9

295 265 20
                                    

Happy Reading, Bro!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading, Bro!



Matahari pagi ini begitu cerah menyambut hari yang baru. Burung berkicau dengan merdunya. Angin sepoi-sepoi menyempurnakan suasana pagi, daun berembun dan berguguran, serta hijau menawan pohon-pohon yang menghiasi sudut jalanan.

Senyum bahagia Sahara tak lepas, memeluk ayahnya erat dari belakang boncengan. Di antar oleh ayah ke sekolah adalah momen terbaik bagi seorang anak, tidak perduli sudah sedewasa apa umur si anak.

"Ayah, perempuan paling cantik di dunia ini siapa?" tanya Sahara sedikit teriak, bersamaan udara pagi itu.

"Menurut ayah perempuan paling cantik itu ada dua orang, nak," ujar Perik.

Sahara menekuk bibirnya. "Terus aku gak cantik, ya?"

"Kamu cantiknya nomor dua."

Sahara meletakkan dagunya di pundak ayahnya. "Yang pertama siapa?"

"Ibu kamu," ujar Perik tersenyum mengingat almarhum istrinya yang berwajah manis dan lembut.

Meskipun hidup ini terkadang berat, jika masih ada ayah, semua akan baik-baik saja. Karna ayah adalah versi terbaik dari bentuk cinta yang pernah ada. Walaupun terkadang menyebalkan, dan sering tidak satu pendapat pemikiran dengan kita, tapi jauh dari lubuk hati seorang ayah, dia sangat mencintai anaknya.

---Sehat dan bahagia selalu, untuk anak yang kehilangan ayahnya, ataupun tidak mendapatkan peran sosok ayah.

Motor mio hitam yang dikendarai Perik berhenti di depan pagar sekolah, ia melihat tulisan besar dan tebal, 'SMANSA MEDAN' , di gedung putih yang berdiri kokoh.

Sahara turun dari motor dan berdiri di hadapan ayahnya. "Terima kasih sudah mengantar tuan putri ke sekolah."

"Sama-sama nyonya," balas Perik tertawa bersama dengan Sahara.

"Belajar yang rajin biar jadi orang." Perik menasihati, mengelus rambut panjang Sahara.

Gadis yang berpita pink itu mengangguk dan mengangkat tangannya memberi hormat. "Siap, bos."

Zacky yang baru memarkirkan motornya, berlari kecil menghampiri mereka.

"Pagi om," sapa Zacky menyalami tangan Perik.

Mata Perik menyipit, untuk mengingatkan wajah yang tidak familiar di matanya. "Kamu bukannya yang di rumah saya kemarin, ya?"

Zacky mengangguk dan tersenyum. "Iya om, saya Zacky."

Perik melihat penampilan Zacky yang rapi dan kulitnya putih bersih, sudah pasti di yakini anak laki-laki ini berasal dari keluarga kaya.

"Kamu sekolah di sini juga? sama kayak anak om dong," ujar Perik melihat Zacky memakai baju batik khas SMANSA.

Dari Sahara [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang