°°°
Hari telah berganti. Suara adzan subuh terdengar di telinga adara. Adara pun langsung membuka matanya. Mengingat bahwa hari ini kakaknya akan pergi, Adara langsung bergegas turun dari ranjangnya. ia langsung keluar kamar dan melangkah menuju ke kamar kakaknya.
°°°
Sesampainya di kamar deril, Kamar tersebut terlihat kosong.
"Bang Deril!" Teriak Adara.
Tidak ada jawaban, kamar sangat hening.
"Ck, Bang Deril mana sih! Bang deril! Abang di manaa?!"
Tiba-tiba suara pintu terbuka, Adara pun langsung menoleh ke arah pintu.
"Bik lastri, Ngapain?" Tanya adara.
"Non adara nyariin den deril ya?"
Adara langsung mengangguk. "Iya, bik. Abang di mana? Abang lagi sarapan ya?"
"Den deril udah berangkat, non, dari sebelum subuh tadi."
Adara melotot kaget. "Udah berangkat?!"
"Iya, non. Tadi niatnya den deril mau bangunin non adara buat pamitan, Tapi den deril ga tega mau bangunin non adara. Jadi den deril langsung berangkat deh." Jelas bik Lastri.
Adara menghela nafas berat. ia langsung terlihat lesu.
"Yaudah, non. Bibik cuma mau ngasih tau itu, Bibik mau lanjutin masak dulu ya."
Adara hanya mengangguk. Setelah itu bik lastri pun langsung pergi. Adara langsung duduk di atas ranjang, ia langsung mencoba menghubungi kakaknya. Panggil berdering, Namun tidak di angkat oleh deril.
"Ck, Kok gak di angkat sih!"
Adara terus mencoba menghubungi kakaknya berkali-kali, Namun panggilannya tetap tidak di angkat.
"Lagi di jalan kali ya, Jadi gak sempet angkat telfon." Guman adara mencoba berfikir positif.
°°°
Arhan terlihat masih nyaman tidur terlentang di atas kasur. Tidak lama kemudian tidur arhan mulai terganggu karna ponselnya berdering. Arhan pun langsung mengangkatnya dengan mata yang masih terpejam.
📞: "hallo." Ucap Arhan dengan suara berat.
📞: "morning, arhan. Pasti baru bangun tidur ya?"
Setelah Mendengar suara tersebut, Arhan langsung menatap layar ponselnya, Dan tertera nomor tidak di kenal. Arhan berdecak, ia tau pasti ini oliv. Karna nomor oliv belum di save oleh arhan.
📞: "masih pagi, Ngapain nelfon!" Ucap Arhan.
📞: "em, ntar lo sibuk ga?"
📞: "knapa emang."
📞: "ya kan ini hari Minggu, kalo misal lo ga sibuk, bisa ga hari ini kita jalan-jalan gitu, Ntar biar Gue yang traktir semuanya, Ya itung-itung sebagai tanda terimakasih gue ke lo karna waktu itu lo udah nolongin gue."
📞: "ga bisa." Saut arhan.
📞: "kenapa? Lo sibuk?"
📞: "gue lagi males keluar."
📞: "oh gitu, Yaudah deh ga papa, Tapi next time Kalo ada waktu kit___"
Tut Tut Tut (panggilan berakhir)
Arhan langsung menutup panggilannya, Arhan benar-benar merasa sangat terganggu. Karna ia masih mengantuk, akhirnya arhan pun langsung tidur kembali.
Beberapa detik kemudian ponselnya berdering lagi. Arhan berdecak. suara dering tersebut sangat menggangu tidurnya, Arhan yakin pasti yang menelfon oliv lagi. Arhan pun langsung mengangkatnya dengan mata yang tetap masih terpejam.
📞: "lo bisa liat jam gak sih! Ini masih pagi! Ga usah nelfon-nelfon gue! Ganggu aja!" Ucap arhan penuh emosi.
Deg. Adara mematung ketika mendengar suara arhan yang terdengar sangat emosi.
📞: "sorry, Tadi niatnya gue mau nyuruh lo buat jemput gue, Tapi sekarang ga jadi." Ucap Adara datar.
Arhan langsung membuka matanya. ia kembali menatap layar ponselnya dan menampilkan nama adara, Arhan melotot kaget. ia pun langsung bangun dari tidurnya.
📞: "Ra, maaf tadi__"
Tut Tut Tut (panggilan berakhir)
"Hallo, ra! Ck, Langsung di matiin lagi."
Arhan langsung menelfon adara, Namun panggilannya langsung di tolak. Arhan terus menerus menghubungi adara, Namun selalu adara tolak.
Arhan pun langsung melempar asal Ponselnya di kasur. Arhan meraup kasar wajahnya, Pikiran arhan jadi tidak tenang, Akhirnya arhan pun langsung turun dari ranjang dan bersiap-siap untuk mandi.
10 menit berlalu. Kini arhan sudah terlihat rapi. Setelah itu ia langsung keluar dari kamar Dan bergegas mencari bunda nya.
Ternyata anita sedang mengobrol dengan kania di teras depan rumah. Arhan pun langsung menghampirinya.
"Loh, Mau kemana? Tumben jam segini udah rapi gitu." Tanya Anita.
"Tante gimana sih, Ini kan hari minggu, Pasti arhan mau mingguan sama pacarnya." Ejek kania.
Arhan menghela nafas kasar. "Bun, Arhan izin mau ke rumah adara."
Anita langsung tersenyum semringah. "Kamu Mau ajakin adara main ke sini kan?"
"ya ntar gampang deh, Soalnya kayaknya sekarang adara lagi marah sama aku."
"Marah kenapa?" Tanya anita.
"Ntar aku ceritain, bun. Sekarang aku pamit dulu."
Arhan langsung mencium punggung tangan anita, setelah itu ia pun langsung pergi.
Kania terlihat hanya diam saja setelah tadi arhan menyebut nama adara. Mendengar nama adara, ia jadi teringat dengan seseorang. Rasa dendam nya kembali muncul. Menurutnya adara adalah orang yang benar-benar sudah merusak kebahagiaan nya.
"Kania?" Panggil anita.
Kania langsung tersadar dari lamunan nya, ia pun langsung menoleh ke arah anita.
"Kok malah ngelamun?" Tanya anita.
Kania tersenyum. "Enggk kok, tan. Ga papa, Ohiya, Itu tadi arhan nyebut nama adara, Emang Adara tuh siapa, tan?"
"Adara tuh cewek yang arhan taksir di sekolah."
"Ohya? Tante udah pernah liat anaknya?"
"Udah, Waktu itu Arhan udah pernah ngajak main kesini."
"Anaknya baik ga, tan?"
"Baik kok, Cantik, manis, Sopan lagi, Tante suka. Om bram juga suka."
"Wih, aku jadi penasaran deh."
"Kayaknya ntar arhan bakal ngajakin adara main kesini. Tungguin aja kalo mau kenalan sama gebetannya arhan."
Kania mengangguk. "Iya, tan."
Jujur Kania benar-benar sangat penasaran. Apakah adara yang di maksud itu adalah adiknya deril atau bukan. Dan Kania akan menunggu jika arhan beneran akan mengajaknya ke sini, Agar ia tidak penasaran.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻