15

131 107 13
                                    

Semua manusia di bumi, berhak berharap pada cinta, kan?

Walaupun tidak tau pasti, kapan perasaan itu akan terbalaskan.

Walaupun tidak tau pasti, kapan perasaan itu akan terbalaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading, Bro!




Suasana kelas 11-IPA-2 begitu hening. Hanya terdengar suara mesin AC, langkah-langkah kaki si guru yang bolak-balik ke depan dan ke belakang kelas, dan juga terdengar suara gesekan pulpen dengan kertas karena murid-murid tampaknya sedang fokus mengerjakan ujian ulangan yang diberikan oleh si guru di papan tulis.

Sahara yang sejak tadi sudah selesai mengerjakan ujian pun merasa bosan. Ia menoleh ke samping melihat Everlita tampak sibuk memeriksa kembali ujiannya.

Kelas terasa begitu tenang dan tak bersuara. Dari tempat duduknya di barisan ketiga, sesekali Sahara berpaling ke belakang untuk melihat apa sesungguhnya yang tengah dikerjakan oleh teman-teman sekelasnya yang lain. Maklum, kebanyakan murid-murid laki-laki yang duduk di barisan belakang terkenal ribut, malas dan kadang menjadi murid-murid yang hiperaktif.

Sahara sedikit mendongak mengintip, setelah mendengar gumaman Dani.

"Cap cip cup, kembang kuncup, yang mana yang bener. A," gumam Dani.

"C, aja deh, kasihan belum di pilih," lanjut Dani, melingkari jawaban ujian.

Bel istirahat telah berbunyi, Sahara mengumpulkan kertas ujiannya, setelah mendapatkan izin keluar untuk istirahat, Sahara langsung menyusuri koridor sendirian, menghilang rasa bosan. Ia berdiri di depan pintu GOR SMANSA, memperhatikan pemain nomor punggung 08, yang sedang bermain basket sendirian dengan tenang.

Pandangan mereka bertemu, Zacky tersenyum dan menghampiri Sahara sembari dribbling bola basket yang di tangannya.

"Hai Ra," sapa Zacky.

Sahara membalas senyum dan mengedarkan pandangannya. "Hai kak, sendirian aja?"

"Nggak, kan ada lo."

"Mau basket bareng?" tanya Zacky.

Sahara menggeleng. "Aku gak bisa main basket kak."

Zacky sedikit membungkuk, menyetarakan tinggi Sahara, yang se-dadanya. "Kan ada gue."

"Ayo." Zacky menggenggam tangan Sahara untuk masuk.

"Coba lo dribble dulu." Zacky menyerahkan bola basket dan diterima baik oleh gadis itu.

Zacky tertawa melihat Sahara yang terlihat kaku saat melempar bola basket dengan asal ke dalam ring. Lihat saja tidak ada satupun bola yang dilempar berhasil masuk ke dalam ring. Sepertinya Sahara tidak bisa bermain dan belum pernah menyentuh bola basket sebelumnya, setelah dilihat bagaimana Sahara yang dengan asal-asalan memasukkan bola basket ke dalam ring

Dari Sahara [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang