa, aku mengerti. Kau hanya terbawa suasana bukan? Aku tau ini ciuman pertama untukmu di series ini. Kau tenang saja, semakin lama kau juga pasti akan terbiasa." Ucap Dunk memotong perkataan Joong dan mencoba memahaminya, walaupun  dalam keadaan jantung yang berdetak kencang kembali saat melihat wajah Joong begitu dekat dengannya.

Second Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang