2

342 288 34
                                    

HALLOW!

SALAM HANGAT UNTUK KALIAN SEMUA!

DIMANAPUN TITIK BUMI YANG KALIAN PIJAK, SEMOGA SELALU DILINDUNGI-NYA.🧸

Vote dulu ya sebelum membaca!

Udah? Oke, semoga suka. Aamiin.

Happy Reading, Bro!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading, Bro!



Mentari pagi perlahan muncul memancarkan cahayanya menggantikan kehadiran sang rembulan. Kicauan burung di pepohonan terdengar bersahutan mengisyaratkan berbagai aktifitas di bumi, dan berbagai kendaraan mulai melalu lalang menambah rasa bising yang sudah terbiasakan di kota Medan ini, kota yang orang-orang sebut dengan kota Multikultural.

Pagi hari ini, kelas XI-2-IPA sedang mendapatkan jam kosong karena guru yang mengajar sedang ada urusan yang mendadak dikantor guru.

Giliran mereka lagi semangat belajar, malah jam kosong. Apalagi itu guru favorite mereka.

Suara bising dari dalam kelas cukup mengganggu. Para siswa saling lempar canda dan tawa satu sama lain, membuat pesawat kertas, melempar bola kertas dari satu meja ke meja lain, tetapi beberapa ada yang memilih untuk tidur. Entah apa yang ada di pikiran guru-guru ketika melihat keadaan kelas mereka saat ini.

"Ra, tumben mereka gak ngajak gosip," bisik Everlita kepada Sahara, teman sebangkunya.

Sahara mengangkat kedua bahunya acuh, matanya fokus memakaikan kutek di jari kanan Everlita.

Plak!

Everlita tiba-tiba memukul pundak murid yang didepannya, membuat orang yang disekitar itu kaget.

"Kaget setan!" kaget Dani, sibencong kelas. Dani begitu dekat dengan mereka, setiap hari ada saja bahan gosip yang dia bawa. Orang seperti Dani ini lah yang tidak munafik jika diajak berteman.

"Tumben lo diem aja, kesambet apa? Duda?" tanya Everlita.

Dani mengusap-ngusap jijik pundaknya seolah menghilangkan bekas jejak sentuhan Everlita, "Gue lagi nonton drakor! hus hus lo ganggu gue aja."

Everlita hanya ber'oh' dan mengangguk mengerti, kemudian melirik gadis yang duduk disamping Dani.

"Sella kenapa?" bisiknya pelan, melihat gadis itu yang sejak tadi belum mengeluarkan suara.

Dani menunjuk Sella, "Dia?"

"Biasa lah, paling ribut lagi sama Joko," ujar Dani. "Lagian mau aja sama tu cowok, udah jelek, motor scoopy, hidung pesek, dekil. Namanya Joko lagi, kayak orang dulu. Gue aja amit-amit liat nya."

Dari Sahara [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang