BAB IV

642 66 6
                                    

Suara dengkuran terdengar cukup nyating di telinga Atin.

"Kalo kayak gini, bukan gue yang minta di temenin, tapi gue yang nemin dia" kesal Atin karena Gita sudah terlebih dulu tidur bahkan mendengkur, menandakan bahwa dia benar benar nyenyak dan lelap tidurnya.

Kathrina masih sibuk scrol scrol Tiktok atau vt seputar Artis yang bernaung di Melody PH.

Tiba tiba terdengar bunyi handphone dari nakas di sebrang sisi Gita tidur.

Bukan Atin kalau tidak seenaknya angkat telepon tanpa lihat siapa yang punya handphone.

"Halo"

"……"

"Ada nih, tidur di sebelah"

"……"

"Kurang ajar banget lu ya, ngatain gue seenaknya"

Dan seketika di matikan sambuna telepon dari seberang.

"Enak aja gue dikatain cewe Pastachat" (Aplikasi ijo)

Tiba-tiba perhatian Atin beralih ke wajah Gita.

Dari....

Alis…√

Mata…√

Hidung…√

Dan....

Bibir…√

"Sexy juga ini cewek" Batin Atin

Tanpa sadar tangan Atin sudah mendsrst mulus di bibir Gita dan
mengelusnya.

"Gita... Gita Sastro Wardhana" Gumam Atin dengan wajah lekat memandang Sang Artis yang sedang tidur.

Atin bertanya tanya dalam hati, nama Gita seperti tidak asing baginya, handphone yang semula sedang berada di aplikasi tiktok, kini di alihkan ke Crome.

Atin dengan cepat menekan tombol search Profil Gita lengkap dengan segala beritanya.

Namun yang dilihat kebanyakan prestasi Gita selama berkarir.

Tidak menemui Gosip apapun, selain promosi film, iklan atau kebersamaanya bersama fans.

"Oh dia terkenal banget ternyata"
"Wih selama dua puluh sembilan tahin, gak pernah ada kabar pacaran sama siapapun, hebat juga, jangan jangan lesbi kali ya dia"

Tiba tiba dalam lubuk hati Atin ada yang tidak di relakan, jika Gita nanti punya pasangan, padahal dia juga baru kenal dan beremu sama Gita.

Entah setan dari mana, tiba tiba "Cup" Satu kecupan mendarat di Bibir Gita yanh sedang tertidur pulas.

"Paling gak lo gak bakalan rugi ya Git, selama dua puluh sembilan tahun, akhirnya first kiss lo di ambil cewek secantik acu" narsis nya si Atin tiada tandingan.

Daripada ntar dia rugi dapet cowok jelek, kan mendingan gue ya.

"Duh udah ah, ngaco banget sih gue barusan"

Setelah merutuki kebodohanya yang dengan nekat mencium Gita, Atin pun masuk selimut mencoba tidur dan melupakan perbuatanya.

-

-

-

12:00

Siang yang seperti tudak menunjukkan kehadiranya, karena mendung yang menyelimuti kota metropolitan ini.

Sama halnya dengan mendung yang betah berpelukan dengan langit, dua manusia yang sedang tidur pun dengan betah saling menghangatkan satu sama lain lewat suhu tubuh masing-masing

Suasana di luar yang mendung, membuat keduanya tampak tidak terusik dalam jangka panjang.

Sebenarnya Atin sudah bangun sedari tadi, namun tubuhnya seakan ada magnet yang menariknya agar tetap memeluk dan menempel pada tubuh Gita.

Sedangkan Gita yang baru lima belas menit lalu bangun, hanya bisa diam mematung dengan menetralkan debaran jantungnya.

Dia tidak bisa berfikir, otaknya seakan berhenti bekerja, saat terbangun tadi, ada tangan langsing yang memeluknya dengan erat tanpa tahu jika sang Aktris merasakan debaran hebat oada jantungnya.

Jadi demi menjaga situasi, satu satu nya jalan yang di pilih adalah berpura-pura tidur lagi.

"hoaaaammmm" tiba tiba Atin menggeliat dan menyerujan wajahnya yang di depan Gita menjadi searah dengan jantung Gita, bisa dirasakan oleh Atin, bagaimana jantung itu begitu keras didengarnya.

Gita gusar dengan gerakan gerakan Atin yang akan semakin menempel pada dadanya, jadi dengan gerakan cepat karena panik.

"Brwaaaakkkk" satu tepisan tangan Gita membuat seorang Atin yang sedang tidak fokus langsung terjun bebas kebawah lantai dengan suara cukup keras.

"Pantat gueeeeeeeee"

Time Machine (AU Gita - kathrina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang